Rabu, 31 Desember 2014

KEGUNCANGAN



KEGUNCANGAN

(AZ-ZALZALAH)

Apabila bumi sudah diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat).
Dan bumi mengeluarkan tanggungan-tanggungannya (orang-orang mati yang ada di dalamnya).
Dan manusia bertanya, ada apakah ia (bumi ini)?.
Pada hari itu bumi menceritakan berita-beritanya.
Sebab sesungguhnya Tuhan mu telah memerintahkan kepadanya.
Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dengan beraneka macam, untuk diperlihatkan amal mereka.
Barang siapa berbuat kebaikan seberat benda terkecil pun, maka dia akan melihat (balasan) nya.
Dan barang siapa yang berbuat keburukan seberat benda terkecil pun, maka dia akan melihatnya..(Al-Qur’an)

Senin, 29 Desember 2014

SEKITAR TENTANG TERBENTUKNYA KELASKARAN DI YOGYAKARTA



SEKITAR TENTANG TERBENTUKNYA KELASKARAN
DI YOGYAKARTA

Oleh: Ramli Nawawi

Cikal bakal organisasi kemiliteran di Yogyakarta adalah dari sebuah organisasi pemuda yang lahir segera setelah berita Proklamasi Kemerdekan diterima di daerah ini. Sementara
Berita Proklamasi  Kemerdekaan  yang disiarkan Kantor Berita Domei Jakarta dapat diterima Kantor Berita Domei Cabang Yogyakarta pukul 12.00 siang tanggal 17 Agustus 1945 itu juga. Berita ini memang kemudian dirahasiakan oleh Jepang, tetapi sudah terlanjur diketahui oleh pegawai-pegawai kantor tersebut.

Organisasi yang lahir menyambut Proklamasi Kemerdekaan tersebut bernama Barisan (Badan) Penjaga Umum (BPU). Organisasi pemuda ini dipimpin oleh 3 orang, yakni Umar Slamet bekas Cudanco Bantul, S. Parman seorang anggota Kempeitai Jepang, dan Sudharto yang memimpin para pemuda pelajar Yogyakarta. Mereka yang bergerak dalam BPU ini umumnya terdiri dari para pelajar Sekolah Menengah, seangkan stafnya para perwira PETA (Pembela Tanah Air), serta bintaranya  terdiri dari para Kempeitai. Organisasi ini merupakan organisasi rahasia dan gerakannya bersifat illegal. Dalam usahanya organisasi ini telah berhasil mengumpulkan  senjata yang berasal dari tentara Jepang.sebanyak 16 pucuk karabijn dan beberapa geranat tangan sebagai modal perjuangan bersenjata selanjutnya..

Sedangkan organisasi kemiliteran yang resmi lahir berdasarkan penetapan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah BKR (Badan Keamanan Rakyat). Pembentukan BKR Yogyakarta ini berlangsung seminggu setelah Proklamasi Kemerdekaan, yakni segera setelah Pidato Presiden Soekarno tanggal 23 Agustus 1945  yang menganjurkan agar perajurit-perajurit bekas PETA, Heiho dan Pelaut beserta para pemuda lainnya untuk masuk dalam Badan Keamanan Rakyat.

Sementara itu menyadari bahwa kemerdekaan yang baru diproklamasikan tersebut perlu ditegakkan dan dipertahankan, maka masyarakat Yogyakarta yang tidak tergabung  dalam BKR membentuk kelaskaran-kelaskaran lain. Organisasi kelaskaran tersebut  seperti BPRI (Badan Pemberontak Rakyat Indonesia) yang bermarkas di Jalan Gondomanan 13 Yogyakarta, DPRI (Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia) yang bermarkas di Jalan Ngabean 4 Yogyakarta, serta GL (Gabungan Laskar) yang bermarkas di Jalan Gondomanan 17 Yogyakarta.

Tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Maklumat  pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang anggota-anggota intinya barasal dari BKR. Karena itu TKR berarti merupakan perkembangan lebih lanjut dari BKR. Selanjutnya di Yogyakarta atas perintah Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII dibentuk Laskar Rakyat (LR) untuk membantu TKR melalui Maklumat No. 5 DIY tanggal 26-10-1945.

Dalam perkembangan selanjutnya TKR (Tentara Keamanan Rakyat) kemudian dirubah menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada tanggal 3 Juni 1947. (HRN).      

Kamis, 27 November 2014

GERAKAN BARATIB BAAMAL



BARATIB BA AMAL

Disusun: Ramli Nawawi

Dalam Perang Banjar (Kalimantan Selatan) terdapat dua tahap aksi perlawanan rakyar Banjar terhadap kolonialisme Belanda. Secara keseluruan Perang Banjar itu berlangsung sejak tahun 1859-1905. Tetapi selama jangka waktu tersebut dapat dibagi atas dua tahap perlawanan, yaitu: 1859-1863 sebagai aksi ofensif, dan 1863-1905 sebagai aksi defensif. Gerakan Baratib Baamal termasuk tahap perlawanan aksi defensif yang merupakan satu dari episode-episode konflik bersenjata antara rakyat Banjar dengan kekuatan kolonial Belanda.

Dalam Gerakan Baratib Baamal tampak adanya penampilan kembali sentimen keagamaan yang kuat sekali dengan mengadakan upacara religi-mistik di dalam usahanya untuk membangkitkan dan mengobarkan kembali semangat dan kegairahan perang. Moral perjuangan yang nampaknya sedang menurun di lingkungan rakyat Banjar berhasil ditingkatkan kembali di dalam suatu pergerakan keagamaan sehingga melahirkan aksi-aksi ofensif baru di beberapa daerah dan penuh fanatisme keagamaan.

Dalam Perang Banjar dapat disatukan kekuatan yang diorganisir oleh elite sekular tradisional. Berhasil pula digerakkan kekuatan dibawah pimpinan elite religius sehubungan situasinya menjadi hangat kembali setelah ofensif menurun. Kekuatan masa rakyat yang membentuk kekuatan ofensif baru dibawah pimpinan elite religius ini dikenal dengan sebutan ”Baratib Baamal”
.
Secara etimologis Baratib Baamal itu terdapat dua pengertian kata, baratib yang berarti berzikir dengan menyebut: ”La ilaha illallah” berulang-ulang dengan jumlah yang sudah ditentukan, umpama dengan jumlah 70.000  kali. Sedangkan baamal artinya berbuat baik dengan melakukan amal perbuatan ibadah kepada Tuhan.
Baratib Baamal ialah memuji-muji Tuhan sambil memohon sesuatu, umpama mohon panjang umur, banyak rezeki atau memohon keselamatan. Adalah logis dalam menghadapi ancaman Belanda tersebut diperlukan moral dan kepercayaan atas kekuatan yang ada, yaitu kekebalan. Gerakan ini bersifat keagamaan, karena itu pimpinannya adalah seorang ”tuan guru’ atau ulama yang berpengaruh atau tokoh elite religius.

Praktek yang dilakukan oleh gerakan ini sebagai berikut: Para jamaah atau pengikut zikir tersebut, yaitu kaum muslimin, mula-mula berkumpul di langgar atau masjid dan dengan pimpinan seorang tuan guru, mereka berzikir dengan mengucap ”La ilaha illallah” (tidak ada Tuhan melainkan Allah) sebanyak sebelas kali, masing-masing dengan dilengkapi dengan pujian-pujian dan permohonan-permohonan.

Pujian-pujian itu antara lain bahwa Muhammad hamba Allah, Muhammad aulia Allah, Muhammad rasul Allah, Muhammad sifat Ullah, La ilaha illallah maujud Allah, dll
. Sedangkan permintaan-permintaan antara lain seperti: rezeki minta dimurahkan, bahaya minta dijauhkan, umur minta dipanjangkan, iman minta ditetapkan, dll.

Praktik berzikir berlangsung lama. Mereka seolah-olah lupa diri, tenggelam dalam rasa keasyikan agama yang tiada bandingnya. Pujian-pujian itu dan permohonan tersebut mula-mula bernada rendah kemudian meninggi, keras berupa jeritan-jeritan histeris. Badan terutama kepala mengikuti gerakan tertentu dan dengan mengucap puji pada Allah semesta. Dalam situasi demikian pula moral perjuangan ditingkatkan lagi sehingga siap menyerbu lagi tanpa menghiraukan resiko maut yang dihadapinya. Dalam kelompok yang jumlahnya ratusan mereka bergerak mencari musuh dan menghantamnya dengan penuh keberanian di tempat manapun mereka menjumpainya.

Perlengkapan persenjataan yang dipergunakan ialah tombak, parang, keris, dan ada juga beberapa pucuk senapan. Pakaian mereka jubah putih dan serban putih, sedangkan pimpinan mereka memilih seluruhnya kuning.

