Minggu, 20 Juni 2010

Memaknai Suatu Musibah

Oleh: Ramli Nawawi

Sahabat seiman.
Kita bangsa Indonesia umumnya, akhir-akhir ini tak henti-hentinya mendengar terjadinya berbagai musibah yang menimpa sebagian dari saudara-saudara kita sebangsa. Peristiwa terjadinya gempa bumi di negeri ini seperti sambung menyambung menimpa berbagai daerah dari barat ke timur di berbgai pulau di negeri ini. Demikian pula banjir terjadi di mana-mana, tanah longsor yang menimbun dan meruntuhkan rumah-rumah penduduk juga terjadi di berbagai daerah . Kebakaran yang menghanguskan bangunan-bangunan dan rumah-rumah penduduk. Angin puting beliung yang memporak-porandakan kediaman penduduk. Banyaknya kecelakaan kenderaan yang merenggut nyawa dan luka-luka. Berbagai penyakit yang yang tumbuh atau diderita warga bangsa ini, atau berbagai kejadian yang mengganggu ke tenteraman hidup ini, semua itu tergolong musibah

Sebagai saudara sebangsa, ketika terjadi suatu musibah, kita juga selalu menyampaikan rasa belasungkawa yang dalam, serta berdoa untuk mereka yang kena musibah, yang meninggal baik yang ditemukan maupun yang hilang semoga Allah hapus dosa-dosanya dan diterima di sisi-Nya. Sedangkan yang ditinggalkan semoga kehidupan ke depan lebih baik, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sahabat seiman,
Umat manusia umunya menyebut semua peristiwa kerusakan alam itu sebagai musibah, karena manakala kejadian tersebut berlangsung terjadi berbagai penderitaan mereka yang terkait dengan peristiwa tersebut, apalagi bila dalam peristiwa itu sampai ada yang merenggut jiwa.

Mengapa peristiwa itu terjadi, begitulah Allah menciptakan segala sesuatu di bumi dan bahkan di jagat raya ini tidak ada yang kekal, dan segala yang baharu, yang tidak kekal akan selalu berubah, dan bahkan akan hancur.


و لله غيب السموت والارض * وما امرالساعة الا كلمح البصر *
او هو اقرب * ان الله علئ كل شئ قدير *

“Dan kepunyaan Allah lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (An Nahal, 77).

Sahabat seiman,
Berbagai kejadian yang bersumber di bumi seperti pergerakan, pergeseran, pertubrukan lapisan bumi, persemburan lumpur atau lava panas dari bumi, dan berbagai kejadian lainnya dari unsur-unsur bumi, bisa menjadi musibah bagi manusia penghuninya karena dapat merugikan dan bahkan membinasakan mereka.

Tapi ketahuilah bahwa setiap peristiwa yang menakutkan yang berlangsung atas kehendak Allah tersebut, adalah merupakan ujian dan cobaan kepada manusia. Karena dengan adanya ujian dan sekaligus cobaan terhadap manusia tersebut, akan dibedakan ada orang-orang yang ingat kepada Allah dan langsung memohon pertolongan-Nya, dan ada pula orang-orang lupa kepada Allah dan bahkan meminta pertolongan kepada yang lain dari Allah.

Kejadian musibah bahkan sebagai tanda Allah masih sayang kepada mereka yang sudah mulai meninggalkan Allah sebagai satu-satunya Tuhan pemilik alam semesta ini. Dan ketika musibah menimpa mereka lalu mereka istigfar dan sadar kalau kita adalah milik Allah. Mereka yang ketika mendapat musibah, kemudian mengucap Inna Lillahi wa Inna Ilaihi rajiun, mereka itu adalah orang-orang yang mendapatkan redha Allah.

Dan mereka yang mendapatkan redha Allah pada akhir hayatnya ganjarannya adalah surga. Tapi bagi mereka yang ketika mendapat musibah lupa kepada pertolongan Allah, maka ia termasuk orang-orang yang mendapat murka Allah.

