Jumat, 21 Desember 2012

ABU UMAMAH CALON PENGHUNI SURGA



Sahabatku,
Dalam Al Qur’anul Karim surah Asy Syuaraa, ayat 87,88,89 Allah SWT berfirman:
 ولا تخزنى يوم يبعثون * يوم لا ينفع ما ل ولا بنون * الا من اتى الله بقلب       
 سليم *
“Dan janganlah aku dihinakan pada hari kebangkitan, pada hari itu tidak berguna harta dan anak-anak, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”.

Begitulah Allah menyatakan pentingnya peranan hati dalam mendapatkan keredhaan-Nya. Sehingga kebersihan hati merupakan password atau kunci untuk membuka pintu surga. Sehingga sedikit apapun amal, tetap akan bisa memasukkan orang ke suirga, asal ia memiliki hati yang bersih. Sebaliknya, sebanyak apapun amal, tidak akan berarti sama sekali bila kita memiliki hati yang penuh penyakit. 

Sahabatku,
Suatu hari ketika Rasulullah sedang berada di masjid, beliau memberi tahu kepada para sahabat, bahwa sebentar lagi seorang penghuni surga akan masuk. Mendengar sabda Nabi tersebut, maka semua mata tertuju ke pintu masjid. Dalam benak para sahabat, terbayang sesosok orang yang luar biasa.

Tiba-tiba masuklah seorang pria yang mukanya masih basah dengan air wudhu. Iapun kemudian melakukan shalat tahiyatul masjid.

Penampilannya biasa-biasa saja. Ia bukan orang terkenal. ABU UMAMAH Ibnu JARRAH demikian namanya. Bayangan para sahabat akan sosok luar biasa tidak menjadi kenyataan.

Karena itu para sahabat menjadi panasaran. Mereka bertanya dalam hati: “Amal apa gerangan yang dimiliki orang ini sampai-sampai Rasul menyebutnya calon penghuni sorga”. Salah satu dari mereka yang panasaran tersebut adalah ABDULLAH bin AMR bin ASH.

Karena itu sehabis shalat padhu berjamaah tersebut, Abdullah dengan mengemukakan suatu alasan meminta izin kepada Abu Umamah untuk bisa menginap tiga hari di rumahnya.

Selama tiga hari tiga malam Abdullah memperhatikan, mencermati, bahkan mengintip tuan rumah. Namun tidak ada satupun yang istimewa. Hari-hari yang ia lewati tidak jauh beda dengan sahabat-sahabat yang lain. Ibadahnya pun biasa-biasa saja.

Karena itu setelah tiga hari tiga malam memperhatikan Abu Umamah, Abdullah berkata dalam hati: ”Pasti ada sesuatu yang disembunyikan. Aku harus berterus terang kepadanya”. Dan Abdullah pun bertanya: “Ya Abu Umamah, amal apa yang kamu lakukan sehingga Rasulullah memanggilmu sebagai calon penghuni sorga”. Ternyata jawaban Abu Umamah sangat mengecewakan: “Apa yang engkau lihat itulah”, katanya.

Dengan perasaan tidak puas Abdullah bermaksud pamit kapada ahlul bait. Tapi ketika Abdullah hendak pergi, tiba-tiba Abu Umamah berkata:

“Wahai saudaraku, sesungguhnya aku tidak pernah iri dan dengki terhadap nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Setiap malam sebelum tidur, akupun selalu membersihkan hatiku dari ujub, takabur, kedengkian, dan rasa dendam”.

Sahabatku,
Ada banyak ibrah dari kisah tersebut. Namun ada satu yang pasti, hanya orang yang bersih hati lah (qalbun salim) yang akan memasuki surga tertinggi, juga bertemu dengan Al-Khalik Azza wa Jalla, seperti firman-Nya tersebut di atas, yakni:

Janganlah Engkau hinakan aku (ya Allah) padahari kebangkitan, yaitu hari dimana harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.

Karena itu Abu Umamah layak untuk ditiru.

Walaupun ia bukan sahabat sekalibar Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.
Ibadahnyapun tidak seterkenal Abu Darda, Abdurrahman bin Auf, Salman Al Farisi, atau sahabat yang lainnya.

Namun derajatnya di mata Allah dan Rasul-Nya demikian tinggi, sehingga Rasulullah SAW memvonis ia sebagai calon penghuni sorga. Mengapa, sebab HATINYA BERSIH DARI PENYAKIT dan BEBAS DARI KEBENCIAN dan DENDAM. Sehingga semua amal kebaikannya TETAP UTUH dan BERNILAI di hadapan Allah SWT.

Semoga bersihnya hati Umamah kita jadikan contoh dalam hidup dan kehidupan.

(HRN: sumber dari kitab-kitab Islami).