Dengan mengucap ”La ilaha illallah” mereka menyerbu musuh tanpa keragu-raguan sedikit pun dan tanpa menghiraukan maut yang mengancam mereka. Letak keberanian mereka ialah pada keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi bekas kecuali Allah dan tidak ada Tuhan lain kecuali Allah. Fanatisme keagamaan yang sangat tinggi di samping dari tokoh tuan guru yang memimpin Baratib Baamal memberi semangat yang membaja pada pengikutnya.
Dengan menggunakan masjid sebagai pusat perjuangan, mereka bergerak dari satu desa ke desa lainnya dan mengajak rakyat untuk berjuang mengusir orang kafir. Medan operasi mereka adalah desa Kalua, Amuntai dan Alai yang terletak di daerah Hulu Sungai. Daerah ini disamping penduduknya terbanyak, tanahnya subur, juga semangat fanatisme agama paling tinggi.

Belanda terpaksa menggunakan ulama-ulama yang memihak Belanda dengan menyebarluaskan bahwa Gerakan Baratib Baamal adalah suatu pemalsuan terhadap agama Islam yang murni. Berzikir sebagai yang mereka lakukan adalah menyesatkan karena membuat orang percaya akan kekebalan diri. Yang akan menyeret rakyat yang tidak berdosa ke dalam lembah kesengsaraan akibat perbuatan yang sesat melawan pemerintah yang sah. Disamping itu Belanda mengancam pula dengan hukuman bagi orang yang menyembunyikan, mengambil bagian ataupun melindunginya.

Masyarakat Banjar adalah berjiwa religius. Sejak agama Islam masuk dalam abad ke 16, agama itu menjadi identifikasi sosiokultural dalam kehidupan keagamaan mereka. Dalam masyarakat yang demikian sentimen agama mudah dibangkitkan untuk kepentingan hal-hal yang sebenarnya tidak religius. Sejak semula sebelum pergumulan pisik itu meletus, sebenarnya faktor-faktor non religius lebih banyak tampil kedepan untuk menimbulkan kegelisahan sosial yang kemudian meningkat menjadi perlawanan atau pemberontakan. Dalam pergolakan tersebut aspek sekular dan religius bersifat saling komplementer.

Baratib Baamal termasuk pergerakan keagamaan, karena dalam usaha mencapai tujuannya gerakan ini mempergunakan cara-cara keagamaan dengan pimpinannya adalah pimpinan agama. Karakteristik dari gerakan ini adalah ”magico-mysticism” yaitu keyakinan diantara penganutnya tentang adanya kekebalan-kekebalan yang diperolah dengan melakukan rite-rite religi-mistik berupa berzikir dan beramal. Dari rite ini militansi mereka ditingkatkan. Karakteristik kedua ialah adanya keyakinan akan kekuatan supra natural atau magis yang dimiliki pimpinan religius mereka yang kharismatis. Karena kedua karakteristik inilah dalam tingkah laku militansi yang memuncak akan mengabaikan sikap hati-hati dan tidak lagi menghiraukan maut.
  
(RN: Harap naskah ini tidak diposting ke blog lain).

Senin, 24 November 2014

SEKILAS PERJALANAN SEJARAH KOTA BANJARMASIN



SEKILAS PERJALANAN SEJARAH KOTA BANJARMASIN

Disusun oleh: Ramli Nawawi

Kota Banjarmasin sekarang menjadi ibu kota Propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin termasuk kota tertua, pertama kali menjadi ibu kota kerajaan  dari Kesultanan Banjarmasin. Sultan Suriansyah, sultan pertama yang menjadikan kota ini sebagai pusat pemerintahan dan pusat perdagangan serta pusat penyebaran agama Islam sejak 24 September 1526.

Kota Banjarmasin terletak di bagian selatan dari Kalimantan Selatan dan terbelah dua oleh Sungai Martapura anak Sungai Barito. Kota Banjarmasin terletak di bawah permukaan laut hampir 0,50 m di bawah permukaan laut.

Pada Abad ke 15 sebelum menjadi Kota Banjarmasin, di daerah ini merupakan perkampungan beberapa kelompok etnis antara lain adalah etnis Dayak Ngaju dan etnis Melayu. Pemukiman penduduk waktu itu berada di sekitar Muara Cerucuk dan Kuwen. Perkampungan orang Melayu, oleh orang suku Dayak Ngaju disebut Banjarmasih. Banjar berarti kampung dalam bahasa Melayu, sedangkan Masih adalah sebutan dalam bahasa Ngaju untuk menyebut orang Melayu. Dengan demikian Banjarmasih berarti perkampungan orang Melayu. Banjarmasih adalah ibu kota dari Kesultanan Banjar dengan raja pertamanya Sultan Suriansyah, raja pertama yang menganut agama Islam.

Pada abad ke 16 dan 17 Banjarmasin sebagai perkampungan orang Melayu terletak di antara sungai-sungai. Sungai Barito dengan anak Sungai Sigaling, Sungai Pandai dan Sungai Kuwen. Sungai Kuwen dengan anak sungainya Sungai Keramat, Sungai Jagabaya dan Sungai Pangeran atau Pageran. Sungai-sungai tersebut pada daerah hulunya bertemu dan membentuk danau kecil bersimpang lima. Daerah inilah yang nanti menjadi daerah ibu kota Kerajaan Banjar, yaitu Banjaramasin. Pusat pertama terletak di antara Sungai Keramat dengan Sungai Jagabaya dengan Sungai Kuwen sebagai induk. Di sinilah tetletak rumah Patih Masih, patihnya orang Melayu.

Desa berubah menjadi sebuah bandar perdagangan pada tahun 1526 setelah  Kerajaan Daha yang dibawah Pangeran Tumenggung mengakui Sultan Suriansyah sebagai raja di Kerajaan Banjar, sebagian besar penduduk Daha diangkut sebagai tambahan penduduk ibu kota kerajaan. Rumah Patih Msih dijadikan keraton setelah dibesarkan dibuat Pagungan, Sitilohor dan Paseban.

Rumah-rumah dibangun di sepanjang tepi sungai dihubungkan satu dengan lainnya dengan titian sepanjang sungai dengan angkutan terdiri dari jukung atau perahu. Perahu atau jukung merupakan alat angkutan yang utama. Di samping rumah di tepi sungai terdapat lagi sejumlah rumah di atas lanting diikat dengan rotan ke pohon-pohon besar di tepi sungai.

Pada tahun 1612 kota ini diserbu oleh armada Belanda sehingga terpaksa ibu kota kerajaan dipindahkan ke Kayu Tangi dekat Telok Selong Martapura sekarang., sedangkan pusat kota dipindahkan ke Pamakuan, Kuliling Benteng. Dengan demikian kemudian terdapat sebutan untuk Banjar Lama dan Banjar Hanyar. Banjar Lama adalah bekas pusat  pemerintahan kerajaan yang ditinggalkan, sedangkan Banjar Hanyar adalah Kayu Tangi Martapura. Pada tahun 1663 Pangeran Surianata atau Pangeran Adipati Anom merebut kekuasaan. Pusat pemerintahannya dikembalikan ke Banjar Lama dengan pusat di daerah Sungai Pangeran.

Pada tahun 1677 Banjarmasin diserbu orang-orang dan pengikut Daeng Tello dibantu lanun orang Melayu, Soelongh. Keraton kembali musnah, tetapi musuh dapat dihalau. Pada tahun 1701 kembali Banjarmasin mengalami kehancuran dan pembakaran karena pertentangan dengan Inggeris, akibatnya Pulau Tatas menjadi sangat penting, sehingga sejak itu Pulau Tatas menggantikan tempat pusat kegiatan perdagangan menggantikan Banjarmasin di daerah Sungai Kuwen dan Sungai Pangeran.

Pada tanggal 4 Mei 1826 antara Kerajaan Banjar dengan Belanda diadakan kontrak dagang. Perjanjian itu membagi dua kota Banjarmasin. Daerah Pacinan Laut menyeberang ke Sungai Miai, ke Kuwen, Sungai Kelayan, Pemurus dan terus Pegunungan Meratus adalah daerah Kerajaan Banjar. Daerah Kerajaan Banjar ini kampung yang terpenting adalah kampung keraton, yang kemudian disebut Kampung Sungai Mesa. Di sekitar kampung ini terdapat rumah kediaman Menteri Besar Kiai Maesa Jaladeri, istana Sultan Tamjidillah, Balai Kaca. Berseberangan dengan istana Sultan Tamjidillah, diantaranya Sungai Martapura, terletak rumah Residen Belanda di Kampung Amerongan dan ke hilirnya terdapat Benteng Tatas, kesemuanya terletak di Pulau Tatas.

Kampung Amerongan adalah perkampungan orang Eropah, teratur, suasana lingkungan nyaman dengan penerangan lampu pada malam hari. Kampung Amerongan adalah kampung terbesar kedua setelah kampung Cina, Pacinan. Daerah Pulau Tatas inilah sampai menjelang abad ke 19 berkembang menjadi pusat kegiatan kekuasaan dan administerasi penjajah Belanda, baik sipil maupun militer.

