Jumat, 27 Februari 2015

DO'A KAMI HAMBA MU ALLAH



DO’A KAMI HAMBA MU YA ALLAH

Oleh; Ramli Nawawi

Ya, Allah, dari Rasul Mu Muhammad dan dari Al Qur’an yang Engkau turunkan, kami tahu bahwa Engkau ciptakan kami datang ke bumi Mu ini dalam keadaan suci tanpa dosa. Tapi kami lemah ya Allah, karena itu lindungi kami ya Allah dari Syaitan yang memperdaya, ampuni ya Allah dosa kami.

Ya, Allah, kami sadar bahwa kami disuruh memilih untuk menjadi penghuni Surga yang Engkau ciptakan bagi mereka yang bersujud kepada Mu, atau menjadi penghuni Neraka bagi mereka yang melalaikan ibadah kepada Mu. Karena itu berilah kepada kami kekuatan dan selalu ingat  untuk selalu bersujud kepada Mu.

Ya, Allah, kami tahu akan sifat Mu yang rahman dan rahim, yang telah memberikan kenikmatan hidup, kebahagiaan dengan rezki yang Engkau berikan, dan segala macam kenikmatan lainnya yang Engkau berikan kepada  setiap umat manusia di bumi milik Mu ini. Karena itu kami meyakini bahwa diri kami tergadai kepada Mu. Berilah kami kemampuan menebus diri kami dengan ibadah seperti yang Engkau tuntut, agar kami tidak terlempar ke dalam jahannam Mu yang Engkau ciptakan.

Ya, Allah, berilah kami keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, serta lindungilah kami dari musibah karena perbuatan zalim hamba-hamba Mu.

Ya, Allah, perkenankanlah do’a kami.  (HRN).

AWAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA



AWAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Disusun oleh: Ramli Nawawi

Peristiwa penyerangan Markas Tentara Jepang di Kotabaru oleh massa rakyat Yogyakarta untuk merebut senjata dari tangan tentara Jepang, merupakan peristiwa pertama di Yogyakarat dalam usaha rakyat menegakkan dan mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 yang menelan  korban sejumlah kusuma bangsa. Setelah peristiwa tersebut, dengan telah berhasil ditawannya tentara Jepang maka kekuasaan telah berada di tangan rakyat Yogyakarta. Selanjutnya tokoh-tokoh rakyat di Yogyakarta mulai membentuk lembaga-lembaga  sebagaimana diinstruksikan Pemerintah Pusat, ketika itu Yogyakarta sudah berstatus sebagai daerah istimewa

Status  sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta telah diakui oleh Pemerintah Pusat sejak 6 September 1945, hal ini berkaitan dengan adanya sambutan  Sultan Hamengku Buwono IX tanggal 20 Agustus 1945 yang mendukung Proklamasi  17 Agustus 1945, dan kemudian dipertegas lagi dengan dikeluarkannya amanat masing-masing oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX  dan oleh Sri Paku Alam VIII pada tanggal 5 September 1945 yang berisi antara lain Kesunanan Ngayogyakarta dan Paku Alaman menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia.

Langkah selanjutnya adalah dilakukannya pembentukan dan pemberdayaan Komite Nasional Daerah (KNID) Yogyakarta. Kalau dulu bulan pertama sesudah proklamasi dalam rangka menjaga ketertiban dan kesatuan tindakan, pemerintah di Yogyakarta dijalankan oleh KNI Daerah bersama dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII, maka lembaga ini kemudian mengangkat anggotanya sebanyak 87 orang. Sebagai penasihat tercatat BPH Puruboyo, Ki Bagus Hadikusomo dan Dr. Soekiman, sedangkan untuk ketua dijabat oleh Moh. Saleh. Badan yang berkantor di Hooko Kai  Jalan KHA Dahlan ini kemudian mengatur langkah-langkah untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan di samping untuk menyalurkan dan memperjuangkan keinginan rakyat.

Namun perjuangan melawan penjajahan terhadap bangsa dan negara ini tidak berakhir sampai dengan lepasnya bangsa Indonesia dari cengkeraman bangsa Jepang. Datangnya Belanda untuk berkuasa kembali di Indonesia membawa bangsa ini kemudian memasuki masa-masa perjuangan untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tersebut. Tidak terhitung korban jiwa, raga dan harta benda rakyat Indonesia sehingga kemudian bangsa ini menndapatkan pengakuan dunia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Demikian kita kenang dan kita hargai pengorbanan mereka sebagai putra-putri bangsa yang mewariskan kemerdekaan tanah air ini kepada kita kini, hingga kepada anak cucu kita kemudian. Semoga amal dan pengorbanan mereka diterima dan mendapat ganjaran yang berlipat pada sisi Allah Subhanahu wa Taala. Amiin. (HRN).