ولنبلونكم بشئ من الخوف والجوع ونقص من الاموال والانفس والثمرات
وبشر الصبرين * الدين ادا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه رجيعون *
اولئك عليهم صلوت من ربهم ورحمة واولئك هم المهتد ون*

“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sesuatu ketakutan, dan kelaparan dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berilah khabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah,mereka berkata: Innaalillahi wainnaa ilaihi raajiuun (Sesungguhnya kami ini milik Allah dan kepadaNyalah kami kembali. Merekalah yang mendapat karunia dari Tuhan mereka dan mendapat rahmat, dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Al Baqarah: 155-157).

Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah, bersabda:

ان عظم الجزاء مع عظم البلاء * وان الله تعالى ادا احب قوما ابتلاهم *
فمن رضي فله الرض * ومن سخط فله السخط *

“Sesungguhnya besar kecilnya pahala seseorang tergantung dari besar kecilnya cobaan. Dan kalau Allah sayang pada salah satu kaum, ia senantiasa akan mengirim cobaan. Maka barang siapa rela menerima cobaan itu, berarti ia mendapatkan ridha Allah. Tetapi barang siapa yang marah karena mendapat cobaan, berarti ia akan mendapatkan murka Allah”.

Demikian musibah merupakan cobaan dan peringatan bagi suatu kaum, Dari adanya cobaan itu manusia terbagi atas dua kelompok, yakni kelompok yang beristiqfar kepada Allah, dan lainnya kelompok yang marah dan lupa kepada pertolongan Allah.

Sahabat seiman,
Musibah akan terjadi bisa karena olah perbuatan manusia yang serakah terhadap alam sehingga keseimbangan alam terganggu (penebangan hutan: penyebab banjir, penggalian: berakibat terjadi longsor, kecerobohan: berakibat kebakaran, terjadinya polusi: berakibat tanaman rusak, dlsbnya).

Musibah juga terjadi sebagai tanda bahwa bumi sebagai ciptaan Allah suatu yang senantiasa berubah dan bergerak kearah kehancurannya. Karena bumi ini dan semua ciptaan Allah lainnya akan hancur, sebagaimana yang digambarkan Allah dalam Surah: Al Zilzal: 1-6.

ادا زلزلت الارض زلزالها * واخرجت الارض اثقالها * وقال الانسان مالها * يومئد تحدث اخبارها * بان ربك اوحى لها *

“Apabila bumi sudah digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat, dan bumi mengeluarkan tanggungan-tanggungan beratnya, dan manusia bertanya ada apa dengan bumi, pada hari itu bumi menceritakan berita-beritanya, sebab sesungguhnya Tuhan-mu telah memerintahkannya kepadanya (bumi)”. (Surah Al Zilzal 1-6).

Sahabat seiman,
Kita hidup selalu berhadapan dengan musibah. Allah di samping akan menguji makhluknya ini, juga mengingatkan bahwa musibah bisa terjadi di manapun (di darat, di laut, di udara), dan setiap manusia sesuai dengan yang ditetapkan Allah akan bertemu dengan musibah yang tak bisa dihindari.

ولو يوء اخد الله النا س بظلمهم ما ترك عليها من دابة ولكن يوءخرهم الى
اجل مسمى * فاءدا جاء اجلهم لايستاءخرون ساعة ولا يستقد مون *

“Jika Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari sesuatu makhluk yang melata. Tetapi Allah menangguhkan mereka sampai pada waktu yang ditentukan, maka apabila telah tiba waktu tersebut, mereka tidak dapat mengundurkan barang sesaatpun, dan tidak pula dapat mendahulukannya”. (An Nahal: 61).

Sahabat seiman,
Manusia sangat sedikit mempunyai ilmu tentang musibah. Sebagian besar merupakan rahasia Allah. Manusia seyogianyalah selalu siap dengan bekal amal dan ikhlas menghadapi musibah. Di samping selalu berdoa kepada Allah di setiap selesai shalat 5 waktu, dengan banyak mengucap: Salamun kaulam mir Rabbir Rahim, kita mohon selalu adanya Ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu mendapat redha Allah SWT. Amiin. (HRN).

(HRN: Maaf naskah ini jangan di copy ke blog lain).

Wisma Bandar Lampung