Akhir Perang Banjar (1859-1905) membawa sejumlah kegiatan baru bagi Kota Banjarmasin. Antara Banjarmasin dengan Surabaya sarana hubungan laut Koninklijk Pakketvaart Maatschappij (KPM) memegang peranan baru lalu lintas laut. Untuk menampung volume kegiatan angkutan laut ini dibangun Boom Baru (pelabuhan) pada tahun 1861.

Boom ini terletak di pelabuhan lama sekarang di Sungai Martapura. Prasarana hubungan darat dibuat Pemerintah Belanda, yang guna dan tujuan dari hubungan darat ini ialah mempermudah ruang gerak militer Belanda. Jalan Banjarmasin – Martapura mulai dirintis melalui Pacinan Darat, Sungai Bilu Darat, Sungai Lulut, Sungai Tabuk, Panggalaman, Sungai Rangas terus ke Martapura yang sekarang dikenal dengan Jalan Martapura Lama.

(RN: Harap naskah ini tidak diposting ke blog lain).   
 .  

Selasa, 28 Oktober 2014

MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM 1MUHARAM 1436 H



INTROSPIKSI MENYAMBUT TAHUN BARU 1436 H
Oleh: Ramli Nawawi
Tahun Baru Islam tanggal 1 Muharam 1436 Hijriah bertepatan dengan hari Sabtu tanggal 25 Oktober 2014 kembali menemui kita. Karena itu kemudian kita segera meninggalkan tahun 1435 Hijriah. Maka selanjutnya seyogianya lah kita melakukan introspiksi apasaja yang telah kita lakukan, yang perlu kita lakukan ketika kita sudah berada di tahun baru lagi. Apa juapun  yang telah kita alami di tahun yang  telah kita lewati tersebut, susah atau senang, namun ketika kita telah menghirup udara ditahun baru ini, maka yang tak boleh kita lupakan adalah mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali menikmati nikmat yang diberikan-Nya.

Kalau kita lagi mengikuti ceramah atau khotbah biasanya penyampai selalu mengajak kita untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita.
 Memang Allah SWT dalam Al Qur’anul Karim surah Ibrahim ayat 34 telah berfirman, bahwa Allah SWT akan memberi apa yang kita minta.         
“Wa ataakum min kulli saaltumuuhu, wa inta’udduu ni’matallahi laa tuhshuha, innal insaana lazhaluumun kaffaru” (Dia (Allah) memberimu segala yang kamu minta, dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah sanggup kamu menghitungnya, sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan mengingkari (tidak mengakui akan) nikmat Allah).

Benarkah bahwa manusia ini banyak yang ingkar terhadap nikmat Allah? Coba kalau kita tanya seseorang tentang nakmat Allah ini. Umumnya mereka ada yang menjawab:
“Aku selalu bersyukur dengan mengatakan Alhamdulillah”. Ada juga yang mengatakan :
“Aku selalu bersyukur kepada Allah dengan mengucapkan Alhamdulillah, dan juga dengan melakukan ibadah kepada Allah serta melakukan amaliah kepada sesama hamba-Nya”.   
Tapi mungkin ada juga mereka yang sebelum menjawab pertanyaan kita di atas, sebelumnya mereka bertanya balik, apa saja ya nikmat Allah yang diberikan kepada kita?.
Mari kita lihat diri kita saja, di bagian kepala: ada rambut tumbuh, mata melihat, hidung bernafas, telinga mendengar, mulut bicara dan makan minum, otak berpikir dan merekam ingatan. Dari mana kita dapat, semua diberi. Ada mereka yang diberi tidak lengkap, tetap mereka bersyukur daripada tidak diberi sama sekali.
Mari kita lihat lagi, kita punya tangan dan kaki, ada yang namanya jantung, paru-paru, hati, ginjal,.dll, dll, lagi. Sanggup kita menghitung nilainya, atau harganya?. Bayangkan kalau ada salah satu yang diambil lagi oleh Pemberinya.

Apa yang sebagian disebut di atas baru nikmat yang ada pada diri kita langsung. Ada nikmat-nikmat lainnya yang sering banyak orang melupakannya. Allah menciptakan matahari dan pelanet-pelanet, tanaman, binatang, pohon (hutan), air, udara, serta benda-benda berharga yang dikandung bumi.
Kita diberi hidup berkeluarga (isteri, anak-anak), hidup berkecukupan, bertetangga, berbangsa dan bernegara yang merdeka. Bukankah semua itu nikmat yang diberikan Allah?. Dan biasanya kita baru sadar kalau ketika ada yang sudah diambil-Nya dari kita?.

Tapi Allah bersifat rahman dan rahim (kasih sayang). Dan selalu mengingatkan agar manusia tidak zalim dan tidak ingkar terhadap nikmat yang diberikan-Nya. Seperti dalam Surah Arrahman, yang jumlah ayatnya ada 41 ayat, sebanayk 31 ayat mengingatkan manusia tentang nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya.
“Fabiayyi alaaai rabbuka tukazzibani” (Maka nikmat Allah manakah yang engkau dustakan?).
   
Mungkin timbul pula pertanyaan, mengapa masih banyak orang hidup dalam kemiskinan. Allah berjanji “ Wa atakum min kulli saaltumuuhu” (Dia (Allah) akan memberimu apa-apa yang kamu minta).  Karena itu jawabnya adalah mari meminta (berdoa’a) kepada Allah. “Iyya kana’budu wa iyya kanasta’in”. (Kepada-Mu aku menyembah dan kepada-Mu aku meminta). Allah menargetkan kita menyembah dan kemudian meminta kepada-Nya sekurang-kurangnya 5 kali dalam sehari semalam. Kalau hal itu kita sudah lakukan dan tidak lalai, Allah tentu akan memenuhi janji-Nya. Insya Allah. Terkecuali seperti diberitakan dalam Al Qur’an memang ada orang-orang shaleh yang mendapat ujian kesabaran dari Allah, mereka lulus dan mereka adalah ahli surga.  

Kalau kita sejenak introspeksi diri, tentu kita sadar begitu banyak nikmat yang diberikan Allah kepada kita umat-Nya. Karena itu wajar kalau kita senantiasa bersyukur dengan selalu melaksanakan perintahnya: aqimis shalah wa atuzzakah, kutiba alaikumus siam, qala la ilaha illa Allah, dan bagi yang “siap” hadir di padang Arafah pada 9 Zulhijjah.  
Tapi bagi mereka yang zalim dan ingkar akan nikmat Allah, maka seperti firman-Nya dalam Al Qur’an surah Iberahim ayat 7: “Wa iz taazzana rabbukum: lain syakartum la azidannakum, wa lain kafartum inna ‘azaba lasyadiid”. (Dan Tuhan mu memberitahukan: jika kamu bersyukur akan Ku-tambah nikmatmu, tapi bila ingkar siksa-Ku amat pedih).

Memperhatikan keberadaan masyarakat di negeri kita saat ini, apakah ini gambaran dari masyarakat yang senantiasa bersyukur kepada Allah, atau gambaran dari masih banyak  masyarakat yang zalim dan ingkar kepada Allah?.  Wallahu ‘alam.
(HRN: Harap naskah ini tidak diposting ke blog lain).





  

Minggu, 26 Oktober 2014

PERANAN SUNAN AMPEL DALAM PENYEBARAN ISLAM DI JAWA



PERANAN SUNAN AMPEL DALAM MEYEBARKAN ISLAM DI JAWA

Oleh: Ramli Nawawi

Kalau sdr bepergian ke kota Surabaya ibu kota Propinsi Jawa Timur, tepatnya di Kelurahan Ampel maka sdr akan menemukan makam Sunan Ampel, yakni salah seorang dari mereka yang disebut Wali Songo.Makam ini terdapat dalam satu komplek dengan Masjid Ampel..
Sebagai salah satu aset wisata keagamaan makam dan Masjid Ampel ini setiap harinya banyak dikunjungi masyarakat yang datang berziarah, baik yang berasal dari Pulau Jawa sendiri, maupun dari pulau-pulau lain di Nusantara ini.
Sebagai aset wisata yang  dikenal di Nusantara, maka satu hal yang menarik pada komplek Sunan Ampel ini, yaitu di jalan masuk komplek dimaksud terdapat berbagai jenis dagangan berupa makanan dan pakaian yang berciri khas Islami, yakni berupa barang makanan dan pakaian yang biasanya terdapat di pasar-pasar yang ada di Tanah Suci Mekah Saudi Arabia. Pakaian berupa pakaiaian Muslim wanita, sajadah, serban, kupiah haji, tasbih dan lain-lain pakaian Muslim untuk pria. Juga berbagai makanan untuk oleh-oleh yang bisa dibawa pulang seperti buah korma, kacang Arab, dan lain-lain. Tersedianya berbagai barang jualan yang biasanya dibeli Jamaah Haji sewaktu menunaikan ibadah haji di Tanah Suci tersebut, merupakan daya tarik tersendiri yang menyebabkan banyak orang yang datang di Surabaya menyempatkan diri berkunjung ke komplek Sunan Ampel, di samping untuk berziarah ke makam anggota Wali Songo tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka sebaiknya kita mengetahui siapakah sebenarnya Sunan Ampel di maksud. Sunan Ampel semula bernama Sayid Ali Rahmatullah. Ia lahir di Campa sekitar tahun 1401 Masehi. Orang tuanya bernama Syekh Maulana Ibrahim Samargandi. Nama Samargandi tersebut karena beliau berasal dari Samargand, sebuah daerah di tanah Rusia sekarang. Di Samargand ini terdapat daerah lagi yang bernama Bukhara, yakni daerah yang melahirkan ulama-ulama besar seperti sarjana (ulama) ”hadits” terkenal bernama bernama Imam Bukhari yang masyhur sebagai ”perawi” (orang yang meriwayatkan Hadits Nabi Muhammad saw) yang dikenal sebagai hadits-hadits sahih.
Di Samargand ini pula terdapat seorang ulama besar bernama Syekh Jamaluddin Jumaidi Kubra, seorang Ahlussunnah wal Jamaah bermazhab Imam Syafifi. Syekh Jamaluddin inilah yang melahirkan Syekh Maulana Ibrahim Samargandi yang ketika menyiarkan agama Islam ke Campa (Muang Thai), oleh raja Campa di jodohkan dengan putrinya yang bernama Dewi Candrawulan. Dari perkawinan antara Syekh Maulana Ibrahim Samargandi dengan Dewi Candrawulan inilah lahir Sayid Ali Rahmatullah, yang kemudian disebut Sunan Ampel.
Sedangkan seorang putri Campa lainnya yang bernama Dewi Dwarawati diperisteri oleh Prabu Brawijaya raja Majapahit terakhir.
Kemudian bagaimana  Sayid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) sampai ke tanah Jawa, ceriteranya sebagai berikut.
Di Kerajaan Majapahit, setelah Mahapatih Gajah Mada meninggal terjadi kemunduran yang drastis. Sejak itu pula para bangsawan dan para pangeran banyak yang suka berpesta pora, main judi dan mabuk-mabukan. Ketika Prabu Brawijaya raja Majapahit terakhir memerintah, dia saat itu merasa sedih dan gelisah, karena menyadari bahwa apabila hal kemerosotan moral di kalangan kerajaan tersebut terus berlangsung negara akan menjadi lemah, sehingga Majapahit mudah dihancurkan oleh musuh.
Dalam situasi itulah Dewi Dwarawati, isteri Prabu Brawijaya yang menyadari keresahan suaminya mengajukan pendapat kepada Prabu Brawijaya suaminya untuk meminta bantuan kepada keponakannya seorang Pangeran Dari Campa bernama Sayid Ali Rahmatullah, yang di negrinya di kenal sebagai seorang yang arif dan bijaksana.
Sang Prabu Brawijaya menyetujui usul isterinya tersebut, sehubungan dengan itu diutuslah seorang pejabat dari Majapahit untuk menyampaikan permintaan Sang Prabu Brawijaya dan isterinya tersebut ke istana kerajaan di Campa.
Menanggapi permintaan tersebut Sayid Ali Rahmatullah menyatakan kesediaannya. Iapun kemudian berangkat ke tanah Jawa. Setibanya di Kerajaan Majapahit dan menghadap Sang Prabu Brawijaya, Sayid Ali Rahmatullah di tempat baru ini biasa di sebut Raden Rahmat, ditugaskan oleh sang raja untuk memperbaiki moral para bangsawan dan para pangeran yang telah rusak tersebut.
Setelah berlangsung beberapa bulan, Prabu Brawijaya yang melihat kearifan Raden Rahmat dan keberhasilan usahanya dalam membina moral keluarga raja dan bahkan rakyat di sekitarnya tersebut, kemudian menjodohkan Raden Rahmat dengan anaknya yang bernama Putri Candrawti. Bahkan selanjutnya untuk meneruskan usahanya menanamkan moral dan kebenaran terhadap rakyat umumnya, Prabu Brawijaya memberikan sebidang tanah kepada Raden Rahmat dan isterinya untuk mereka tinggal bersama pengikut-pengikutnya. Tanah hadiah Prabu Brawijaya tersebut terletak di Desa Ampel Denta (di Surabaya bagian utara sekarang)
Raden Rahmat dan isterinya serta pengikutnya yang berdiam di Desa Ampel Denta, dalam usahanya menyebarkan ajaran Islam kepada rakyat di sekitarnya, kemudian mendirikan sebuah langgar untuk melaksanakan shalat berjamaah yang dipimpin oleh Raden Rahmat. Karena pengikutnya semakin lama semakin banyak, langgar tersebut juga kemudian diperbesar sehingga menjadi sebuah masjid. Masjid tersebut kemudian tidak hanya berfungsi sebagai tempat shalat lima waktu, tetapi juga tempat bagi Raden Rahmat untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada pengikutnya, murid-muridnya dan rakyat sekitarnya yang pada umumnya telah memeluk agama Islam pula.
Masjid yang dibangun Raden Rahmat untuk melaksanakan shalat berjamaah dan tempat mengajarkan ajaran-ajaran Islam kepada murid dan pengikut-pengikutnya tersebut, kemudian dikenal masyarakat sebagai Masjid Ampel. Sedangkan Raden Rahmat sendiri kemudian oleh pengikut-pengikutnya disebut Sunan Ampel.
Dakwah pokok Sunan Ampel yang berlangsung dari masjid Ampel tersebut ialah memberikan penjelasan mengenai makna dan tafsir  dari kalimat: BISMILLAH, ALHAMDULILLAH, ASTAGFIRULLAH dan SYAHADATAIN.
Sementara itu Sunan Ampel juga mengajarkan falsafah MOH LIMO, atau tidak mau melakukan lima hal yang tercela, yaitu:
  1. MOH MAIN, atau tidak mau brjudi.
  2. MOH NGOMBE, atau tidak mau minum arak, atau bermabuk-mabukan.
  3. MOH MALING, atau tidak mau mencuri.
  4. MOH MADAT, tidak mau mengisap candu, ganja, dll.
  5. MOH MADON, tidak mau berzina..
 (HRN: Harap naskah ini tidak diposting ke blog lain).

Minggu, 28 September 2014

MUSIBAH



MUSIBAH

Ada tiga perkara yang tergolong musibah yang membinasakan, yaitu:
1.         Seorang penguasa, bila kamu berbuat baik kepadanya, dia tidak mensyukurimu, dan bila kamu berbuat kesalahan dia tidak mengampuni.

2.         Tetangga, bila melihat kebaikanmu dia pendam, tapi bila melihat keburukanmu dia sebar luaskan.

3.         Isteri, bila berkumpul dia mengganggumu, dan bila kamu pergi (tidak di tempat) dia akan mengkhianatimu  

(Hadits Riwayat.Athabrani)

Kamis, 25 September 2014

DEWAN BANJAR



DEWAN BANJAR

Oleh: Drs. H. Ramli Nawawi

Dewan Banjar adalah suatu badan yang beranggotakan wakil-wakil rakyat di daerah Banjarmasin dan Hulu Sungai di Kalimantan Selatan. Dewan ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 1 Staatblad No. 14 tanggal 14 Januari 1948. Pemerintah NICA (Nederland Indische Civil Administration) membentuk badan ini berkaitan dengan usaha Pemerintah Belanda untuk berkuasa kembali di Indonesia setelah sempat diambil alih oleh Jepang selama 4,5 tahun. Dewan Banjar seperti beberapa dewan lainnya yang dibentuk Pemerintah NICA di Indonesia adalah merupakan sarana untuk pembentukan Negara Bagian Kalimantan. Hal ini sesuai dengan usaha Pemerintah NICA dalam rangka pelaksanaan politik divide et impera, guna memecah belah bangsa Indonesia.
Dewan Banjar yang berusia dua tahun dua bulan 20 hari tersebut dibubarkan oleh Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan Surat Keputusan No. 137 tanggal 4 April 1950. Kegagalan Dewan Banjar melahirkan Negara Bagian Kalimantan tidak terlepas dari karena adanya para anggota Dewan dari kaum Republiken yang dalam persidangan-persidangannya selalu melakukan tindakan menghalang-halangi  usaha pihak NICA tersebut.
Keikutsertaan wakil-wakil dari partai politik yang menghendaki tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945, ternyata berhasil mengulur-ulur waktu sehingga usaha pembentukan Negara Bagian Kalimantan tersebut tidak kunjung mendapat kesepakatan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas NICA kemudian dengan cara licik berusaha menambah para anggota Dewan dari golongan federalis. Dengan cara itulah pemerintah NICA akhirnya bisa menghasilkan keputusan Dewan yang menyetujui akan dibentuknya Negara Bagian Kalimantan.
Namun demikian usaha pembentukan Negara Bagian Kalimantan tersebut tidak pernah terwujud. Hal ini karena kemudian terjalin kerja sama antara anggota Dewan dari golongan Republiken tersebut dengan para pemimpin gerilyawan yang tergabung dalam Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV (A) Kalimantan Selatan, organisasi perjuangan bersenjata di daerah ini.
Melalui informasi dari anggota Dewan golongan Republiken, pimpinan ALRI Divisi IV (A) Kalimantan Selatan dapat mengetahui nama-nama anggota Dewan yang diberi tugas untuk merealisasikan keputusan Dewan tersebut. Mereka itu kemudian diculik oleh para gerilyawan dan dibawa ke daerah pedalaman. Peristiwa penculikan-penculikan oleh para gerilyawan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan anggota Dewan dari kelompok federalis dalam melaksanakan aktifitasnya.
Akibatnya sampai dengan terselenggaranya Konperensi Meja Bundar (KMB) antara Pemerintah Belanda dengan Pemerintah Republik Indonesia yang antara lain memutuskan adanya pengakuan kedaulatan kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal 31 Desember 1949, sehingga pembentukan Negara Bagian Kalimantan tidak pernah terwujud.
(Sumber :DEWAN BANJAR oleh Drs.H. Ramli Nwawi, th. 2000).      

Sabtu, 30 Agustus 2014

BERDO'A



DO’A
(sumber: Al Hadits)


Rasulullah Saw ditanya, “Pada waktu apa do’a (manusia) lebih didengar (oleh Allah)?”. Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Pada tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu (sebelum salam)” (Mashabih assunnah).

Bermohonlah kepada Robbmu di saat kamu senang (bahagia). Sesungghnya Allah berfirman (hadis Qudsi) : “Barangsiapa berdo’a (memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia) maka Aku akan mengabulkan do’anya di waktu dia dalam kesulitan, dan barang siapa mohon Aku kabulkan, dan barang siapa rendah diri kepada- Ku maka aku angkat derajatnya, dan barang siapa mohon kepada-Ku dengan rendah diri Aku merahmatinya dan barangsiapa mohon pengampunan-Ku maka Aku ampuni dosa-dosanya.”, (Ar-Rabii).

Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah”. Nabi Saw lalu bersabda : “Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan ) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah do’a. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan do’amu akan terkabul. (HR. Atharani). 

Jumat, 29 Agustus 2014

KEPEMIMPINAN DI MASYARAKAT PEDESAAN BANJAR KALIMANTAN SELATAN




KEPEMIMPINAN DI MASYARAKAT PEDESAAN BANJAR
KALIMANTAN SELATAN

Oleh: Ramli Nawawi

Pimpinan dan pemuka agama merupakan tokoh penting dalam masyarakat di Kalimantan Selatan. Terhadap tokoh-tokoh ini masyarakat memberikan kepercayaan mereka terutama kepercayaan terhadap hal-hal yang menyangkut masalah kemasyarakatan. Pimpinan yang bukan pemuka agama seperti Kepala Desa pada umumnya figur mereka dihormati oleh masyarakat dan dipercaya sebagai tokoh pemersatu penduduk desa. Sehingga apabila Kepala Desa meminta kepada penduduk untuk bergotong royong maka hal itu ditanggapi dengan baik oleh penduduk pada umumnya. Apabila ada masalah-masalah yang timbul di desa oleh penduduk selalu dilaporkan dan dimintakan penyelesaian kepada Kepala Desa.

Prinsip kepercayaan masyarakat terhadap Kepala Desa ini dalam lingkungan yang lebih kecil dapat beralih kepada Ketua Rukun Tetangga (RT). Sebagai unit yang paling kecil dalam sebuah desa. Selain tokoh Kepala Desa dan Ketua RT kadang-kadang di suatu desa terdapat pemuka masyarakat yang disegani yang dianggap sebagai tetuha atau tokoh yang disegani.

Mereka dalam kedudukan di masyarakat selaku pedagang yang dermawan, tokoh pejuang dengan sifat-sifat keberaniannya atau karena keturunannya sebagai tokoh yang disegani dalam lingkungan desa itu. Tokoh-tokoh masyarakat yang seperti digambarkan di atas masih terdapat di desa-desa di Kalimantan Selatan. Melebihi tokoh-tokoh yang disebutkan di atas masih terdapat tokoh-tokoh yang lebih utama lagi, yaitu para alim ulama Islam, baik sebagai figur berilmu agama Islam seorang da’i ataupun guru mengaji Kitab Suci Al Qur’an.  Golongan alim ulama ini sering disebut dengan istilah”Tuan Guru”.

Kepercayaan masyarakat di Kalimantan Selatan pada umumnya terhadap tokoh para alim ulama ini cukup besar karena fatwa-fatwa mereka yang selalu dikaitkan dengan syariat agama Islam yang bersumber kepada Kitab Suci Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad s.aw.. Simpati masyarakat terhadap para alim ulama ini demikian besar, sehingga kegiatan-kegiatan masyarakat yang bersifat massal seperti tablig akbar agama Islam, ceramah agama yang dilangsungkan di masjid-masjid dan langgar selalu dihadiri oleh masyarakat umum sekitarnya.

Masyarakat sebagai pendengar tablig agama Islam selalu patuh mengikuti setiap kegiatan tablig, patuh pada jadwal kegiatan tablig yang secara rutin diadakan oleh desa-desa. Dalam gambaran ini timbul suatu kebiasaan bahwa masyarakat selalu patuh dan menurut apa saja yang difatwakan oleh seorang alim ulama. Hal ini karena masyarakat mempunyai dasar kepercayaan bahwa para alim ulama itu adalah pewaris Nabi.

Dari kenyataan yang demikian maka apabila di dalam masyarakat timbul sesuatau yang baru, maka yang terlebih dahulu memberikan reaksi adalah para alim ulama. Apabila sesuatu yang baru itu ditentang oleh seorang alim ulama maka hal itu sudah pasti pula akan ditentang oleh masyarakat pada umumnya. Sebaliknya manakala hal yang baru itu dapat diterima oleh alim ulama dalam arti menyetujui, lebih-lebih jika turut mendukungnya, maka hal itu adalah lebih mudah pula diterima oleh masyarakat pada umumnya.

Dari sini jelaslah bahwa bagaimana sikap masyarakat itu terhadap suatu masalah, hal itu bisa tercermin pada sikap tokoh alim ulamanya. Itu berarti bahwa suara alim ulama adalah menjadi suara masyarakat di tempat itu. (HRN: Maaf jangan di copy ke blog lain).

Senin, 23 Juni 2014

HIJAB HATI



HIJAB HATI  AGAR DIJAUHI

(Sumber: Ustad Islami)

  1. Azzunub, tumpukan dosa, tanpa diiringi dengan kesungguhan bertaubat.
  2. Alwasikh, banyak makan dan minum yang haram.
  3. Aljahlu, sangat pintar ilmu dunia, tetapi bodoh dan malas belajar ilmu islami.
  4. Alhawatutbau, nafsu yang diperturutkan terus menerus, seperti minum air laut yang kesannya menghilangkan dahaga.
  5. Hubbuddunya, terlalu cinta dunia, sehingga tidak peduli lagi halal dan haram.
  6. Alzhulmu, banyak orang yang disakiti.
  7. Assyaitanu rookibahu, apabila tak dijauhi dengan mudah syaitan menundukkannya, sampai tidak sadar manusia itu dalam kesesatan.
Allahumma, ya Allah bersihkanlah hati kami dari dosa dan kesombongan. (HRN)

Sabtu, 14 Juni 2014

RAMADHAN MUBARAK



Disusun: Ramli Nawawi

Saudaraku
Ramadhan Mubarak akan menjelang kita beberapa hari lagi. Insya Allah hari Sabtu tgl. 28 atau hari Ahad tgl. 29 Juni 2014 kita umat  Muslimin dan Muslimat sedunia akan  menjalankan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah ini.  

Nabi Muhammad S.A.W. telah memberitahukan kepada kita umatnya, bahwa sangat banyak hikmah yang terkandung di dalam bulan yang suci ini, sebagaimana sabdanya:

 اتاكم رمضان سيد الشهور * فمرحبا به واهلا * جاء شهرالصيام با لبركا ت
 فاءكرم به من زائر هوات * لو تعلمو امتى ما فى رمضان لتمنو ان تكون
 السنة كله رمضان * لاء ن الحسنا ت فيه مجتمعة * والطاعة
مقبولة *والدعوات مستجابة * والدنوب مغفورة * والجنة مشتاقة *

“Telah datang bulan Ramadhan mengunjungi kamu, bulan yang amat utama, sambut dan elu-elukanlah kedatangannya itu. Dia datang membawa bermacam-macam berkah, muliakanlah dia laksana menghormati tamu. Seandainya umatku mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam bulan Ramadhan itu, pastilah mereka menginginkan supaya seluruh bulan dalam setahun terdiri dari bulan Ramadhan. Karena dalam bulan Ramadhan itu berkumpul bermacam-macam kebaikan yang memberi pahala, taat yang diterima, do’a diperkenankan, dosa diampuni, dan timbul kerinduan akan sorga”. (h.r. Ahmad dari Ibnu Abas).

Saudaraku,
Kalau kita perhatikan isi hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas tersebut, maka hikmah yang terkandung dalam bulan Ramadhan selain mengandung nilai-nilai “ubudiah” (penghambaan diri kepada Allah), juga mengandung nilai-nilai “etika” (moral)  yang memberi tuntunan dalam hidup kita bermasyarakat.

Nilai-nilai ubudiah yang terkandung dalam bulan Ramadhan tersebut adalah:
1). Ramadahan sebagai sumber kebaikan, karena puasa Ramadhan selain sebagai salah satu rukun Islam, juga merupakan lahan yang mendatangkan pahala yang berlipat ganda. Karena itu pada malam hari selama bulan Ramadhan kita dianjurkan melaksanakan shalat tarawih, i’tikaf di mesjid, tilawatul Qur’an, meningkatkan do’a memohon ampun kepada Allah, bersedekah, serta perbuatan-perbuatan baik lainnya. Karena itulah Ramadhan dikatakan sebagai sumber kebaikan.

2. Pada bulan Ramadhan ketaatan kita diterima oleh Allah, segala amal ibadah kita akan diterima oleh Allah.

3. Pada bulan Ramadhan segala doa diperkenankan. Setiap doa yang baik yang dimohonkan dalam bulan Ramadhan akan diperkenankan oleh Allah S.W.T. Karena itu  bulan Ramadhan memberikan kesempatan kepada kaum muslimin dan muslimat untuk meningkatkan doa untuk kemaslahatan kehidupan di dunia dan dia khirat.
Ada 3 doa yang banyak dipanjatkan orang-orang yang berpuasa dalam bulan ini:

 الهم اغفرلى د نوب يا رب العالمين
(Ya Allah ampunilah dosaku,  ya Tuhan sekalian Alam), doa pada hari 1 s.d. hari ke 10..

 الهم ارحمنى برحمتك يا ارحم الرحين
(Ya Allah berilah aku rahmat (belas kasih) dengan rahmat-Mu, ya Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang), doa pada hari ke 11 s.d. hari 20.

 الهم اعتنى من النار واد حلنى الجنة يا رب العالمين

(Ya Allah, bebaskanlah aku dari siksa api neraka, dan masukkanlah aku ke dalam sorga, ya Tuhan sekalian alam), doa dari tanggal 21 s.d akhir Ramadhan.

4. Pada bulan Ramadhan dosa-dosa diampuni. Sebagaimana hadis nabi: 
 من صام رمضان ايمانا واحتسابغفر له ما تقد م من د به 
(Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap keredaan Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang lalu).

Yang dimaksudkan disini bahwa pada bulan Ramadhan terdapat peluang yang memberi kesempatan kpd kaum muslimin dan muslimat utk meningkatkan amaliah, sehingga kumpulan kebaikan yang dilakukan seorang hamba tersebut dapat menghapus dosa-dosanya. Allah menegaskan dalam surah Al Hud (114):

اءن الحسنات يدهبن السيئا ت *
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan kebaikan itu menghapuskan perbuiatan-perbuatan yang buruk”.

5. Bulan Ramadhan menimbulkan kerinduan untuk nanti bisa memasuki sorga. Bulan ramadhan dengan segala kesemapatan untuk melakukan amaliah itu menumbuhkan upaya  untuk nantinya menjadi penghuni sorga, yakni tempat di akhirat yang memberikan penuh kebahagian dan kenikmatan seperti yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang taat beribadat menjalankan kewajiban yang diperintahkanNya.

Saudaraku,
Nilai-nilai lain yang dilahirkan dari ibadah puasa adalah ketahanan rohaniah. Karena puasa melatih jiwa mengendalikan dan menguasai hawa nafsu. Sementara ketahanan rohaniah seseorang akan mampu menghadapi setiap tantangan dan godaan yang hendak menyesatkan atau menjatuhkan kita. Ketahanan rohaniah sangat diperlukan bagi keluarga muslim dalam kehidupan dunia modern saat ini (agar kita terhindar dari pengaruh negatif sarana komunikasi, narkoba, pergaulan bebas, dls).

Nilai lainnya, dengan berpuasa orang semakin menyadari akan nikmat yang diberikan Allah. Semua nikmat itu disadari ketika nikmat itu hilang atau lenyap dari seseorang. Dengan berpuasa, maka dengan kemauan sendiri orang menahan dirinya tidak makan dan tidak minum sehari penuh. Dengan demikian dia dapat merasakan bagaimana nikmat yang diberikan Allah sesuatu yang pernah dimilikinya manakala hal itu tidak dimilikinya lagi.

Saudaraku,
Ibadah puasa juga melatih seseorang untuk berserah diri kpd Allah S.W.T (Allah yang mengatur kemampuan kita), puasa menguatkan kemauan (karena dalam berpuasa ada tantangan dan godaan menyuruh mundur), jujur (tidak makan atau minum meskipun tidak ada orang yang mengawasi).

Demikianlah dari uraian di atas, maka ibadah puasa yang kita lakukan dalam bulan Ramadhan saat ini, banyak mengandung nilai-nilai ubudiah (untuk bekal kehidupan kita di akhirat yang kekal kelak), dan juga mengandung nilai-nilai moral (etika) yang berguna untuk menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat yang kita jalani saat ini. Semoga bermanfaat (HRN).


Rabu, 28 Mei 2014

TAKDIR CINTA


(Ceritera ini fiksi, kalau ada kesamaan nama, tempat dan lainnya dibuat hanya kebetulan, entri ini sambungan dari entri posting tgl. 25 Maret 2014, oleh: Ramli Nawawi)


18. LIKA-LIKU KESEPAKATAN CINTA (2)

Tiga bulan berlalu sejak pertemuan Ana dengan Ali, ketika Ali menemui Ana di rumahnya. Banyak peristiwa yang terjadi yang dialami Ali keseharian selama tiga bulan berada di kota tempat studynya. Demikian juga perjalanan kehidupan keseharian Ana, baik yang berhubungan dengan tugas kerjanya sebagai guru, juga tentang perkembangan yang berkaitan dengan yang telah dilakukan pihak keluarga Ali dan keluarganya Ana dalam keinginan membuat ikatan pertunangan mereka berdua.

Apa saja yang terjadi yang dialami Ana berkaitan dengan kesehariannya sebagai guru, tentang kepindahan tempatnya mengajar, juga segala lika-liku yang terjadi yang telah dilakukan orang tua mereka dalam mewujudkan tali pertunangan mereka, semuanya di ceriterakan Ana kepada Ali melalalui suratnya. Ali juga selalu menanggapi apa yang dikabarkan Ana melalui suratnya, dan dalam membalas surat Ana tak lupa juga berceritera tentang kegiatannya disamping selalui menyampaikan keinginannya untuk menemui Ana kapan setiap ada waktu yang terluang. Sehubungan dengan itulah menjelang Minggu di akhir bulan ketiga sejak pertemuan mereka dulu Ali di akhir kalimat suratnya menulis :”Insya Allah Minggu depan akan pulang dan akan mampir ke rumah you,” tulis Ali menutup suratnya..   

Surat Ali yang menyatakan akan menemuinya diterima Ana pada sore Jumat ketika ia sedang menyiram bunga mawar yang tumbuh di halaman rumahnya. Sehabis membaca surat Ali yang diantar tukang pos tersebut, Ana merasakan suatu keyakinan bahwa cinta tulusnya Ali kepadanya sama seperti cinta tulusnya dia kepada Ali. ”Sebagai tanda aku sangat  mencintai you Li, aku akan ....beda di matamu Li nanti pada hari Minggu  menyambut kedatangan you”, gumam Ana sambil melipat surat Ali dan menympannya ke dalam rak buku tempat kumpulan surat-surat Ali yang pernah diterimanya.

Ali yang tidak ingin mengecewakan Ana sesuai janjinya akan bertamu kerumah Ana pada hari Minggu sebagaimana isi suratnya, sore Sabtu sehabis pulang sekolah Ali minta izin kepada ibu kostnya untuk pulang kampung menemui orang tuanya. Sore Sabtu itu Ali pulang dengan kendaraan sendiri. Setibanya di kota Kandangan Ali langsung meneruskan perjalanan menuju kampungnya. Menjelang Magrib Ali sudah berada di rumah orang tuanya.

Sehabis makan malam bersama kedua orang tuanya, ibu Ali berceritera tentang telah melakukan hubungan dengan keluarga Ana dalam rangka ingin mengikat hubungan nya dengan Ana dalam ikatan pertunangan. Ali yang sebelumnya sudah banyak mengetahui dalam suratnya Ana dengan tenang mendengarkan ceritera ibunya, hanya kadang menimpalinya dengan pertanyaan. Kesimpulannya dalam pertemuan terakhir kedua keluarga mereka telah tercapai kesepakatan.

