SEKITAR TENTANG TERBENTUKNYA KELASKARAN
DI YOGYAKARTA
Oleh: Ramli Nawawi
Cikal bakal organisasi kemiliteran di Yogyakarta adalah dari sebuah
organisasi pemuda yang lahir segera setelah berita Proklamasi Kemerdekan
diterima di daerah ini. Sementara
Berita Proklamasi
Kemerdekaan yang disiarkan Kantor
Berita Domei Jakarta dapat diterima Kantor Berita Domei Cabang Yogyakarta pukul
12.00 siang tanggal 17 Agustus 1945 itu juga. Berita ini memang kemudian
dirahasiakan oleh Jepang, tetapi sudah terlanjur diketahui oleh pegawai-pegawai
kantor tersebut.
Organisasi yang lahir menyambut Proklamasi
Kemerdekaan tersebut bernama Barisan (Badan) Penjaga Umum (BPU). Organisasi
pemuda ini dipimpin oleh 3 orang, yakni Umar Slamet bekas Cudanco Bantul, S.
Parman seorang anggota Kempeitai Jepang, dan Sudharto yang memimpin para pemuda
pelajar Yogyakarta. Mereka yang bergerak dalam BPU ini umumnya terdiri dari
para pelajar Sekolah Menengah, seangkan stafnya para perwira PETA (Pembela
Tanah Air), serta bintaranya terdiri dari
para Kempeitai. Organisasi ini merupakan organisasi rahasia dan gerakannya
bersifat illegal. Dalam usahanya organisasi ini telah berhasil
mengumpulkan senjata yang berasal dari
tentara Jepang.sebanyak 16 pucuk karabijn dan beberapa geranat tangan sebagai
modal perjuangan bersenjata selanjutnya..
Sedangkan organisasi kemiliteran yang resmi lahir
berdasarkan penetapan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah BKR (Badan
Keamanan Rakyat). Pembentukan BKR Yogyakarta ini berlangsung seminggu setelah
Proklamasi Kemerdekaan, yakni segera setelah Pidato Presiden Soekarno tanggal
23 Agustus 1945 yang menganjurkan agar
perajurit-perajurit bekas PETA, Heiho dan Pelaut beserta para pemuda lainnya
untuk masuk dalam Badan Keamanan Rakyat.
Sementara itu menyadari bahwa kemerdekaan yang
baru diproklamasikan tersebut perlu ditegakkan dan dipertahankan, maka
masyarakat Yogyakarta yang tidak tergabung
dalam BKR membentuk kelaskaran-kelaskaran lain. Organisasi kelaskaran
tersebut seperti BPRI (Badan Pemberontak
Rakyat Indonesia) yang bermarkas di Jalan Gondomanan 13 Yogyakarta, DPRI (Dewan
Perjuangan Rakyat Indonesia) yang bermarkas di Jalan Ngabean 4 Yogyakarta,
serta GL (Gabungan Laskar) yang bermarkas di Jalan Gondomanan 17 Yogyakarta.
Tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah Republik
Indonesia mengeluarkan Maklumat
pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang anggota-anggota intinya
barasal dari BKR. Karena itu TKR berarti merupakan perkembangan lebih lanjut
dari BKR. Selanjutnya di Yogyakarta atas perintah Sultan Hamengku Buwono IX dan
Paku Alam VIII dibentuk Laskar Rakyat (LR) untuk membantu TKR melalui Maklumat
No. 5 DIY tanggal 26-10-1945.
Dalam perkembangan selanjutnya TKR (Tentara
Keamanan Rakyat) kemudian dirubah menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada
tanggal 3 Juni 1947. (HRN).