Kamis, 31 Desember 2009

Nikmat Allah (menyongsong tahun 2010)

NIKMAT ALLAH
Oleh: Ramli Nawawi
Saudaraku,
Tak terasa insya Allah besok kita kembali bertemu dengan tahun baru lagi. Kita segera akan meninggalkan tahun 2009 dan memasuki tahun baru 2010. Seyogianya apa yang perlu kita lakukan ketika kita sudah berada di tahun baru lagi. Apa juapun yang telah kita alami di tahun yang telah kita lewati tersebut susah atau senang, namun ketika kita telah menghirup udara ditahun baru ini, maka yang tak boleh kita lupakan adalah mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali menikmati nikmat yang diberikan-Nya.

Saudaraku,
Kalau kita lagi mengikuti ceramah atau khotbah biasanya penyampai selalu mengajak kita untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita.
Memang Allah SWT dalam Al Qur’anul Karim surah Ibrahim ayat 34 telah berfirman, bahwa Allah SWT akan memberi apa yang kita minta.
“Wa ataakum min kulli saaltumuuhu, wa inta’udduu ni’matallahi laa tuhshuha, innal insaana lazhaluumun kaffaru” (Dia (Allah) memberimu segala yang kamu minta, dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah sanggup kamu menghitungnya, sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan mengingkari (tidak mengakui akan) nikmat Allah).

Saudaraku,
Benarkah bahwa manusia ini banyak yang ingkar terhadap nikmat Allah? Coba kalau kita tanya seseorang tentang nakmat Allah ini. Umumnya mereka ada yang menjawab:
“Aku selalu bersyukur dengan mengatakan Alhamdulillah”. Ada juga yang mengatakan :
“Aku selalu bersyukur kepada Allah dengan mengucapkan Alhamdulillah, dan juga dengan melakukan ibadah kepada Allah serta melakukan amaliah kepada sesama hamba-Nya”.
Tapi mungkin ada juga mereka yang sebelum menjawab pertanyaan kita di atas, sebelumnya mereka bertanya balik, apa saja ya nikmat Allah yang diberikan kepada kita?.

Saudaraku,
Mari kita lihat diri kita saja, di bagian kepala: ada rambut tumbuh, mata melihat, hidung bernafas, telinga mendengar, mulut bicara dan makan minum, otak berpikir dan merekan ingatan. Dari mana kita dapat, semua diberi. Ada mereka yang diberi tidak lengkap, tetap mereka bersyukur daripada tidak diberi sama sekali.
Mari kita lihat lagi, kita punya tangan dan kaki, ada yang namanya jantung, paru-paru, hati, ginjal,.dll, dll, lagi. Sanggup kita menghitung nilainya, atau harganya?. Bayangkan kalau ada salah satu yang diambil lagi oleh Pemberinya.

Saudaraku,
Apa yang sebagian disebut di atas baru nikmat yang ada pada diri kita langsung. Ada nikmat-nikmat lainnya yang sering banyak orang melupakannya. Allah menciptakan matahari dan pelanet-pelanet, tanaman, binatang, pohon (hutan), air, udara, serta benda-benda berharga yang dikandung bumi.
Kita diberi hidup berkeluarga (isteri, anak-anak), hidup berkecukupan, bertetangga, berbangsa dan bernegara yang merdeka. Bukankah semua itu nikmat yang diberikan Allah?. Dan biasanya kita baru sadar kalau ketika ada yang sudah diambil-Nya dari kita?.

Saudaraku,
Tapi Allah bersifat rahman dan rahim (kasih sayang). Dan selalu mengingatkan agar manusia tidak zalim dan tidak ingkar terhadap nikmat yang diberikan-Nya. Seperti dalam Surah Arrahman, yang jumlah ayatnya ada 41 ayat, sebanayk 31 ayat mengingatkan manusia tentang nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya.
“Fabiayyi alaaai rabbuka tukazzibani” (Maka nikmat Allah manakah yang engkau dustakan?).

Saudaraku,
Mungkin timbul pula pertanyaan, mengapa masih banyak orang hidup dalam kemiskinan. Allah berjanji “ Wa atakum min kulli saaltumuuhu” (Dia (Allah) akan memberimu apa-apa yang kamu minta). Karena itu jawabnya adalah mari meminta (berdoa’a) kepada Allah. “Iyya kana’budu wa iyya kanasta’in”. (Kepada-Mu aku menyembah dan kepada-Mu aku meminta). Allah menargetkan kita menyembah dan kemudian meminta kepada-Nya sekurang-kurangnya 5 kali dalam sehari semalam. Kalau hal itu kita sudah lakukan dan tidak lalai, Allah tentu akan memenuhi janji-Nya. Insya Allah. Terkecuali seperti diberitakan dalam Al Qur’an memang ada orang-orang shaleh yang mendapat ujian kesabaran dari Allah, mereka lulus dan mereka adalah ahli surga.

Saudaraku,
Kalau kita sejenak introspeksi diri, tentu kita sadar begitu banyak nikmat yang diberikan Allah kepada kita umat-Nya. Karena itu wajar kalau kita senantiasa bersyukur dengan selalu melaksanakan perintahnya: aqimis shalah wa atuzzakah, kutiba alaikumus siam, qala la ilaha illa Allah, dan bagi yang “siap” hadir di padang Arafah pada 9 Zulhijjah.
Tapi bagi mereka yang zalim dan ingkar akan nikmat Allah, maka seperti firman-Nya dalam Al Qur’an surah Iberahim ayat 7: “Wa iz taazzana rabbukum: lain syakartum la azidannakum, wa lain kafartum inna ‘azaba lasyadiid”. (Dan Tuhan mu memberitahukan: jika kamu bersyukur akan kutambah nikmatmu, tapi bila ingkar siksa-Ku amat pedih).

Saudaraku,
Memperhatikan keberadaan masyarakat di negeri kita saat ini, apakah ini gambaran dari masyarakat yang senantiasa bersyukur kepada Allah, atau gambaran dari masih banyak masyarakat yang zalim dan ingkar kepada Allah?. Wallahu ‘alam.

Kamis, 24 Desember 2009

masalah keanekaragaman

MASALAH KEANEKARAGAM

Oleh: Ramli Nawawi

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil dan berpendudduk lebih dari 210 jiwa ini tidak hanya dihuni oleh sekitar 24 kelompok etnis (suku bangsa) tetapi juga oleh mereka yang berbeda ideologi/ keparcayaan, juga berbeda pandangan politik dan kepentingan lainnya.

Sementara tiap kelompok etnis pun masih terbagi lagi atas sub-sub etnis. Kalau dari sekian banyak sub etnis tersebut mempunyai corak-corak masing-masing budaya yang berbeda, ditambah dengan perbedaan-perbedaan lainnya tersebut di atas, maka dapat dibayangkan berapa banyaknya perbedaan-perbedaan gaya dan sikap hidup dari negara yang berpenduduk terbanyak ke 4 di dunia ini.

Juga perlu diingat, perbedaan itu juga tampak dari bahasa yang dipakai oleh berbagai etnis (suku bangsa) yang hidup di negeri ini. Ada sekitar 200 jenis bahasa daerah yang terdapat dan masih dipakai oleh suku-suku atau kelompok-kelompok yang ada di Indonesia. Bahkan untuk satu bahasa yang samapun masih terdapat perbedaan dialek yang memberikan kekhasan dari suku atau kelompok bersangkutan.

Unsur-unsur perbedaan yang ditemui baik yang berlatar belakang etnik group, geografis, ideologi, pandangan politik, maupun kepentingan-kepentingan lainnya tersebut di atas merupakan hal-hal yang sering kurang tercermati dalam usaha-usaha ke arah terbinanya persatuan dan kesatuan bangsa.

Usaha menyatukan bangsa di Nusantara ini sebenarnya sudah berlangsung sejak zaman Majapahit, di mana Patih Gajah Mada dengan Sumpah Palapa nya berusaha mempersatukan Nusantara dengan jalan menaklukkan semua kerajaan-kerajaan atau suku-suku yang mendiami kepulauan tersebut. Tetapi bagaimana akhirnya kemudian, Nusantara kembali terpecah atas kerajaan-kerajaan kecil lagi setelah pudarnya kekuatan kerajaan besar tersebut.

Sadar bahwa kesatuan dan persatuan Nusantara tidak bisa dijamin dengan menggunakan kekuatan dan kekuasaan, maka dalam usaha mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia kemudian, para pemuda menyadari akan perlunya persatuan dan kesatuan bangsa dengan cara yang lebih arif.

Lahirlah Sumpah Pemuda tahun 1928, di mana para pemuda dari berbagai suku bangsa di negeri ini berikrar mengaku satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air Indonesia. Sumpah yang dilandasi kesadaran dan tujuan yang sama ini sangat berarti, karena dengan semua suku bangsa di negeri ini mempunyai kepentingan yang sama kemudian berhasil melahirkan Negara Indonesia Merdeka.

Kini setelah setengah abad lebih kemerdekaan Indonesia tercapai, sadar atau tidak sadar sekarang bangsa di negeri ini telah terbawa kepada indikasi munculnya “IN GROUP” dan “OUT GROUP” (kelompok kita dan kelompok mereka). Padahal perasaan in group dan out group atau perasaan dalam kelompok dan luar kelompok dapat merupakan benih dari suatu sikap yang dinamakan “ETNOSENTRIS”.

Anggota-anggota kelompok sosial “etnosentris” ini sedikit banyak akan mempunyai kecenderungan untuk menganggap segala sesuatu yang termasuk dalam kebiasaan-kebiasaan serta tindakan dan pandangan kelompoknya sendiri sebagai sesuatu yang terbaik, apabila dibandingkan dengan kebiasaan-kebiasaan, tindakan dan pandangan kelompok lainnya. Sikap ini bisa disamakan dengan KEPENATIKAN, sehingga kadang-kadang sukar sekali bagi yang bersangkutan untuk mengubah pandangan dan sikapnya, walaupun dia menyadari hal itu salah.

Suatu hal yang bisa terjadi manakala sikap “etnosentris” ini tumbuh subur dalam kehidupan suatu bangsa, maka sadar atau tidak akan lahir sikap DISINTEGRASI yang fatal yang disebut “STEREOTIP”, yakni anggapan-anggapan atau sikap yang bersifat mengejek terhadap suatu obyek tertentu, seperti sikap suatu etnis tertentu, kelompok tertentu, organisasi tertentu, menganggap rendah terhadap etnis lainnya, kelompok lainnya, atau organisasi lainnya..

Apakah hal-hal yang dikhawatirkan seperti tersebut di atas telah terdapat di masyarakat Indonesia sekarang?. Mari kita introspeksi dengan melihat gonjang-ganjing dan saling tuduh dan saling hina lewat berbagai berita dan komentar-komentarnya seperti yang kita lihat di berbagai media hingga saat ini. Maka apabila hal-hal yang dikhawatirkan tersebut di atas mulai tampak dalam perkembangan masyarakat, maka masalah keanekaragaman ini ke depan perlu “dicermati” untuk tetap terwujudnya keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa. Semoga. (HRN)

Minggu, 29 November 2009

untuk kita hidayat di akhir nopember

  • Sifat Orang Taqwa

    Salah satu ayat Al Qur'an yang menggambarkan tentang orang-orang yang taqwa terdapat dalam surah Ali Imran ayat 16 dan 17:

    الد ين يقولون ربنا اننا امنا * فاغفرلنا د نوبنا وقنا عداب النار* الصابرين والصدقين والقنتينا والمنفقين والمستغفرين بالاسحار*

    “Yaitu mereka yang berkata: Hai Tuhan kami bahwa kami telah beriman, maka ampunilah dosa kami, dan pelihara kami dari azab neraka. Mereka itulah orang-orang yang sabar, benar, patuh, memberi nafkah (sedekah) dan meminta ampun di waktu akhir malam”.

    Sabar adalah dapat mengendalikan nafsu marah, suka memaafkan, menghilangkan dendam.

    Benar adalah bisa dipercaya, menjauhi berbuat bohong.

    Patuh terhadap perintah Allah adalah tidak menunda-nunda segala yang diperintahkan.

    Memberi nafkah adalah bersedekah sesuai kemampuannya.

    Meminta ampun di waktu akhir malam adalah melakukan shalat di akhir malam.


    تقوى

    تTawaddu: yakni rendah hati,
    *bisa menghargai orang lain,
    *tidak memandang orang lain lebih rendah,
    *tidak merasa lebih mengetahui,
    *bukan kritiknya yang banyak tapi bisa menunjukkan jalan keluar.

    ق Qanaah: yakni rela terhadap yang ada,
    * Bersyukur, dermawan, mempunyai kepekaan sosial,
    *tidak mengeluh (sabar),
    *dalam hal kehidupan dunia selalu melihat ke bawah,
    * dalam hal beragama (ketaatan) melihat ke atas.

    و Wara' pantangan: yakni hati-hati,
    *Berusaha menutup (memelihara) diri dari hal-hal yang tidak benar menurut agama *menghindari hal-hal yang subhat,
    *tidak menyakiti perasaan orang (dalam berbicara, berprilaku, bertindak),
    *tidak merugikan orang lain.

    ى Yakin: yakni: percaya sepenuh hati,
    *bahwa Tuhan itu ada,
    *bahwa hidup ini sementara,
    *bahwa ada kehidupan di akhirat,
    *bahwa agama Islam benar. (contoh: keyakinan Bilal walau disiksa, keyakinan Masitah yang bersama keluarganya menerima siksa dari Fira'un).

    Saudaraku, mudah-mudahan kita diberikan bimbingan oleh Allah SWT sehingga selalu berupaya untuk dapat memiliki sifat-sifat yang diredhai-Nya. Amin. (HRN).

Azizah kecil (baju merah) di hari Idul Adha 1430 H berkorban seekor sapi bersama abah mama dan kakek neneknya


ramai2 memotong daging sapi korban keluarga M. Iqbal Firdausi


sedang menyaksikan pemotongan daging sapi korban


lagi me-motong2 dan menimbang daging sapi korban


ibunda beserta anak2 dan anak menantu juga kedua cucu di hari idul korban


Kamis, 26 November 2009

minal aidin wal faizin

MINAL AIDIN WAL FAIZIN

ramli nawawi & keluarga

di hari raya idul adha 1430 h

menyampaikan ucapan maaf lahir bathin
atas segala kesalahan dan kekhilafan

kepada:

semua kawan seprofessi
balai pelestarian sejarah dan nilai tradisional yogyakarta

warga perum citra ringin mas yogyakarta
khususnya warga rt 10 blok ef

warga kompleks beruntung jaya banjarmasin
khususnya warga jalan hayam wuruk

semua anggota kerukunan pensiunan keluarga
smp negeri 6 banjarmasin
serta
kepada para pengunjung blog ramli nawawi utun

Selasa, 17 November 2009

Pahlawan Nasional dari Kalimantan Selatan

PANGERAN ANTASARI
(1809-1862)

Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Surat keputusan Presiden Republik Indonesia no. 06/TK/Tahun 1968 tanggal 27 Maret 1968 menganugerahi Pangeran Antasari gelar Pahlawan Nasional.

Pangeran Antasari lahir dalam tahun 1809, ayahnya bernama Pangeran Mas’ud dan ibunya bernama Gusti Hadijah puteri Sultan Sulaiman. Ia adalah keluarga Kesultanan Banjarmasin, tetapi hidup dan dibesarkan di luar lingkungan istana, yakni di antasan Senor, Martapura. Kericuhan–kericuhan yang terjadi khususnya dalam kalangan penguasa kesultanan, menjadikan cicit dari Sultan Aminullah ini tersisih, walaupun ia sebenarnya pewaris pula atas tahta Kesultanan Banjar.

Kericuhan terjadi ketika Sultan Aminullah wafat dalam tahun 1761. Ia meninggalkan tiga orang putera yang masih kecil, dan karena itu saudara Sultan Aminullah, yang bernama Pangeran Natanegara diangkat menjadi wali. Dua orang putera Sultan Aminullah meninggal, dan yang seorang lagi yaitu Pangeran Amir pergi ke Pasir. Sesudah itu Pangeran Natanegra menubatkan diri menjadi sultan dan bergelar Sultan Sulaiman Saidullah.

Tahun 1787 Pangeran Amir melancarkan pemberontakan untuk mengambil tahtanya kembali dengan kekuatan 3000 orang Bugis. Sultan Sulaiman Saidullah untuk mengatasinya meminta bantuan Belanda

Pasukan Belanda di bawah pimpinan Kapten Christoffel Hoffman berhasil mematahkan perlawanan Pangeran Amir. Dalam suatu pertempuran pada tanggal 14 Mei 1787 Pangeran Amir tertangkap, dan bulan Juni ia dikirim ke Batavia untuk selanjutnya dibuang ke Ceylon (sekarang Srilangka). Salah seorang puteranya bernama Pangeran Mas’ud, yaitu ayah dari Pangeran Antasari.

Belanda menarik keuntungan dari kericuhan itu. Sebagai imbalan jasa memadamkan perlawanan Pangeran Amir, maka ditandatanganilah antara pihak Belanda dan penguasa Kesultanan Banjar (Sultan Sulaiman Saidullah) sebuah tractaat dan Acte van Afstand pada tanggal 13 Agustus 1787.

Dengan demikian Sultan Sulaiman Saidullah terpaksa mengurangi kekuasaan, mengurangi kedaulatan Kesultanan Banjar. Ia dan keturunannya masih berhak menyandang gelar-gelar sultan dan memerintah wilayah kesultanan, tetapi hanya sebagai pinjaman (vazal) dari Belanda.

Kericuhan terjadi lagi dalam masa pemerintahan Sultan Adam Alwasyiqubillah putera Sultan Sulaiman. Selagi masih bertahta, ia mengangkat anaknya, Pangeran Abdurrahman sebagai Sultan Muda atau Putera Mahkota

Pada tahun 1852 Sultan Muda Abdurrahman meninggal dunia, yang meninggalkan dua orang anak, yaitu Pangeran Hidayatullah anak dari perkawinan dengan Ratu Siti, dan Pangeran Tamjidillah anak dari perkawinan dengan Nyai Aminah. Keduanya merasa berhak atas tahta kesultanan.

Di samping itu ada lagi pihak ke tiga yang juga merasa berhak, yaitu Prabu Anom, putera Sultan Adam Al Wasikbillah, adik Pangeran Abdurrahman. Sebenarnya Pangeran Hidayatullah yang paling berhak atas tahta kesultanan.

Sekali lagi Belanda ikut campur tangan. Mereka harus menggunakan sebagai alasan campur tangannya, karena investasinya yang sudah ditanamkan dalam pertambangan batu bara “Oranje Nassau” dan “Julia Hermina” di Banyu Ireng. Kedua tambang ini mendatangkan hasil yang cukup banyak. Karena itu Belanda memerlukan sultan yang dapat mereka kendalikan.

Sultan Adam Alwasyiqubillah meninggal dunia dalam tahun 1857. Belanda mengangkat Pangeran Tamjidillah sebagai penggantinya, sedangkan Pangeran Hidayatullah diangkat sebagai mangkubumi. Para bangsawan, ulama, dan rakyat tidak menyukai terhadap pengangkatan Pangeran Tamjidillah sebagai Sultan.

Keresahan rakyat tampak jelas dengan timbulnya perlawanan di daerah pedalaman, yaitu:
Di Benua Lima (Negara, Alabio, Sungai Banar, Amuntai dan Kalua) dipimpin oleh Tumenggung Jalil.
Di Muning di bawah pimpinan Aling yang telah menubatkan dirinya menjadi sultan dengan nama Penembahan Muda. Anaknya yang bernama Sambang diangkat dan bergelar Sultan Kuning. Anak perempuannya bernama Saranti diberi gelar Puteri Junjung Buih. Nama kampungnya diganti menjadi Tambai Makkah.
Di daerah Batang Hamandit, Gunung Madang dipimpin Tumenggung Antaluddin.
Di Tanah Laut dan Hulu Sungai dipimpin oleh Demang Lehman.
Di Kapuas Kahayan di bawah pimpinan Tumenggung Surapati.

Gerakan-gerakan rakyat itu pada hakekatnya menghendaki agar yang bertahta di Kesultanan Banjar adalah Pangeran Hidayatullah. Sebenernya Pangeran Hidayatullah yang berhak menjadi Sultan, sesuai pula dengan harapan rakyat Banjar, yang diperkuat pula dengan Surat Wasiat Sultan Adam Alwasyiqubillah. Isi Surat Wasiat itu sebagai berikut:
Sultan Adam memberi kepada Pangeran Hidayatullah gelar Sultan Hidayatullah Khalilullah;
Mengngkat menjadi penguasa agama serta mewariskan semua tanah kesultanan, semua alat senjata kesultanan, alat pusaka dan padang-padang perburuan;
Apabila Sultan Adam wafat, maka penggantinya ialah Pangeran Hidayat, dan hendaknya memerintah rakyat dengan penuh keadilan dan mengikuti perintah agama;
memerintahkan kepada seluruh rakyat Kesultanan Banjar supaya mentaati hal ini dan jika perlu mempertahankan dengan kekerasan;
Memerintahkan kepada semua Pangeran, menteri, orang besar kesultanan ulama dan tetuha kampung supaya mematuhi ketentuan ini, apabila dilanggar maka Sultan Adam menjatuhkan kutuknya.

Pada mulanya gerakan-gerakan itu berdiri sendiri-sendiri. Di berbagai tempat, dikampung-kampung mereka mempengaruhi rakyat dan di sana_sini mengganggu ketenteraman. Baru kemudian gerakan-gerakan itu dapat dipersatukan oleh Pngeran Antasari yang sudah berusia kurang labih 50 tahun.

Sampai saat itu nama Pangeran Antasari hampir-hampir tidak dikenal. Ia tidak memiliki kekayaan yang memungkinkan untuk hidup layak sebagai seorang pangeran, sedang ia merasa prihatin menyaksikan Kesultanan Banjar yang ricuh dan semakin besarnya pengaruh Belanda di Benua Banjar. Terbuka kesempatan bagi Pangeran Antasari ketika di pedalaman Banjar timbul gerakan-gerakan rakyat.

Pangeran Hidayatullah dalam kedudukannya sebagai mangkubumi mengutus tiga orang untuk menyelidiki gerakan-gerakan rakyat yang sedang bergolak. Salah seorang dari utusan itu adalah pamannya sendiri, yaitu Pangeran Antasari. Maka terbukalah kesempatan bagi Pangeran Antasari untuk menghubungi pemimpin-pemimpin gerakan rakyat yang siap mengadakan perlawanan, bahkan ia berhasil memperoleh kepercayaan rakyat dan dipilih sebagai pimpinan perlawanan.

Cita-cita mereka memang sesuai dengan sikap dan pendirian Antasari. Oleh karena itu ia dan keluarganya diam-diam meninggalkan kediamannya diAntasan Senor, Martapura dan menyatukan diri dengan kaum perlawanan di pedalaman. Puteranya yang bernama Penembahan Muhammad Said, dikawinkan dengan Saranti puteri Penembahan Aling, tokoh yang berpengaruh di kalangan mereka.

Pangeran Antasari berhasil mempersatukan gerakan rakyat yang dipimpin oleh Penembahan Aling di Muning dengan gerakan rakyat yang dipimpin oleh Tumenggung Jalil di Banua Lima. Wilayah perlawanan bertambah luas, meliputi Tanah Dusun Atas, Tabanio dan Kuala Kapuas, serta tanah Bumbu. Semuanya menjadi satu front di bawah pimpinan Pangeran Antasari untuk menentang Belanda dan kekuasaannya yang menggunakan Sultan Tamjidillah.

Pangaruh Pangeran Antasari menjadi makin luas, juga di kalangan ulama-ulama Banjar yang sebagian besar bersedia ikut menempuh jalan kekerasan. Pada permulaannya ia berhasil menghimpun sebanyak 6.000 orang lasykar.

Serangan pertama dilakukan pada tanggal 28 April 1859. Dengan serangan itu maka meletuslah Perang Banjar. Pagi-pagi buta 300 orang lasykar yang dipimpin langsung oleh Pangeran Antasari menyerang tambang batu bara dan benteng Belanda di Pengaron. Pertempuran berlangsung hingga pukul 14.00 siang. Baik pihak Pangeran Antasari maupun pihak Belanda berjatuhan korban.

Pengaron dikepung rakyat, lasykar Pangeran Antasari. Komandan Beeckman sangat kuatir karena persediaan makanan sudah menipis. Ia segera mengirim kurir, tetapi kurir itu dapat dibunuh oleh lasykar. Keadaan di luar tambang dan benteng Belanda di Pengaron dapat dikuasai lasykar Pangeran Antasari. Dua puluh orang bersenjata parang menyelinap ke dalam pos dan benteng tambang batu bara Oranje Nassau Pengaron, tetapi diketahui musuh, dan semuanya gugur terbunuh. Dokter Belanda di dalam lokasi itu diamuk dan dibunuh oleh orang hukuman. Pangeran Antasari sebagai pimpinan lasykar perlawanan mengirim surat kepada Beekman agar ia menyerah.

Dalam keadaan semacam itu pemerintah Belanda menganggap berbahaya terhadap Pangeran Antasarisehingga dianggap pemberontak yang dikenai premie atas harga kepala 10.000 gulden untuk menangkapnya hidup atau mati. Demikian pula terhadap Pangeran Hidayatullah sebelum diasingkan. Hal ini dilakukan Belanda setelah dihapuskannya Kesultanan Banjar oleh Belanda pada tanggal 11 Juni 1860.

Di dalam bulan suci Ramadhan 1278 H (Maret 1862) para alim ulama dan pimpinan rakyat dari Barito, Murung, Sihong, Teweh, dan Kepala-kepala Dayak Kapuas Kahayan berkumpul di Dusun Hulu untuk menobatkan Pangeran Antasari menjadi Penembahan Amirruddin Khalifatul Mukminin, pemimpin tertinggi agama. Dengan demikian, dalam pengertian rakyat, kedaulatan tanah Banjar dipegang oleh Pangeran Antasari. Kekuasaan dan kedaulatan dilaksanakan sesuai dengan keadaan perang yang masih berkobar.

Belanda masih berusaha untuk berdamai dengan Pangeran Antasari dan bersedia memberi pengampunan. Tetapi Pangeran Antasari sadar, bahwa itu hanya tipu muslihat Belanda saja.

Pangeran Antasari menolak ajakan Belanda dengan mengirim surat kepada gezaghebber (Kepala Daerah/penguasa) di Marabagah (Bakumpai). Isinya ialah penolakan pengampunan yang diajukan Belanda kepada Pangeran Antasari. Ia tidak percaya kepada janji-janji yang diberikan Belanda dan menganggapnya sebagai tipu muslihat belaka.

Pangeran Antasari sebagai penembahan Amiruddin Khalifatullah Mukminin hanya memberi satu jaminan untuk perdamaian, yaitu diserahkannya Kesultanan Banjarmasin, sedang Belanda hanya diizinkan untuk menarik pajak. Kalau syarat tersebut tidak dipenuhi, maka Pangeran Antasari memilih jalan meneruskan peperangan.

Ternyata Pangeran Antasari benar-benar menunjukkan jiwa kepahlawanan. Beliau selalu berkata, “HARAM MANYARAH, WAJA SAMPAI KAPUTING”, maksudnya haram hukumnya menyerah kepada musuh, tak tergoyahkan, ulet, tabah sampai akhir. Perkataan itu diamanatkan pula kepada keturunsn beliau.

Waktu itu Pangeran Antasari sudah tidak muda lagi, usianya sudah lebih lima puluh tahun. Dengan penuh kesadaran dan keyakinan ia memimpin gerakan melawan pemerintah Belanda di Kalimantan Selatan dan Tengah. Ia mempunyai kekuatan pribadi dan keluhuran budi yang menjadi tenaga pendorong mengapa ia tetap mempertahankan pendiriannya tanpa pernah mundur setapak pun untuk berkompromi dengan lawan sampai akhir hayatnya.

Pangeran Antasari telah membuktikan memiliki keahlian dalam siasat perang gerilya serta mampu memimpin pasukan di daerah-daerah yang luas lagi sukar didiami manusia. Ia adalah pemimpin yang ulet, tabah dan berwibawa, serta memliki kekuatan batin untuk mengikat para pengikutnya kepada tujuan yang mulia.

Pangeran Antasari seorang pemimpin yang tidak mementingkan diri sendiri. Pada saat para bangsawan yang berkuasa dalam Kesultanan Banjarmasin secara sistematik dikuasai dan dipecah belah Belanda dengan memanfaatkan situasi dan kondisi Kesultanan Banjar itu sendiri, maka Pangeran Antasari mengangkat senjata dengan semboyannya yang pantang mundur itu.

Sementara itu wabah penyakit melanda daerah pedalaman. Pangeran Antasari jatuh sakit. Dalam keadaan sakit parah ia diangkut ke pegunungan Dusun Hulu. Akhirnya wafat di Bayan Begok, Hulu Teweh pada tanggal 11 Oktober 1862. Kemudian di masa Indonesia Merdeka, kerangka tulang belulang beliau dipindahkan dan dimakamkan kembali di Kompleks Makam Pahlawan Perang Banjar, jalan Masjid Jami (sekarang: Makam Pahlawan Nasional Pangeran Antasari) di Banjarmasin pada tanggal 11 November 1958.

Dengan wafatnya Pangeran Anatasari rakyat kehilangan pemimpin yang berani, tegas, tangguh, cerdik dan alim. Meskipun demikian semangat Antasari tetap berkobar-kobar. Rakyat Banjar tidak tenggelam dalam kesedihannya dan segera kedudukan digantikan oleh putera-putera beliau, yaitu Pangeran Muhammad Seman menjadi sultan, yang dikenal dengan Sultan Matseman, dan saudara Sultan Matseman, yaitu Pangeran Penembahan Muhammad Said sebagai Mangkubumi.

Pusat pemerintahannya berpindah-pindah karena senantiasa dikejar-kejar Belanda. Semula berpusat di Dusun Hulu dengan keduudkan di Muara Teweh, kemudian di Kapuas Kahayan dengan pertahanannya di dekat Sungai Patangan, paling akhir di Baras Kuning di mulut Sungai Manawing.

Tidak hanya keturunan Pangeran Antasari yang melanjutkan perlawanan itu, tetapi juga rakyat Banjar, seperti:

Tumenggung Surapati, sampai meninggal tidak pernah menyerahkan diri kepada Belanda.

Demang Lehman, yang tertangkap melalui penghianatan tahun 1864, air mukanya tidak berubah dan urat muka tidak bergerak menaiki tiang gantungan, yangmenujukkan ketabahan hati. Selesai digantung kepalanya dipotong Belanda.

Tumenggung Jalil, gugur karena luka dalam pertempuran. Kuburnya ditemukan Belanda dan dibongkar, sedang kepalanya dipotong.

Penghulu Rasyid dari Banua Lawas, pemimpin golongan agama, sangat terkenal dengan gerakan “Baratib Baamal”, bertempur dengan gagah berani. Pada tahun 1864 menderita luka-luka dalam pertempuran, lalu berusaha menyembunyikan diri. Namun kaki tangan Belanda selalu membuntutinya. Penghianat tersebut dapat membunuhnya, kemudian memotong lehernya dan menyerahkan kepala Penghulu Rasyid kepada Belanda untuk mendapatkan hadiah.

Haji Buyasin, pejuang yang bersama-sama Demang Lehman melawan penjajah Belanda di Tanah Laut. Pada tahun 1866 beliau dibunuh oleh kaki tangan Belanda, dan mayatnya diserahkan kepada Belanda di Banjarmasin.

Demikian pula pejuang-pejuang lainnya, seperti: Tumenggung Antaluddin, Tumenggung Cakrawati, Bukhari dan Kawan-kawan. Banyak sekali kalau dibeberkan satu persatu. Tumenggung Cakrawati gugur, lalu digantikan oleh isterinya yang memakai namanya.

Bikhari, dan kawan-kawan gugur melawan Belanda dalam Amuk Hantarukung di ujung abad ke 19.

Pada tahun 1905 tanggal satu Januari Sultan Muhammad Seman gugur. Sesudah itu perlawanan secara fisik sudah mulai berkurang. Perlawanan yang dilakukan oleh ratu Zaleha dan Gusti Muhammad Arsyad sebagai keturunan langsung Pangeran Antasari tidak berhasil menguasai keadaan.

Perang Banjar yang apinya mulai dinyalakan Pangeran Antasari tanggal 28 April 1859 sampai pada tahun 1905 telah padam. Namun semangat kejuangan yang diwariskan Pangeran Antasari, beserta para pejuang Perang Banjar lainnya, terus menyala. Semangat itu selalu mendorong langkah perjuangan hingga Indonesia Merdeka. Semoga semangat perjuangan Pangeran Antasari tetap hidup di dada Urang Banjar sebagai pewarisnya, rela berkorban tanpa pamrih dalam membangun Negeri Banjar. (Sumber: Naskah Pemda TK I Prop. Kalsel tahun 1985, Peringatan hari wafat Pangeran Antasari di Banjarmasin).

Dokumentasi Konferensi Nasional Sejarah tahun 2006


Sabtu, 07 November 2009

buat kita semua para sahabatku

PERILAKU YANG MENYERET KE NERAKA
Sahabatku,
Rasulullah SAW menyuruh umatnya agar selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT dari siksa neraka. Seruan Rasulullah Muhammad SAW tersebut merupakan isyarat, agar kita umatnya menjauhi pribadi ahli neraka. Percuma berdoa memohon perlindungan dari neraka, jika dia berperilaku ahli neraka dan mengamalkan perbuatan yang menyeret ke dalam neraka.

Sahabatku,
Menurut Al Qur’an dan Hadist, amal yang menyeret manusia ke dalam neraka adalah:

01. Meninggalkan shalat (QS. Al Muddatsir 42-43).
02. Tidak menunaikan zakat (QS. At Taubah 34-35).
03. Tidak menunaikan shaum (puasa) Ramadhan (Hadist).
04. Bermuka dua, suka menjilat dan mengadu domba (HR Bukhari dan Muslim).
05. Membuat kezaliman dengan merampas tanah orang lain (HR Bukhari dan Muslim).
06. Tidak menunaikan haji padahal mampu (Al Hadist).
07. Korupsi (QS. Ali Imran 161).
08. Memakan riba (QS. Al Baqarah 275-276).
09. Selalu meminum minuman keras (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).
10. Durhaka kepada ibu bapak (HR Nasa’i).
11. Menyombongkan diri (HR Tarmizi, Nasa’i dan Ahmad).
12. Perempuan menyerupai pria dan dayus (HR Nasa’i).
13. Penguasa yang menelantarkan rakyat (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Al Hakim).
14. Suka mengemis (HR. Abu Daud, Tarmizi dan Nasa’i).
15. Dukun, tukang sihir dan para normal (QS. Al Baqarah 102).
16. Memakan harta anak yatim (QS. An Nisa 10).
17. Ulama yang menyembunyikan ilmunya (HR. Abu Daud, Tarmizi, Ibnu Majah, Al Hakim, Ibnu Hibbah dan Al Baihaqi).
18. Bersumpah palsu (QS. Ali Imran 77 dan HR. Bukhari).
19. Orang yang mengulurkan pakaian hingga bawah mata kaki dengan “SOMBONG” (HR. Muslim, Abu Daud, Tarmizi, Nasa’i dan Ibnu Majah). Lihat buku Hidup Sesudah Mati, Abu Fatiyah Al Adenani, Grenada Mediatama, Surakarta, cet IV, 2008).

Selain itu, sudah jelas diberitakan bahwa orang-orang yang kafir yang tidak beriman kepada Allah SWT dimasukkan ke dalam neraka, bahkan kekal di dalamnya. Adapun orang yang beriman yang maksiat dan berdosa dimasukkan ke dalam neraka, namun setelah selesai hukumannya, dia diangkat kemudian dimasukkan ke sorga. (disarikan dari Fikrah KH. Husin Nafarin Lc.MA).

Kamis, 05 November 2009

Foto malam Sawalan warga Perum CRM blok EF, tampil sederhana, dari hati ke hati, saling memaaafkan, dan canda ria


Sawalan th ke 6 (2003-2009), tuh sudah tampil bocah2 balita dari keluarga muda warga blok EF CRM


secercah noor di awal nopember

APAKAH IMAN ITU
Iman berasal dari kata kerja amana-yu’minu, artinya percaya, setia, aman, melindungi, dan menempatkan sesuatu pada tempat yang aman. Nabi SAW menerangkan iman adalah anda percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kebangkitan, qadha (peraturan) dan qadar (kekuasaan)-Nya.

Rasulullah SAW mengaitkan keimanan kepada Allah SWT dengan keimanan kepada hari akhirat. Sebagai contoh , beliau bersabda: “Barang siapa yang beriman kepda Allah dan hari akhirat hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya; banrang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat hendaklah memuliakan tamunya; barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat hendaklah ia berkata yang baik atau berdiam diri (HR Ahmad, Baihaqi, Nasa’I dan Ibnu Majah).

Ada apa sebenarnya dengan akhirat?.
Akhirat, adalah masa depan kita manusia. Akhirat adalah wadah hidup kita yang hakiki, di dalamnya ada janji pahala dan ancaman siksa. Akhirat nyaris terlupakan dan dilupakan ketika kita menata dan meniti kehidupan. Di akhirat ada celaka dan ada bahagia.

Allah SWT berfirman yang artinya: Dikala datang hari itu, tidak ada seorangpun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya, maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia.

Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.

Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhan-Mu menghendaki (yang lain), sebagai karunia yang tiada putus-putusnya. (QS. Hud 15-18).

Jika di dalam hati seseorang tertanam perasaan takut dan cemas akan hari akhir dan khawatir akan hari hisab, juga senantiasa sedih jika memikirkan nasibnya kelak di hari kiamat, itu pertanda keimanan yang di dalam hatinya semakin sempurna.

Adakah di dalam diri kita ada hal ini. Ketika kita beraktivitas, bekerja apa saja; adakah di dalam benak, otak, dan pikiran kita kesadaran: “Kalau aku mengerjakan ini apa akibatnya nanti di akhirat”. Inilah bekal kita menatap perjalanan selanjutnya. (Dikutip dari Fikrah: KH Husin Naparin Lc MA).

Kamis, 01 Oktober 2009

Foto sebagian dari guru SMPN 6 th. 1970-1980 pada reuni alumni 1966-2006 tgl. 27-9-2009 di Banjarmasin


MONUMEN KATAMSO YOGYAKARTA

Sejarah tragis, bagian dari peristiwa 30 September 1965
Oleh: Ramli Nawawi
Bagi yang belajar sejarah tentu tahu siapa itu Pahlawan Nasional Brigader Jenderal TNI Anumerta Katamso. Dia adalah salah satu dari 9 Pahlawan Revolusi yang gugur ketika terjadi peristiwa Pemberontakan G 30 S / PKI tahun 1965. Di tempat bangunan inilah waktu itu Brigjen Katamso dianiyaya dan dibunuh, di mana kemudian dibangun sebuah monumen yang dikenal sebagai Monumen Katamso.

Selain itu Monumen Katamso dikenal juga sebagai Monumen Kentungan atau lengkapnya Monumen Pahlawan Pancasila Kentungan. Monumen ini terletak sekitar 200m sebelah timur Jalan Kaliurang Yogyakarta, atau sekitar 100 m dari Jalan raya Lingkar Utara. Jaraknya dengan Monumen Yogya Kembali hanya kurang lebih 1,5 km.

Disebut Monumen Kentungan, karena monumen ini dibangun di Kentungan, di atas tanah tempat terjadinya pembunuhan kejam terhadap Brigjen TNI Anumerta Katamso dan Kolonel Infantri Anumerta Sugiono ketika terjadi peristiwa Pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia tahun 1965.

Seperti tercatat dalam sejarah bahwa Pemberontakan G30S/PKI merupakan noda sejarah yang menimpa bangsa Inndonesia, ditandai dengan adanya penculikan dan pembunuhan kejam diluar batas perikemanusiaan. Sembilan Pahlawan Revolusi gugur, dan dua di antaranya adalah Brigader Jenderal TNI Anumerta Katamso dan Kolonel Infantri Anumerta Sugiono yang gugur di Yogyakarta.

Untuk mengenang peristiwa sejarah yang tidak boleh terulang kembali tersebut, maka kalau di Jakarta dibangun sebuah Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, maka di Daerah Istimewa Yogyakarta dibangun monumen Pahlawan Pancasila Kentungan di tempat lokasi terjadinya pembunuhan kejam terhadap kedua Pahlawan Revolusi tersebut.

Peristiwa pembunuhan tragis yang terjadi di Yogyakarta tersebut diawali dengan datagnya seorang yang bernama Wiryomartono pimpinan Biro Khusus PKI (Partai Komunis Indonesia) Yogyakarta menemui Mayor Infantri Mulyono salah seorang perwira TNI di lingkungan Korem 072/Pamungkas Yogyakarta tanggal 29 September 1965, serta meneruskan isu Dewan Jenderal yang akan melakukan kodeta, dan keputusan Politbiro CC PKI untuk melakukan gerakan melumpuhkan pimpinan TNI AD. Untuk itu di Daerah Istimewa Yogyakarta perlu dilakukan gerakan mendukung gerakan di Jakarta tersebut, juga minta kesediaan Mayor Infantri Mulyono nanti mengambil alih pimpinan Korem 072/Pamungkas, dan Mayor Infantri Mulyono menyatakan kesediaannya.

Wiryomartono juga menemui Mayor Infantri Wisnuraji, Komandan Batalyon “L” Kentungan, minta kepadanya agar membantu Mayor Infantri Mulyono bila gerakan dimulai.

Pada tanggal 1 Oktober 1965 pagi setelah mendengar pengumuman dari Gerakan 30 September melalui RRI Jakarta, Dan Rem 072/Pamungkas, Kolonel Infantri Katamso segera mengumpulkan stafnya dan memberi pengarahan tentang situasi. Ia tidak percaya kepada apa yang dikatakan oleh Gerakan 30 September dan komandonya agar tetap loyal kepada Presiden Sukarno. Kolonel Infantri Katamso juga melarang pers dan radio menyiarkan informasi-informasi yang bersumber dari gerakan tersebut.

Perkembangan selanjutnya Wiryomartono mendesak Mayor Infantri Mulyono untuk segera membentuk dewan revolusi di DIY dan mengangkat dirinya sebagai Ketua. Untuk melakukan itu Mayor Infantri Mulyono harus segera menyingkirkan Dan Rem 072/Pamungkas Kolonel Infantri Katamso.

Pada tanggal 1 Oktober 965 sekitar pukul 18.00 Mayor Infantri Wisnuraji memerintahkan anak buahnya Peltu Sumardi untuk menculik Kolonel Infantri Katamso dari kediamannya, dan juga mengambil Kepala Stafnya Letkol Infantri Sugiono dari Markas Korem 072/Pamungkas. Kedua orang tersebut dibawa ke Kentungan. Pada tanggal 2 Oktober 1965 sekitar pukul 02.00 dinihari, kedua perwira tersebut dibawa ke sebuah lubang yang sudah disiapkan di mana para pembunuh sudah siap menunggu.

Peristiwanya digambarkan sebagai berikut:
Jam 24.00 Peltu Sumardi membangunkan Pelda Kamil, Perwira Penyelidik Batalyon “L” dan memerintahkan untuk melakukan pembunuhan atas Kolonel Katamso dan Letkol Sugiono. “Apa persoalannya beliau-beliau ini harus dibunuh”, tanya Kamil. “Jam ini, atas perintah Komandan Batalyon harus dikerjakan. Perintah beliau pembunuhan juga jangan sampai dilakukan dengan bersuara”, kata Sumardi.

Pelda Kamil hanya bertugas sebagai pengawas, yang bertugas sebagai algojo adalah Serda Alip Toyo, dan Ru Morter 8 Kompi bantuan Batalyon “L”. “Pukul mereka dengan kunci Morter 8 dan tunggu di tempat kurang lebih 15 m dari lubang. Kalau kolonel Katamso dan Letkol Sugiono sudah turun dari mobil pukul dari belakang dengan alat itu”, kata Sumardi.

Tak lama datang mobil Gas dari arah utara, setelah berhenti Letkol Sugiono turun. Ia masih berpakaian seragam, mendadak ia dipukul dari belakang dengan kunci Morter 8 oleh Alip Toyo, ia jatuh tersungkur. Tubuhnya kemudian dimasukkan dalam lubang yang telah disediakan.

Mobil Gas datang untuk kedua kalinya membawa Kolonel Katamso, ia turun dan berjalan ke arah barat. Tapi pukulan kunci Morter 8 menimpa bagian kepalanya. Kolonel Katamso jatuh tersungkur. Melihat ia masih hidup, Pelda Kamil memerintahkan, “Pukul kembali sampai mati”. Serda Alip Toyo memukul lagi sampai Katamso gugur. Melihat Letkol Sugiono yang dalam lubang masih hidup, Alip melemparkan batu-batu besar ke dalam lubang tersebut, hingga dengkuran Letkol Sugiono berhenti.

Jenazah mereka baru ditemukan sekitar 20 hari kemudian dalam keadaan rusak. Setelah di semayamkan di Korem 072/Pamungkas, maka pada tanggal 22 Oktober 1965 jenazah kedua Pahlawan Pancasila tersebut dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegra Yogyakarta.

Berikut gambaran Monumen Pahlawan Pancasila Kentungan:dari
Bangunan utama monumen berupa bangunan joglo berukuran 12 m x 12 m. Dalam bangunan terdapat 2 buah lubang bersambung membujur dari barat ke timur. Ukuran lubang sekitar panjang 1,80 m, lebar 0,50 m. Lubang sebelah barat ditemukannya jenazah Brigjen TNI Anumerta Katamso membujur ke barat. Di lubang sebelah timur ditemukannya jenazah Kolonel Infantri Anumerta Sugiono membujur ke timur. Kedua kaki mereka hampr bertemu.

Di sebelah selatan lubang terdapat patung lambang garuda. Halaman atas yang mengelilingi joglo, di sebelah utara ada 2 patung menghadap ke utara. Yang di sebelah timur patung Kolonel Infantri Katamso ketika menjabat Komandan Korem 072/Pamungkas. Sedangkan yang di sebelah barat patung Letkol Infantri Sugiono ketika menjabat Kepala Staf Korem 072/Pamungkas merangkap Komandan Kodim 734 Yogyakarta.

Pada pagar yang terletak antara halaman atas dan halaman bawah terdapat relief sebanyak 8 buah, yang menggambarkan peristiwa mulai dari penculikan kedua Pahlawan Revolusi tersebut; pembunuhan dengan kunci Morter 8 dan pemasukan jenazah ke lubang yang telah disediakan; Batalyon “L” diberangkatkan dari stasion Lempuyangan ke luar Jawa; penemuan kedua jenazah korban; dan pemberangkatan jenazah ke Makam Pahlawan Kusumanegara.

Demikanlah dengan memahami sejarah berarti memahami makna dari peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Monumen adalah salah satu sarana terbuka yang mengandung nilai tentang peristiwa masa lalu tersebut.

Demikian pula belajar dari makna peristiwa sejarah yang pernah melanda bangsa Indonesia sehubungan dengan peristiwa G30S/PKI. Di daerah Istimewa Yogyakarta terdapat bangunan Monumen Pahlawan Pancasila Kentungan yang menyuguhkan bukti dari peristiwa tragis di luar perikemanusiaan yang dilakukan oleh kelompok penghianat bangsa. Peristiwa tragis yang ditangani oleh mereka yang jauh dari terpuji, sehingga sepantasnyalah jadi contoh hitam yang sama sekali tidak pantas dilakukan oleh seorang hamba Tuhan yang beriman.

Sumber a.l.: Buku Panduan Monumen Pancasila Kentungan Yogyakarta, Pem. Prop. DIY Dinas Sosial, Yogyakarta, 1991. Gerakan 30 September Pemberontakan PKI, Latar belakang aksi, dan Penumpasannya, Sekretariat Negara RI, Jakarta, 1994. Hermawan Sulistyo, Palu Arit di Ladang Tebu, Sejarah Pembantaian Massal yang Terlupakan (1965-1966), Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2000. (HRN).

Minggu, 27 September 2009

MINAL AIDIN WAL FAIZIN
SELAMAT HARI IDUL FITRI 1430 H
RAMLI NAWAWI DAN KELUARGA
MENGUCAPKAN MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN
ATAS SEGALA KESALAHAN DAN KEHILAFAN KATA DAN PERBUATAN
KEPADA SEMUA KELUARGA, TEMAN SEKERJA, TETANGGA
SERTA SEMUA SAHABAT PENGUNJUNG BLOG

minal aidin wal faizin, keluarga ramli nawawi mengucapkan mohon maaf lahir dan batin


selamat idul fitri kami sekeluarga mohon maaf kepada para pengunjung blog


Rabu, 16 September 2009

Buat sahabatku di akhir Ramadhan 1430 H

ALLAH MENJAMIN REZEKI DENGAN SEMPURNA
Disusun: H. Ramli Nawawi
Sahabatku,
Allah SWT menciptakan semua makhluk dengan pembagian rezeki yang sempurna. Tidak ada satupun yang diterlantarkan-Nya, termasuk kita. Allah telah menjamin rezeki setiap hambanya. Yang diperlukan adalah mau atau tidak kita mencarinya. Dan yang lebih penting lagi adalah benar atau tidak cara kita mendapatkannya.

Sahabatku,
Rezeki dalam hal ini, tentu saja bukan hanya uang atau makanan, tetapi semua yang diberikan dan datang dari Allah. Rezeki termasuk juga ilmu yang dapat diraih oleh seseorang, juga kesehatan, ketenteraman jiwa, nama baik di masyarakat, pasangan hidup, keturunan (anak), persaudaraan, ketaatan kepada Tuhan yang bahkan nilainya lebih tinggi dibanding uang atau kekayaan.

Tetapi mengapa banyak orang yang dipusingkan dalam masalah pembagian rezeki ini. Terutama rezeki uang atau kekayaan. Ada orang yang mengeluh rezekinya seret banget, padahal menurutnya ia sudah mati-matian mencarinya. Banyak pula orang yang merasa hidupnya tidak mendapatkan ketenangan, berbagai keperluan tak pernah terpenuhi, bahkan mendapat kerugian dan musibah.

Hal yang demikian tentu ada sebab-sebabnya. Mungkin cara mencari atau mendapatkannya kurang profesional (kurang memenuhi syarat), atau kurang serius (ulet) mengusahakannya, atau ada kondisi (keadaan) yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla menahan rezeki yang bersangkutan. Point terakhir inilah yang penting kita perhatikan, mengapa rezeki kita tersumbat, atau mengapa ketenangan jiwa raga kita tidak kita dapatkan. Apa penyebabnya?.

Sahabatku,
Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya. Karena itu jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedure yang salah yang kita lakukan. Sehubungan dengan itu mari kita introspeksi diri kita sambil menyimak setidaknya ada lima hal yang perlu diperhatikan yang meenjadi penghalang aliran rezeki kepada kita.

Pertama, karena ketawakalan kita tidak dari hati. Dengan kata lain kita berharap dan menggantungkan diri tidak kepada Allah. Kita berusaha, namun usaha yang dilakukan tidak dikaitkan dengan-Nya. Padahal Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukanlah yang ia terima. Padahal barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.

Demikian janji Allah dlm Qur’an Srh Ath Thalaaq ayat 3,
“Dan Dia (Allah) memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal (berserah diri) kepada Allah, maka Dia (Allah) akan mencukupkannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.

Kedua, karena dosa dan maksiat yang kita lakukan. Dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah bersabda, sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki, disebabkan oleh perbuatan dosanya (HR Ahmad).

Sehingga bila dosa menghambat aliran rezeki, maka hanya tobat dari dosa-dosa yang akan membukanya. Andai kita simak doanya orang-orang yang minta hujan maka isinya adalah tobat. Demikian juga kalau kita simak doanya Nabi Yunus ketika ia mendapat musibah berada dalam perut ikan, maka doanya adalah permintaan tobat kepada Allah. Demikian pula doa memohon anugerah Lailatul Qadar adalah tobat kepada Allah. Karena itu bila rezeki terasa seret, mari kita perbanyak tobat, dengan hati, dengan ucapan, dengan perbuatan kita.

Ketiga, karena maksiat saat mencari nafkah. Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama?. Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya?. Tanyakan selalu hal ini pada diri kita. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (korupsi uang atau korupsi waktu), mengurangi timbangan, praktik meninggikan harga ketika mendapat kepercayaan membeli barang (mark up) dan sebagainya, akan membuat rezeki kita tidak berkah, bahkan hasilnya tergolong haram.

Mungkin uang kita dapatkan, namun berkah dari uang tersebut telah hilang. Lalu apa ciri rezeki yang tidak berkah?. Tanda-tandanya adalah uang yang kita miliki mudah menguap untuk hal yang sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah, serta membawa penyakit bagi diri kita atau keluarga kita. Karena itu bila kita terlanjur melakukannya, mari kita segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.

Keempat, karena pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah. Bertanyalah, kpd diri kita, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah makin menjauh?. Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau setidak-tidaknya sering terlambat shalat), lupa membaca Al Qur’an, lupa mendidik anak atau tidak sempat memberi tahu mana prilaku yang disukai Allah dan mana prilaku yang dosa kepada Allah, semua itu adalah sinyal-sinyal atau tanda-tanda pekerjaan kita tidak berkah.

Jika sudah demikian jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat. Memang idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. Sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita abaikan. Apa yang banyak dialami saudara-saudara kita saat ini berupa bencana, bagi orang yang beriman adalah penghapusan dosa, karena setiap manusia tidak ada yang bersih dari dosa, sementara mereka yang meninggal dalam keadaan taqwa mereka syahid di sisi Allah. Sedangkan yang perlu kita sadari bahwa bencana dan musibah yang sebenarnya adalah manakala kita semakin jauh dari Allah.

Kelima, karena enggan bersedekah, siapa pun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet. Sebaliknya sedekah yang ikhlas jauh dari ria, adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih yang menumbuhkan satu pohon dengan tujuh dahan, yang tiap-tiap dahan itu terjurai seratus biji buah. Artinya Allah Yang Maha Kaya akan membalasnya setiap sedekah hingga tujuh ratus kali lipat. Firman Allah, Baqarah ayat 3:

“Misalnya orang yang menafkahkan hartanya kepada jalan kebajikan (fi sabilillah) seperti sebuah biji yang tumbuh menjadi tujuh dahan, pada tiap-tiap dahan itu berbuah seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan mempunyai kurnia yang luas lagi mengetahui”

Sahabatku,
Tidakkah kita sadar dan tertarik dengan janji Allah yang menjamin rezeki setiap hamba-Nya tersebut?. Maka pastikanlah, tiada hari tanpa kita meminta hanya kepada Allah, tiada hari tanpa bertobat atas dosa-dosa kita, dan selalu hanya mencari rezeki yang halal, selalu menegakkan shalat dan perbuatan baik lainnya, serta berusha tiada hari tanpa bersedekah. Insya Allah, sesuai janji-Nya, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezerki-Nya untuk kita. Amiin (HRN)

Alam Roh markas para pejuang kemerdekaan


Kamis, 10 September 2009

Buat sahabat seiman

MEMAKNAI SUATU MUSIBAH

Sahabat seiman.
Kita bangsa Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di Pulau Jawa di bagian barat, pada tanggal 2 September 2009 sekitar pukul l5.00 Wib, kembali di kagetkan dengan goncangan gempa berkekuatan 7,3 SR. Goncangan gempa yang kemudian mengakibatkan runtuhnya bangunan-bangunan dan rumah-rumah serta longsornya tanah di lokasi yang tidak setabil, kemudian terdapat banyak warga yang meninggal, yang hilang, yang luka-luka, yang rumahnya runtuh, dan sebagainya. Peristiwa musibah ini pun membawa kita ingat kembali akan terjdinya musibah besar berupa sonami yang menimpa Aceh, serta gempa yang menelan korban besar yang menimpa Yogyakarta. Dan ke depan entah akan terjadi apa lagi dan di mana lagi, wallahu a’lam, hanya Allah pemiliknya yang tahu.

Sebagai saudara sebangsa, ketika terjadi suatu musibah, kita juga selalu menyampaikan rasa belasungkawa yang dalam, serta berdoa untuk mereka yang kena musibah, yang meninggal baik yang ditemukan maupun yang hilang semoga Allah hapus dosa-dosanya dan diterima di sisi-Nya. Sedangkan yang ditinggalkan semoga kehidupan ke depan lebih baik, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sahabat seiman,
Umat manusia umunya menyebut semua peristiwa kerusakan alam itu sebagai musibah, karena manakala kejadian tersebut berlangsung terjadi berbagai penderitaan mereka yang tinggal di sekitar tempat peristiwa tersebut, dan bahkan sampai merenggut jiwa para penghuni yang tinggal di sekitarnya.

Mengapa peristiwa itu terjadi, begitulah Allah menciptakan segala sesuatu di bumi dan bahkan di jagat raya ini tidak ada yang kekal, dan segala yang baharu, yang tidak kekal akan selalu berubah, dan bahkan akan hancur.


و لله غيب السموت والارض * وما امرالساعة الا كلمح البصر *
او هو اقرب * ان الله علئ كل شئ قدير *

“Dan kepunyaan Allah lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (An Nahal, 77).

Sahabat seiman,
Berbagai kejadian yang bersumber di bumi seperti pergerakan, pergeseran, pertubrukan lapisan bumi, persemburan lumpur atau lava panas dari bumi, dan berbagai kejadian lainnya dari unsur-unsur bumi, bisa menjadi musibah bagi manusia penghuninya karena dapat merugikan dan bahkan membinasakan mereka.

Tapi ketahuilah bahwa setiap peristiwa yang menakutkan yang berlangsung atas kehendak Allah tersebut, adalah merupakan ujian dan cobaan kepada manusia. Karena dengan adanya ujian dan sekaligus cobaan terhadap manusia tersebut, akan dibedakan ada orang-orang yang ingat kepada Allah dan langsung memohon pertolongan-Nya, dan ada pula orang-orang lupa kepada Allah dan bahkan meminta pertolongan kepada yang lain dari Allah.

Kejadian musibah bahkan sebagai tanda Allah masih sayang kepada mereka yang sudah mulai meninggalkan Allah sebagai satu-satunya Tuhan pemilik alam semesta ini. Dan ketika musibah menimpa mereka lalu mereka istigfar dan sadar kalau kita adalah milik Allah. Mereka yang ketika mendapat musibah, kemudian mengucap Inna Lillahi wa Inna Ilaihi rajiun, mereka itu adalah orang-orang yang mendapatkan redha Allah.

Dan mereka yang mendapatkan redha Allah pada akhir hayatnya ganjarannya adalah surga. Tapi bagi mereka yang ketika mendapat musibah lupa kepada pertolongan Allah, maka ia termasuk orang-orang yang mendapat murka Allah.

ولنبلونكم بشئ من الخوف والجوع ونقص من الاموال والانفس والثمرات
وبشر الصبرين * الدين ادا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه رجيعون *
اولئك عليهم صلوت من ربهم ورحمة واولئك هم المهتد ون*

“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sesuatu ketakutan, dan kelaparan dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berilah khabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah,mereka berkata: Innaalillahi wainnaa ilaihi raajiuun (Sesungguhnya kami ini milik Allah dan kepadaNyalah kami kembali. Merekalah yang mendapat karunia dari Tuhan mereka dan mendapat rahmat, dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Al Baqarah: 155-157).

Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah, bersabda:

ان عظم الجزاء مع عظم البلاء * وان الله تعالى ادا احب قوما ابتلاهم *
فمن رضي فله الرض * ومن سخط فله السخط *

“Sesungguhnya besar kecilnya pahala seseorang tergantung dari besar kecilnya cobaan. Dan kalau Allah sayang pada salah satu kaum, ia senantiasa akan mengirim cobaan. Maka barang siapa rela menerima cobaan itu, berarti ia mendapatkan ridha Allah. Tetapi barang siapa yang marah karena mendapat cobaan, berarti ia akan mendapatkan murka Allah”.

Demikian musibah merupakan cobaan dan peringatan bagi suatu kaum, Dari adanya cobaan itu manusia terbagi atas dua kelompok, yakni kelompok yang beristiqfar kepada Allah, dan lainnya kelompok yang marah dan lupa kepada pertolongan Allah.

Sahabat seiman,
Musibah akan terjadi bisa karena olah perbuatan manusia yang serakah terhadap alam sehingga keseimbangan alam terganggu (penebangan hutan: penyebab banjir, penggalian: berakibat terjadi longsor, kecerobohan: berakibat kebakaran, terjadinya polusi: berakibat tanaman rusak, dlsbnya).

Musibah juga terjadi sebagai tanda bahwa bumi sebagai ciptaan Allah suatu yang senantiasa berubah dan bergerak kearah kehancurannya. Karena bumi ini dan semua ciptaan Allah lainnya akan hancur, sebagaimana yang digambarkan Allah dalam Surah: Al Zilzal: 1-6.

ادا زلزلت الارض زلزالها * واخرجت الارض اثقالها * وقال الانسان مالها * يومئد تحدث اخبارها * بان ربك اوحى لها *

“Apabila bumi sudah digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat, dan bumi mengeluarkan tanggungan-tanggungan beratnya, dan manusia bertanya ada apa dengan bumi, pada hari itu bumi menceritakan berita-beritanya, sebab sesungguhnya Tuhan-mu telah memerintahkannya kepadanya (bumi)”. (Surah Al Zilzal 1-6).

Sahabat seiman,
Kita hidup selalu berhadapan dengan musibah. Allah di samping akan menguji makhluknya ini, juga mengingatkan bahwa musibah bisa terjadi di manapun (di darat, di laut, di udara), dan setiap manusia sesuai dengan yang ditetapkan Allah akan bertemu dengan musibah yang tak bisa dihindari.

ولو يوء اخد الله النا س بظلمهم ما ترك عليها من دابة ولكن يوءخرهم الى
اجل مسمى * فاءدا جاء اجلهم لايستاءخرون ساعة ولا يستقد مون *

“Jika Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari sesuatu makhluk yang melata. Tetapi Allah menangguhkan mereka sampai pada waktu yang ditentukan, maka apabila telah tiba waktu tersebut, mereka tidak dapat mengundurkan barang sesaatpun, dan tidak pula dapat mendahulukannya”. (An Nahal: 61).

Sahabat seiman,
Manusia sangat sedikit mempunyai ilmu tentang musibah. Sebagian besar merupakan rahasia Allah. Manusia seyogianyalah selalu siap dengan bekal amal dan ikhlas menghadapi musibah. Di samping selalu berdoa kepada Allah di setiap selesai shalat 5 waktu, dengan banyak mengucap: Salamun kaulam mir Rabbir Rahim, kita mohon selalu adanya Ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu mendapat redha Allah SWT. Amiin. (HRN).

Foto dokumentasi ketika bersama tokoh2 budayawan dan seniman banua (kalsel)


Minggu, 06 September 2009

Buat sahabat yang menegakkan ibadah Ramadhan

KUNCI ZUHUD


AKU TAHU, RIZKIKU TAK MUNGKIN DIAMBIL ORANG LAIN
KARENANYA, HATIKU TENANG


AKU TAHU, AMAL-AMALKU TAK MUNGKIN DILAKUKAN ORANG LAIN
MAKA , AKU SIBUKKAN DIRIKU UNTUK BERAMAL


AKU TAHU, ALLAH SELALU MELIHATKU
KARENANYA, AKU MALU BILA ALLAH MENDAPATIKU
MELAKUKAN MAKSIAT


AKU TAHU, KEMATIAN MENANTIKU
MAKA, KUPERSIAPKAN BEKAL UNTUK BERJUMPA DENGAN RABB KU

(Hasan al-Bashri)

Jumat, 21 Agustus 2009

Buat Sahabatku

RAMADHAN MUBARAK
Saudaraku,
Ramadhan mubarak telah menjumpai kita lagi. Hari Sabtu tanggal 1 Ramadhan 1430 H bertepatan dengan tanggal 22 Agustus 2009 kita umat Muslimin memulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan lagi.

Banyak hikmah yang terkandung di dalam bulan yang suci ini. Nabi Muhammad S.A.W. memberitahukan kepada kita umatnya, sebagaimana sabdanya:

اتاكم رمضان سيد الشهور * فمرحبا به واهلا * جاء شهرالصيام با لبركا ت
فاءكرم به من زائر هوات * لو تعلمو امتى ما فى رمضان لتمنو ان تكون
السنة كله رمضان * لاء ن الحسنا ت فيه مجتمعة * والطاعة
مقبولة *والدعوات مستجابة * والدنوب مغفورة * والجنة مشتاقة *

“Telah datang bulan Ramadhan mengunjungi kamu, bulan yang amat utama, sambut dan elu-elukanlah kedatangannya itu. Dia datang membawa bermacam-macam berkah, muliakanlah dia laksana menghormati tamu. Seandainya umatku mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam bulan Ramadhan itu, pastilah mereka menginginkan supaya seluruh bulan dalam setahun terdiri dari bulan Ramadhan. Karena dalam bulan Ramadhan itu berkumpul bermacam-macam kebaikan yang memberi pahala, taat yang diterima, do’a diperkenankan, dosa diampuni, dan timbul kerinduan akan sorga”. (h.r. Ahmad dari Ibnu Abas).

Saudaraku,
Kalau kita perhatikan isi hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas tersebut, maka hikmah yang terkandung dalam bulan Ramadhan selain mengandung nilai-nilai “ubudiah” (penghambaan diri kepada Allah), juga mengandung nilai-nilai “etika” (moral) yang memberi tuntunan dalam hidup kita bermasyarakat.

Nilai-nilai ubudiah yang terkandung dalam bulan Ramadhan tersebut adalah:
1). Ramadahan sebagai sumber kebaikan, karena puasa Ramadhan selain sebagai salah satu rukun Islam, juga merupakan lahan yang mendatangkan pahala yang berlipat ganda. Karena itu pada malam hari selama bulan Ramadhan kita dianjurkan melaksanakan shalat tarawih, i’tikaf di mesjid, tilawatul Qur’an, meningkatkan do’a memohon ampun kepada Allah, bersedekah, serta perbuatan-perbuatan baik lainnya. Karena itulah Ramadhan dikatakan sebagai sumber kebaikan.

2. Pada bulan Ramadhan ketaatan kita diterima oleh Allah, segala amal ibadah kita akan diterima oleh Allah.

3. Pada bulan Ramadhan segala doa diperkenankan. Setiap doa yang baik yang dimohonkan dalam bulan Ramadhan akan diperkenankan oleh Allah S.W.T. Karena itu bulan Ramadhan memberikan kesempatan kepada kaum muslimin dan muslimat untuk meningkatkan doa untuk kemaslahatan kehidupan di dunia dan dia khirat.
Ada 3 doa yang banyak dipanjatkan orang-orang yang berpuasa dalam bulan ini:

الهم اغفرلى د نوب يا رب العالمين
(Ya Allah ampunilah dosaku, ya Tuhan sekalian Alam), doa pada hari 1 s.d. hari ke 10..

الهم ارحمنى برحمتك يا ارحم الرحين
(Ya Allah berilah aku rahmat (belas kasih) dengan rahmat-Mu, ya Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang), doa pada hari ke 11 s.d. hari 20.

الهم اعتنى من النار واد حلنى الجنة يا رب العالمين

(Ya Allah, bebaskanlah aku dari siksa api neraka, dan masukkanlah aku ke dalam sorga, ya Tuhan sekalian alam), doa dari tanggal 21 s.d akhir Ramadhan.

4. Pada bulan Ramadhan dosa-dosa diampuni. Sebagaimana hadis nabi:
من صام رمضان ايمانا واحتسابغفر له ما تقد م من د به
(Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap keredaan Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang lalu).

Yang dimaksudkan disini bahwa pada bulan Ramadhan terdapat peluang yang memberi kesempatan kpd kaum muslimin dan muslimat utk meningkatkan amaliah, sehingga kumpulan kebaikan yang dilakukan seorang hamba tersebut dapat menghapus dosa-dosanya. Allah menegaskan dalam surah Al Hud (114):

اءن الحسنات يدهبن السيئا ت *
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan kebaikan itu menghapuskan perbuiatan-perbuatan yang buruk”.

5. Bulan Ramadhan menimbulkan kerinduan untuk nanti bisa memasuki sorga. Bulan ramadhan dengan segala kesemapatan untuk melakukan amaliah itu menumbuhkan upaya untuk nantinya menjadi penghuni sorga, yakni tempat di akhirat yang memberikan penuh kebahagian dan kenikmatan seperti yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang taat beribadat menjalankan kewajiban yang diperintahkanNya.

Saudaraku,
Nilai-nilai lain yang dilahirkan dari ibadah puasa adalah ketahanan rohaniah. Karena puasa melatih jiwa mengendalikan dan menguasai hawa nafsu. Sementara ketahanan rohaniah seseorang akan mampu menghadapi setiap tantangan dan godaan yang hendak menyesatkan atau menjatuhkan kita. Ketahanan rohaniah sangat diperlukan bagi keluarga muslim dalam kehidupan dunia modern saat ini (agar kita terhindar dari pengaruh negatif sarana komunikasi, narkoba, pergaulan bebas, dls).

Nilai lainnya, dengan berpuasa orang semakin menyadari akan nikmat yang diberikan Allah. Semua nikmat itu disadari ketika nikmat itu hilang atau lenyap dari seseorang. Dengan berpuasa, maka dengan kemauan sendiri orang menahan dirinya tidak makan dan tidak minum sehari penuh. Dengan demikian dia dapat merasakan bagaimana nikmat yang diberikan Allah sesuatu yang pernah dimilikinya manakala hal itu tidak dimilikinya lagi.

Saudaraku,
Ibadah puasa juga melatih seseorang untuk berserah diri kpd Allah S.W.T (Allah yang mengatur kemampuan kita), puasa menguatkan kemauan (karena dalam berpuasa ada tantangan dan godaan menyuruh mundur), jujur (tidak makan atau minum meskipun tidak ada orang yang mengawasi).

Demikianlah dari uraian di atas, maka ibadah puasa yang kita lakukan dalam bulan Ramadhan saat ini, banyak mengandung nilai-nilai ubudiah (untuk bekal kehidupan kita di akhirat yang kekal kelak), dan juga mengandung nilai-nilai moral (etika) yang berguna untuk menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat yang kita jalani saat ini. Semoga bermanfaat (HRN).

Kamis, 20 Agustus 2009

Ayoo.. foto...., asyiik nih pada bergaya, ini foto para peneliti BPSNT Yogya ketika kunjungan ke Denpasar Bali (foto dok. Suhatno)


Ini juga nih foto ketika di Bali, lihat tuh kawan2 pada semangat semua, terutama yang pakai2 pet di depan tuh...


Ketika ketemu para peneliti di Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta


Kalu yang ini para peneliti senior yang udah pada nyampai puncak


Yang duduk paling kanan tu Ka TUnya Balai...Drs. Sumardi, haloo mas aku tunggu E-mailnya ya....


Kalu yang berdiri paling kiri...mas Baron, kenapa mas tangannya lagi perlihatkan cincin "yakut"nya ya...ah..


Mengenal Sekilas Tentang

BALAI PELESTARIAN SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL
YOGYAKARTA

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Yogyakarta merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film (NBSF) dan Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala (khususnya sejarah yang bersifat intangible) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Tugas yang diemban oleh BPSNT berkaitan dengan nilai-nilai tradisi, kepeccayaan, kesenian dan kesejarahan. BPSNT Yogyakarta mempunyai wilayah kerja regional, lintas propinsi, yaitu Propinsi DIY, Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Jawa Timur.
BPSNT mempunyai fungsi melaksanakan kajian, pelestarian nilai-nilai kesejarahan dan kenilai-tradisionalan yang meliputi tradisi, kepercayaan, kesenian. Pelestarian dititikberatkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan keanekaragaman budaya, nilai-nilai budaya serta distribusi dan kontak-kontak kebudayaan yang berlangsung di wilayah kerja BPSNT Yogyakarta.
Selaras dengan visi dan misi BPSNT Yogyakarta maka dalam operasionalnya mempunyai program pengembangan nilai budaya, baik yang terkandung dalam kesejarahan dan kenilai-tradisionalan, seperti inventarisasi, pendokumentasian, penelitian, pengembangan dan penyuluhan, perlindungan, pelayanan publik dan penyebarluasan hasil penelitian. (Sumber: Profil BPSNT Yogya).

Minggu, 16 Agustus 2009

Nah..ini bpk2 di RT 10 Citra Ringin Mas (Yogyakarta), siap pasang2 tenda persiapan malam tirakatan menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 64


Penuh semangat.....siap kerja......


Aduh bu....tinggi banget, aku kan masih kecil...


Tolong buuu......., tolong.... ketinggian nih....kerupuknya....


Ayo nak.....ayo...semangattt......, kata ibunya...


Ya...tolong aja makan kerupuknya, habis sudah makan satu sih sebelum lomba...habis aku doyan sih...bilangnya..


Ayo....siapa yang paling cepat nyampai dan kelereng tidak jatuh...


Giliran bagian balita...bawa kelereng dalam sendok..


Memasukkan pensil dalam botol, digantung di belakang pantat...ha....ha...ha....


Memasukkan pensil dalam botol....ayo... bagian balita..


Salah satu sudut di acara tirakatan (maaf nih foto kurang pas, beberapa foto juga gelap)


Foto dulu......setelah dikasih hadiah lomba 17-an....


Horeee.......kami juga dapat ...hadiahhhh....


Cucu2 bangga dapat hadiah lomba yang diserahkan Eyang Faisal


Sabtu, 15 Agustus 2009

Dirgahayu Republik Indonesia

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA

Tak ada kata lain kecuali kita bersyukur kepada Allah SWT karena kita bangsa Indonesia telah mendapatkan nikmat kemerdekaan, dan tanggal 17 Agustus 2009 ini kemerdekaan bangsa Indonesia telah mencapai 64 tahun. Kita tentu tak boleh lupa bahwa kemerdekaan negeri kita ini tidak didapatkan dengan cuma-cuma. Tapi diperoleh melalui perjuangan panjang dimulai dari bangkitnya putra-putri bangsa Indonesia pada tahun 1908 yang tampil dengan cita-cita untuk merdeka dari penjajahan Belanda dan terus berjuang untuk mewujudkannya. Setelah melalui liku-liku sejarah dan pengorbanan jiwa raga dari mereka yang kini kita sebut para pahlawan bangsa, akhirnya tokoh-tokoh bangsa berikutnya pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklamirkan kemerdekaan negeri ini, Republik Indonesia.

Ketika itu bangsa kita langsung bangga karena telah merasakan alam kemerdekaan ketika Merah Putih bebas dikibarkan di depan rumah-rumah seluruh rakyat Indonesia. Tetapi sejarah perjuangan menegakkan kemerdekaan tersebut belum selesai. Kemerekaan bangsa kita masih perlu pengorbanan karena Belanda tidak begitu saja mau mengakui proklamasi kemerdekaan bangsa kita. Karena itulah kemudian di seluruh daerah di berbagai pulau besar-kecil di Nusantara ini timbul lasykar-lasykar perjuangan bersenjata untuk mengusir serdadu Belanda dan orang-orang sivilnya yang masih mau bertahan di Indonesia. Sangat banyak korban jiwa raga, harta, dan penderitaan bangsa Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan waktu itu. Alhamdulillah, berkat perjuangan yang tak kenal menyerah dan tak kenal lelah, baik melalui perjuangan diplomasi dan perjuangan bersenjata rakyat semesta, akhirnya setelah berlangsungnya Konperensi Meja Bundar, maka tanggal 27 Desember 1949 Belanda dan negara-negara merdeka di dunia mengakui kedaulatan Indonesia.

Bagi para sahabat di Yogyakarta yang ingin mengingat kembali sekilas tentang peristiwa “Sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 di Yogyakarta”, dapat dilihat di blog ini: posting tgl. 3 Mei 2009.

Sedangkan bagi para sahabat di Banjarmasin yang ingin mengingat kembali sekilas tentang “Peristiwa Sekitar 17 Agustus 1945 di Kalimantan Selatan”, dapat dilihat di blog ini: posting tgl. 29-1-2009. (HRN).

Ini acara ulang tahun Violyn Shifa Nadira (Olyn), lagi siap-siap potong kue bertulisan VIOLYN KE 4


Nah..ini setelah tiup lilin, Olyn potong kue untuk teman-teman


Berunding lagu mau nyanyi bersama Yasmin, Olyn, Bintang, dan kalu Azizah kayanya mau ikut mejeng juga tuh....