Memang menurut abahnya Ali, sempat terjadi ada sesuatu yang menjadi pertanyaan bagi kedua orang tuanya. Usulan dari keluarga Ana yang meminta uang mahar dalam jumlah yang diatas keumuman saat itu, sempat membuat timbulnya penafsiran apakah merupakan penolakan secara halus. Tetapi karena menurut utusan keluarga Ali, usulan itu bukan dari keluarga dekat Ana, apalagi mengingat kenyataan sudah lama terjalinnya cinta antara Ali dan Ana, serta penerimaan ibunya Ana yang selalu baik terhadap Ali, maka masalah usulan tersebut tetap akan dipenuhi oleh keluarganya. Masalah terakhir ini memang tidak ada tersirat dalam suratnya Ana kepada Ali minggu yang lalu

Pagi Minggu seperti kebiasaannya Ana setelah melaksanakan segala kegiatan rutinitasnya, sesuai janjinya ia akan menyambut kedatangan Ali beda seperti biasa. Walaupun Ali tidak menyebut dalam suratnya akan datang pukul berapa, Ana yakin saja kalau Ali tidak akan mengecewakannya. Ana juga tidak memberitahukan kepada ibunya kalau hari itu Ali akan datang menamu ke rumah mereka.

Santai setelah makan pagi bersama ibunya, Ana lebih banyak berada di kamarnya. Disamping mengenakan rok yang membuatnya tampak sexy, Ana juga mempercantik  wajahnya yang memberikan kesan cintanya kepada Ali. Ibunya Ana yang biasa mengerjakan sesuatu di ruang tengah dan ruang dapur, sejak pagi tadi melakukan pekerjaan dengan santai-santai saja.

Walaupun Ana sedang berada di kamarnya, tetapi begitu mendengar ada kendaraan masuk kepekarangan rumahnya, bergegas ke pintu depan dan berdiri di teras depan. Sementara Ali sudah berada di sisi rumah memarkir kendaraannya.

Melihat Ali berjalan menuju teras dimana Ana berdiri, ia menyambut Ali dengan senyuman.
”Boleh enggak nih aku masuk’, sapa Ali sebelum melepas sepatunya.
“Apa pernah ada pengalaman ditolak, apalagi tamu yang sudah bilang dalam suratnya mau datang”, balas sapa Ana.
“Siapa tahu setelah tiga bulan ada sesuatu yang berubah”, bilang Ali yang sudah berdiri di samping Ana.
“Masuk dan duduk dulu baru kita bicara soal perubahan”, cetus Ana sambil memegang tangan Ali menuju kursi tamu yang biasa ditempati Ali.
“Nah, tiga bulan lebih kan tak menamu”, ujar Ana sambil duduk dikursi panjang  berhadapan dengan Ali, “sekarang boleh duga dan boleh tanya tentang perubahan”, sambung Ana sambil senyum.
”Ada perubahan”, cetus Ali juga sambil senyum, ”perubahannya you semakin cantik dan semakin tampak sexy”, puji Ali.
”Kalau gitu mau nih nanti menamunya lebih sering”, pinta Ana.
”Pasti maulah, apalagi lama tak ketemu, you kini tampak semakin cantik Na, kalu bisa memang kita selalu bersama Na”, cetus Ali
”Apa iya Li aku beda dengan Ana yang lalu”, belum lagi Ali mengiyakan, Ana sudah berucap kalau ia mau ke dapur dulu.
”Li tunggu ya sebentar”, ucap Ana sambil bangkit dan berjalan masuk menuju ruang dalam.

Hanya selang sekitar tiga menit Ana kembali dengan membawa baki berisi dua gelas teh dan sebuah stoples kue.
”Kok cepat banget siapnya”, komentar Ali.
”Ayoo, terka mengapa”, cetus Ana.
”Apa sudah disiapain minumannya sejak setelah menerima surat aku ya”, goda Ali.
”Salaaah, ini Li bukti kalau mama tu sangat merestui kita, walau aku belum bilang kalau you datang, tapi mungkin mama tadi lihat sendiri waktu you masuk pekarangan, dan ini semua mama yang menyiapin”, jelas Ana
”Semoga restu mama memberikan berkat perjalanan cinta kita Na”, ucap Ali sambil memperhatikan wajah Ana yang sedang meletakkan gelas minuman di meja depannya.
”Udaah, silakan cicipi ini dulu, baru nanti aku mau tanya sesuatu”, ujar Ana.

Ali menuruti saja permintaan Ana, yang disertai Ana juga meminum teh yang di depannya.
”Tanya apa Na”, kata Ali.
”Pulang ke Barabai nya nanti sore ya Li”, tanya Ana yang bukan itu pertanyaan yang sebenarnya akan di sampaikannya, hal itu jadi tampak dari wajahnya yang sendu.

Memperhatikan wajah Ana yang tampak menyendu Ali bangkit dari duduknya dan berpindah duduk di samping Ana yang duduk di kursi panjang.
”Tidak ada yang disedihkan Na’, bilang Ali sambil menggenggam erat tangan Ana, ”juga tak ada yang dikhawatirkan Na, orang tua kita kan sudah sama setuju akan dilangsungkan nya acara pertunangan kita”, ujar Ali meyakinkan Ana.
”Darimana you tahu telah ada kesepakatan, aku kan tak pernah bilang dalam suratku”, ujar Ana.
”Tadi malam aku kan pulang kampung, ada hal-hal yang kudengar dari kedua orang tuaku yang belum tertulis dalam surat you”, ujar Ali.
”Coba Li ceritera”, ujar Ana kepada Ali yang masih duduk di sampingnya.
”Betul nih ingin tahu”, ujar Ali sedikit menggoda.
”Ceritera kalau itu berita baik untuk kita”, ujar Ana.
”Baiknya aku meneruskan minumku dulu ya”, bilang Ali sambil berpindah duduk ke kursi di hadapan Ana.
”Ayo Li ceritera”, desak Ana setelah Ali meletakkan gelas minumnya.
”Kayanya you juga banyak tahu perjalanan gimana keinginan orang tua kita untuk meresmikan suatu ikatan cinta kita Na”, ujar Ali.
”Memang aku sengaja Li tidak ceritera tentang adanya ucapan dari salah seorang keluarga kami yang meminta hal yang kurang wajar”, jelas Ana.
”Tapi tak ada masalah kan Na”, ujar Ali.
’Memang mama menghawatirkan adanya penafsiran yang bisa menimbulkan kesalahpahaman dari keluarga you”, bilang Ana.
”Memang jujur Na, masalah-masalah lain yang dibicarakan antara perwakilan abah mama dengan keluarga you langsung bisa disepakati, tapi permintaan masalah mahar kan yang mereka minta perlu persetujuan keluarga kami dulu”, ceritera Ali.
”Mama yang tidak ikut dalam pertemuan tersebut, setelah mengetahui hal itu menyesalkan, karena masalah itu akan dibicarakan mama nanti langsung dengan orang tua you”, jelas Ana.
”Tapi sudah lah Na, karena abah mama juga kayi nini aku, yakin bahwa aku dan you benar-benar saling mencintai dan juga mengetahui bahwa mama you juga bisa menerima aku yang sudah sering bertamu. Kayi aku lah  Na yang bilang: ”kalau Ana memang pilihannya Ali, dan masalah itu bukan merupakan penolakan orang tuanya Ana, berapapun permintaan kita penuhi”, jelas Ali.     
”Terima kasih Li penjelasan you, aku dan mama memang sudah tahu ada kesepakatan dari tente Ramlah bibi you yang di Jalan Merdeka, tante dan mama malah sudah menetapkan tanggal di bulan depan, akan mengantarkan ”patalian dan tukar cincin pertunangan”, ujar Ana.
”O ya, baru ingat Na, tadi mama pesan minta ukuran jari manis you guna membuat cincin untuk you”, bilang Ali.
”Sama Li, bahkan minggu lalu sehari sesudah kedatangan tante Ramlah, mama pesan minta ukuran jari you guna membuat cincin ya juga untuk nanti”, cetus Ana senyum.
”Nah gitu dong, buang tu sendunya”, tukas Ali.
”Maaf Li, tadinya aku masih berpikir khawatir, kalau kesepakatan hubungan kita ini, ada benih kesalahpahaman, atau benih kecurigaan, padahal bukan kemauan keluarga dekat aku apalagi mama aku”, ujar Ana.
”Sudah Na, lupakan segala yang meragukan kita, dengan cinta kita singkirkan rintangan di perjalanan waktu yang masih cukup terasa lama”, pesan Ali.
”Janji tidak berubah ya Li, aku cari benang dulu yang cocok untuk buat ukuran cincin kita”, bilang Ana sambil bangkit masuk ke ruang dalam.

Beberapa menit berselang Ana datang membawa golongan benang yang agak tebal serta sebuah gunting.
”Sini Li duduk”, ajak Ana minta Ali pindah duduk di kursi panjang di sisinya.
“Jari mana yang diukur kelilingnya Na”, billang Ali sambil duduk di samping kanan Ana.
”Sini tangannya, jari manis kiri atau kanan kan sama saja”, kata Ana sambil melilitkan benang di jari manis tangan kiri Ali. Setelah itu Ana memotong persis di pertemuan ujung benang yang melingkari jari manis Ali.
”Sekarang aku pindah duduk ke sebelah kanan you. Lalu ini giliran you yang melingkarkan benang di jari manis tangan kiri aku”, ujar Ana.
”Bisa nggak nih aku”, bilang Ali sambil melingkarkan benang di jari manis tangan kiri Ana.
”Yang pas Li, nanti kalau kendur cincinnya longgar”, cetus Ana.
”Beres pasti pas”, ujar Ali, sambil melepas lilitan benang dijari manis Ana, dan kemudian memotongnya persis juga di  pertemuan ujung benang yang melingkari jari manis Ana.
”Na Li, benang yang you pegang itu simpan di dompet you supaya nggak kececer. Nanti serahkan kepada mama you, bilang ini ukuran untuk cincin Ana, jangan lupa di bagian dalam  cincin ada tulisan ALI”, pesan Ana bersemangat.
.”Kalau benang yang ukuran jari aku tadi, apa sekalian nanti kami saja yang juga bikinnya Na”, tanya Ali.
”Nggak boleh, yang benang ukuran jari you tadi nanti aku dan mama yang buat, kan di bagian dalamnya nanti nama aku”, sanggah Ana.
”Gimana Na agar bentuk dan kualitas pembuatannya nggak beda nanti”, tanya Ali.
”Nanti bilang sama mama you, siapa yang diminta mengurus pembuatannya kalau sempat bertemu mama dulu, biar nanti dibikin oleh tukang mas yang sama”, ujar Ana.
”Usul yang bagus Na, nanti aku kan pulang ke rumah dulu sebelum berangkat ke Barabai, menyerahkan benang ukuran cincin untuk you ini dengan tulisan nama aku itu, juga pesan you tentang pembuatan cincin kita itu”, ujar Ali.
”Jangan sampai lupa ya Li”, sahut Ana.

Bersamaan dengan ucapan pesan Ana tersebut, mamanya Ana muncul di pintu ruang dalam dan memanggil Ana.
”Maaf ya nak Ali, Ana ke dalam dulu ya”, sapa mamanya Ana kepada Ali.
”Ya.. ma”, sahut Ali singkat, bersamaan dengan masuknya Ana ke ruang dalam mengikuti mamanya.
Di ruang dalam mamanya Ana sudah menyiapkan hidangan makan siang yang dihampar lesehan khusus untuk Ali dan Ana berdua.
”Na, ajak Ali masuk dan makan dulu”, ujar mamanya Ana.
”Inggih ma”,  kata Ana, dan langsung  masuk kembali ke ruang tamu menemui Ali.
”Kok you nggak duduk’, cetus Ali yang melihat Ana datang dan berdiri di samping kursi tempat duduknya Ali.
”Aku minta you mengikuti aku, tak boleh dibantah kalau nggak mama kecewa Li”, pinta Ana.
”Pasti ada yang sangat penting nih”, gumam Ali pelan, sambil berdiri dan mengikuti Ana masuk ke ruang dalam.
”Nak Ali makan dulu ya, seadanya ya, ayo Na temani Ali”, pinta mamanya Ana yang menyambut Ali di ruang dalam.
”Terima kasih ma, sama-sama yu ma”, ujar Ali.
”Silakan nak Ali dengan Ana saja, mama lagi ada yang diberesin di dapur”, ujar mamanya Ana sambil masuk ke ruang dapur.
”Na, mama you baik sekali”, puji Ali.
“Mama kan calon mertua you”, seloroh Ana.
”Wah... makan besar nih”, ujar Ali.
”Udah Li, ini aku sendokkan dulu nasinya ke piring you”, sahut Ana.
”Jangan banyak-banyak dulu, nanti akau bisa tambah sendiri nasinya”, tukas Ali.
”You harus makan yang banyak”, pinta Ana, sambil meletakkan piring nasinya Ali.
”You juga baik sekali Na”, puji Ali.
”Sudah Li, ambil ini gangan asam tulangan daging sapi, ini ikan goreng pepuyu, ada lalapan juga nih, suka pedas juga ya Li, ini ada sambel lomboknya ”, ujar Ana
”Tapi tu piring nasi you belum diisi nasi”, bilang Ali mengingatkan.
”Tenang Li, nih aku mulai menyendok nasinya, terserah you Li mau pakai sendok atau pakai tangan, ini ada kobokannya”, ujar Ana.
”Pakai sendok tapi juga pakai tangan bila perlu”, ujar Ali sambil menyendok kuah gangan asam dan mengambil sepotong tulangannya.
”Nggak boleh sungkan Li”,  bilang Ana sambil ia menirukan menyendok kuah gangan asam, tapi Ana malah mengabil ikan goreng pepuyu.
”Ambil lagi Li, itu pepuyunya, lalapannya juga”, pinta Ana.
”Tenang Na, sesuai permintaan you akan aku cicipi semuanya”, tegas Ali.

Selesai keduanya makan siang yang dihidangkan mamanya Ana, Ali lebih dulu kembali ke kamar tamu, sementara Ana memberesi makanan yang masih ada, mencuci peralatan yang bekas dipakai mereka berdua.

“Mama sudah makan, ma”, sapa Ana melihat mamanya baru selesai mengambil wudhu hendak shalat Zuhur”.
“Sudah tadi duluan dari kamu berdua”, jawab mamanya Ana singkat, sambil berjalan menuju ruangan kecil tempat shalat.
.         .
Selesai melakukan cucian dan beres-beres, Ana kembali menemui Ali yang masih duduk di kamar tamu.
“Li, kalau nanti aku ikut ke Barabai dan berkenalan dengan teman-teman sekolah you  boleh nggak”, ucap Ana membuka pembicaraan setelah ia duduk menemani Ali.
“Sa...ngat boleh”, kata Ali pasti.
”Betul nih,,”, sungka Ana.
”Betul banget”, jawab Ali, ”Kan kawan-kawan aku baik cowok atau cewek umumnya sudah tahu kalau kita sudah mengikat cinta sejak masih di sekolah kita dulu”, jelas Ali.
”Kok bisa begitu Li”, kata Ana ragu.
”Kan yang sedang belajar sama aku di Barabai tu, yang berangkat sama aku kan ada empat orang, apalagi ada juga beberapa adik kelas kita dulu yang juga menyusul bersekolah disana, mereka ini yang bisa-bisa bicara tentang kita, bahkan tak sedikit yang tahu nama you Na”, ujar Ali.
”Kalau begitu, semoga aman ya Li”, harap Ana.
”Tenang Na”, bilang Ali sambil berdiri berpindah duduk ke kursi panjang di sisi Ana.

Ana yang tadi banyak bicara ingin meyakinkan kesetiaan Ali kepadanya, menyaksikan Ali yang sudah duduk di sampingnya, hanya diam.
”Na, you tu punya kelebihan dari cewek-cewek teman sekolah aku, you tu cantik lahir dan juga cantik batin”, ujar Ali sambil menatap mata Ana. Ana hanya diam ketika Ali kemudian  mencium pipi kanannya.
”Nantilah pulangnya...”, bilang Ana melihat gelagat sikap Ali yang tampak bersiap akan meninggalkannya.
”Maunya Na juga inginnya begitu, tapi setelah pulang kampung aku kan sore ini juga harus kembali ke Barabai”, kata Ali.
”Kapan ya Li kita bisa berduaan yang lama seperti dulu”, harap Ana.
”Na, waktu libur semesteran nanti kita bisa banyak acara, nanti dua bulan lagi”, ujar Ali.
“Batul kan Li”, harap Ana, ”tapi kalau bisa nggak usah dua bulan lah Li, apa sibuk benar. nih pada hari Minggu awal bulan depan”, sambung Ana.
”Oh kalau sukanya gitu, oke tunggu aja nanti hari Minggu awal bulan depan, mungkin ada acara khusus ya Na”, tanggap Ali.   
Ana hanya senyum puas mendengar pernyataan Ali.
”Gimana Na, kayanya Ali mau pamit nih sama mama you”, ujar Ali dengan menyebut namanya sendiri.
Ana berdiri masuk ke ruang dalam, menyingkap korden pintu kamar mamanya, dan melihat mamanya lagi merebahkan diri di tempat tidurnya. Ana tak mau mengganggunya dan ia langsung kembali menemui Ali.
”Mama lagi istirahat Li, biar nanti aku yang memberi tahu mama”, jelas Ana.
”Oh kalau gitu pamitnya Ali langsung sama Ana nya lah”, goda Ali.
”Nih salam tangan aku”, ujar Ana sambil memegang tangan Ali yang sudah berdiri di sampingnya. Ana masih memegang tangan Ali sambil berjalan menuju pintu depan. Sebelum melangkah keluar pintu, Ali melepaskan pegangan tangan Ana, kemudian mencium mesra pipi kanan-kiri Ana.
”Jangan lupa janjinya Minggu awal bulan depan”, ujar Ana.
”Pasti, jangan ragu Na”, ujar Ali sambil berjalan menuju kendaraannya.
”Sampai jumpa Na”, ujar Ali yang sudah berada di atas kendaraannya.
”Aku tunggu Li”, jawab Ana singkat sambil melepas kepergian Ali.

(bersambung)