TAKDIR CINTA
Ceritera
ini fiksi, kalau ada kesamaan nama, tempat dan lainnya dibuat hanya kebetulan,
entri ini sambungan dari entri 19
Oleh: Ramli Nawawi
20. CITRA CINTA
Seminggu sudah berlalu Ali disibukkan
menempuh ujian ulangan umum semua mata
pelajaran yang telah diterima selama
enam bulan semestran pertama. Ulangan umum selama seminggu dengan setiap hari
menghadapi materi soal-soal dua mata pelajaran yang dijadwalkan, telah membuat
Ali terkonsentrasi untuk segera ingin tahu hasilnya. Kalau dari hasil jawab
ulang yang dilakukan Ali dari soal-soal ulangan yang diceknya dengan catatan
yang pernah diterimanya, hasilnya menurut Ali semuanya umumnya baik, kecuali
untuk mata pelajaran bahasa Inggris, Ali merasakan ada kekurangannya.
Di minggu ketiga ini Ali dan juga
kawan sekolahnya sama–sama santai di rumah kost masing-masing menunggu penyerahan
buku raport hasil ulangan umum yang
telah mereka lakukan.
Baru dua hari Ali santai di rumah
kostnya, pagi hari ketiga ada tamu kawan
sekelas Ali datang menemuinya. Ali diajak ke sekolah untuk menghadiri rapat
Pegurus OSIS. Dalam rapat yang berlangsung hari itu, Ali dimintai pendapat oleh Ketua OSIS menanggapi
ada usulan beberapa anggota pengurus OSIS lainnya tentang keinginan
melakukan kunjungan persahabatan ke Sekolah Guru di Banjarmasin.
“Aku mendukung
saja”, bilang Ali pendek.
Dukungan Ali ini
ternyata diikuti oleh semua anggota pengurus OSIS lainya Karena itu Ketua
Pengurus OSIS di sekolahannya memutuskan
akan berangkat melakukan kunjungan persahabatan tersebut pada hari Ahad
minggu depan, persis di awal bulan depan ini. Ali sadar kalau hari Minggu depan
ini ia ada janji dengan Ana akan memenuhi permintaan Ana untuk menemuinya.
Sehabis rapat
masing-masing anggota pengurus OSIS mendapat bagian tugas yang harus diurus dan
dipersiapkan untuk kelancaran kunjungan persahabatan tersebut. Sebenarnya Ali
sehabis rapat nanti berencara menemui Ketua OSIS untuk minta izin tidak akan
ikut dalam perjalanana wisata ini. Tetapi keinginnannya itu terpaksa
dibatalkannya karena Ali mendapat tugas untuk menyiapkan beberapa siswa yang
bisa mengisi acara kesenian pada malam pertemuan dengan siswa-siswi sekolah
yang dikunjungi nanti.
Rapat yang
dilaksanakan hari Selasa itu kemudian membuat Ali pada malamnya bergegas
membuat surat untuk Ana bahwa ia terpaksa tidak bisa datang menemuinya.
”Ana sayangku,
aku harap you tidak marah ya kalau aku terpaksa banget tidak bisa memenuhi
janjiku sesuai permintaan you bulan lalu”, bunyi kalimat pertama surat Ali.
Surat yang
diposkan Ali pada pagi Rabu itu sudah ada
di meja belajar Ana yang ada di kamarnya, ketika Ana pulang mengajar
pada hari Jumat siang.
”Nanti hari
Sabtu ini sekolah mengadakan kunjungan persahabatan ke Sekolah Guru di
Banjaramasin, sebenarnya aku sudah berencana minta izin untuk tidak ikut, tapi
Ketua OSIS minta aku menyiapkan siswa-siswi yang akan mengisi acara malam
kesenian yang akan diadakan malam Minggu itu”, jelas bunyi surat Ali.
”Resiko ya Li
jadi Ketua Seksi Kesenian”, gumam Ana menanggapi bunyi surat Ali.
”Na, rombongan
pulang rencana pada pagi Senin karena pada hari Minggunya ada pertandingan
Persahabatan basket dan voly”, sambung surat Ali.
”Ngga apa-apa Li,
tapi nggak lingkit dengan siswi yang kau pilih untuk nyanyi atau deklamasi itu
kan”, gumam Ana menghawatirkan.
”Ana sayang
cukup yaaa, aku pasti segera datang
sehabis kembali di Barabai nanti, kan Senin nanti you sudah libur mengajar juga kan?, ”Dari yang mencintai you ”. Tanda tangan –
Ali”, tulis Ali menutup suratnya..
”Aku ngerti Li,
dan you sudah memberi tahu, aku sudah bangga, dan tetap selalu mencintai you
Li”, gumam Ana sambil melipat surat Ali dan memasukkan ke amplopnya.
Ketika Ana
keluar kamar berjalan menuju tempat wudhu untuk melaksanakan shalat Zuhur, ia
berpapasan dengan ibunya yang keluar dari ruang bagian dapur.
”Ada tadi Na
surat kuletakkan di meja di kamarmu”, sapa ibunya Ana.
”Sudah saya baca
ma”, sahut Ana pendek.
Ibunya Ana tidak
tanya lagi tentang surat itu, dan Ana juga langsung menuju tempat wudhu.
Selesai shalat Ana keluar kamarnya
maksud menemui ibunya. Ketika Ana
melihat ibunya sudah duduk menghadapi meja makan, tanpa mendengar ada
ajakan ibunya untuk makan Ana langsung saja duduk berhadapan dengan ibunya.
Sementara ibunya Ana sudah mulai menyenduk nasi ke piringnya.
”Ana sudah agak
lapar ni ma”, cetus Ana sambil mulai menyenduk nasi ke piringnya.
“Ya
makan nya jangan lupa Bismillah”, diingatkan ibunya.
“Ya
ma”, jawab Ana pendek.
Walau
ibunya Ana tahu kalau surat yang datang itu dari Ali, tapi sudah biasa ibunya Ana tidak ingin tahu apa isi surat
dari Ali tersebut. Kecuali Ana yang bilang biasanya kepada ibunya, bahwa Ali
bilang dalam suratnya kalu ia baik-baik saja.
Dalam
kesempatan makan bersama ibunya ini, Ana bilang kalau hari Sabtu nanti hari
belajar terakhir, mulai Ahad dan seterusnya akan libur panjang bersamaan dengan
libur bulan puasa Ramadhan.
“Kalau
gitu nanti kamu yang banyak kerja bersama ibu siapin macam-macam
selama
bulan puasa”, ujar ibunya.
“Siap ma, dan
nih habis makan mama istirahat aja, Ana beresan ma”, tanggap Ana.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar