Minggu, 27 September 2009

MINAL AIDIN WAL FAIZIN
SELAMAT HARI IDUL FITRI 1430 H
RAMLI NAWAWI DAN KELUARGA
MENGUCAPKAN MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN
ATAS SEGALA KESALAHAN DAN KEHILAFAN KATA DAN PERBUATAN
KEPADA SEMUA KELUARGA, TEMAN SEKERJA, TETANGGA
SERTA SEMUA SAHABAT PENGUNJUNG BLOG

minal aidin wal faizin, keluarga ramli nawawi mengucapkan mohon maaf lahir dan batin


selamat idul fitri kami sekeluarga mohon maaf kepada para pengunjung blog


Rabu, 16 September 2009

Buat sahabatku di akhir Ramadhan 1430 H

ALLAH MENJAMIN REZEKI DENGAN SEMPURNA
Disusun: H. Ramli Nawawi
Sahabatku,
Allah SWT menciptakan semua makhluk dengan pembagian rezeki yang sempurna. Tidak ada satupun yang diterlantarkan-Nya, termasuk kita. Allah telah menjamin rezeki setiap hambanya. Yang diperlukan adalah mau atau tidak kita mencarinya. Dan yang lebih penting lagi adalah benar atau tidak cara kita mendapatkannya.

Sahabatku,
Rezeki dalam hal ini, tentu saja bukan hanya uang atau makanan, tetapi semua yang diberikan dan datang dari Allah. Rezeki termasuk juga ilmu yang dapat diraih oleh seseorang, juga kesehatan, ketenteraman jiwa, nama baik di masyarakat, pasangan hidup, keturunan (anak), persaudaraan, ketaatan kepada Tuhan yang bahkan nilainya lebih tinggi dibanding uang atau kekayaan.

Tetapi mengapa banyak orang yang dipusingkan dalam masalah pembagian rezeki ini. Terutama rezeki uang atau kekayaan. Ada orang yang mengeluh rezekinya seret banget, padahal menurutnya ia sudah mati-matian mencarinya. Banyak pula orang yang merasa hidupnya tidak mendapatkan ketenangan, berbagai keperluan tak pernah terpenuhi, bahkan mendapat kerugian dan musibah.

Hal yang demikian tentu ada sebab-sebabnya. Mungkin cara mencari atau mendapatkannya kurang profesional (kurang memenuhi syarat), atau kurang serius (ulet) mengusahakannya, atau ada kondisi (keadaan) yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla menahan rezeki yang bersangkutan. Point terakhir inilah yang penting kita perhatikan, mengapa rezeki kita tersumbat, atau mengapa ketenangan jiwa raga kita tidak kita dapatkan. Apa penyebabnya?.

Sahabatku,
Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya. Karena itu jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedure yang salah yang kita lakukan. Sehubungan dengan itu mari kita introspeksi diri kita sambil menyimak setidaknya ada lima hal yang perlu diperhatikan yang meenjadi penghalang aliran rezeki kepada kita.

Pertama, karena ketawakalan kita tidak dari hati. Dengan kata lain kita berharap dan menggantungkan diri tidak kepada Allah. Kita berusaha, namun usaha yang dilakukan tidak dikaitkan dengan-Nya. Padahal Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukanlah yang ia terima. Padahal barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.

Demikian janji Allah dlm Qur’an Srh Ath Thalaaq ayat 3,
“Dan Dia (Allah) memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal (berserah diri) kepada Allah, maka Dia (Allah) akan mencukupkannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.

Kedua, karena dosa dan maksiat yang kita lakukan. Dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah bersabda, sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki, disebabkan oleh perbuatan dosanya (HR Ahmad).

Sehingga bila dosa menghambat aliran rezeki, maka hanya tobat dari dosa-dosa yang akan membukanya. Andai kita simak doanya orang-orang yang minta hujan maka isinya adalah tobat. Demikian juga kalau kita simak doanya Nabi Yunus ketika ia mendapat musibah berada dalam perut ikan, maka doanya adalah permintaan tobat kepada Allah. Demikian pula doa memohon anugerah Lailatul Qadar adalah tobat kepada Allah. Karena itu bila rezeki terasa seret, mari kita perbanyak tobat, dengan hati, dengan ucapan, dengan perbuatan kita.

Ketiga, karena maksiat saat mencari nafkah. Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama?. Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya?. Tanyakan selalu hal ini pada diri kita. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (korupsi uang atau korupsi waktu), mengurangi timbangan, praktik meninggikan harga ketika mendapat kepercayaan membeli barang (mark up) dan sebagainya, akan membuat rezeki kita tidak berkah, bahkan hasilnya tergolong haram.

Mungkin uang kita dapatkan, namun berkah dari uang tersebut telah hilang. Lalu apa ciri rezeki yang tidak berkah?. Tanda-tandanya adalah uang yang kita miliki mudah menguap untuk hal yang sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah, serta membawa penyakit bagi diri kita atau keluarga kita. Karena itu bila kita terlanjur melakukannya, mari kita segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.

Keempat, karena pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah. Bertanyalah, kpd diri kita, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah makin menjauh?. Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau setidak-tidaknya sering terlambat shalat), lupa membaca Al Qur’an, lupa mendidik anak atau tidak sempat memberi tahu mana prilaku yang disukai Allah dan mana prilaku yang dosa kepada Allah, semua itu adalah sinyal-sinyal atau tanda-tanda pekerjaan kita tidak berkah.

Jika sudah demikian jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat. Memang idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. Sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita abaikan. Apa yang banyak dialami saudara-saudara kita saat ini berupa bencana, bagi orang yang beriman adalah penghapusan dosa, karena setiap manusia tidak ada yang bersih dari dosa, sementara mereka yang meninggal dalam keadaan taqwa mereka syahid di sisi Allah. Sedangkan yang perlu kita sadari bahwa bencana dan musibah yang sebenarnya adalah manakala kita semakin jauh dari Allah.

Kelima, karena enggan bersedekah, siapa pun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet. Sebaliknya sedekah yang ikhlas jauh dari ria, adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih yang menumbuhkan satu pohon dengan tujuh dahan, yang tiap-tiap dahan itu terjurai seratus biji buah. Artinya Allah Yang Maha Kaya akan membalasnya setiap sedekah hingga tujuh ratus kali lipat. Firman Allah, Baqarah ayat 3:

“Misalnya orang yang menafkahkan hartanya kepada jalan kebajikan (fi sabilillah) seperti sebuah biji yang tumbuh menjadi tujuh dahan, pada tiap-tiap dahan itu berbuah seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan mempunyai kurnia yang luas lagi mengetahui”

Sahabatku,
Tidakkah kita sadar dan tertarik dengan janji Allah yang menjamin rezeki setiap hamba-Nya tersebut?. Maka pastikanlah, tiada hari tanpa kita meminta hanya kepada Allah, tiada hari tanpa bertobat atas dosa-dosa kita, dan selalu hanya mencari rezeki yang halal, selalu menegakkan shalat dan perbuatan baik lainnya, serta berusha tiada hari tanpa bersedekah. Insya Allah, sesuai janji-Nya, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezerki-Nya untuk kita. Amiin (HRN)

Alam Roh markas para pejuang kemerdekaan


Kamis, 10 September 2009

Buat sahabat seiman

MEMAKNAI SUATU MUSIBAH

Sahabat seiman.
Kita bangsa Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di Pulau Jawa di bagian barat, pada tanggal 2 September 2009 sekitar pukul l5.00 Wib, kembali di kagetkan dengan goncangan gempa berkekuatan 7,3 SR. Goncangan gempa yang kemudian mengakibatkan runtuhnya bangunan-bangunan dan rumah-rumah serta longsornya tanah di lokasi yang tidak setabil, kemudian terdapat banyak warga yang meninggal, yang hilang, yang luka-luka, yang rumahnya runtuh, dan sebagainya. Peristiwa musibah ini pun membawa kita ingat kembali akan terjdinya musibah besar berupa sonami yang menimpa Aceh, serta gempa yang menelan korban besar yang menimpa Yogyakarta. Dan ke depan entah akan terjadi apa lagi dan di mana lagi, wallahu a’lam, hanya Allah pemiliknya yang tahu.

Sebagai saudara sebangsa, ketika terjadi suatu musibah, kita juga selalu menyampaikan rasa belasungkawa yang dalam, serta berdoa untuk mereka yang kena musibah, yang meninggal baik yang ditemukan maupun yang hilang semoga Allah hapus dosa-dosanya dan diterima di sisi-Nya. Sedangkan yang ditinggalkan semoga kehidupan ke depan lebih baik, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sahabat seiman,
Umat manusia umunya menyebut semua peristiwa kerusakan alam itu sebagai musibah, karena manakala kejadian tersebut berlangsung terjadi berbagai penderitaan mereka yang tinggal di sekitar tempat peristiwa tersebut, dan bahkan sampai merenggut jiwa para penghuni yang tinggal di sekitarnya.

Mengapa peristiwa itu terjadi, begitulah Allah menciptakan segala sesuatu di bumi dan bahkan di jagat raya ini tidak ada yang kekal, dan segala yang baharu, yang tidak kekal akan selalu berubah, dan bahkan akan hancur.


و لله غيب السموت والارض * وما امرالساعة الا كلمح البصر *
او هو اقرب * ان الله علئ كل شئ قدير *

“Dan kepunyaan Allah lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (An Nahal, 77).

Sahabat seiman,
Berbagai kejadian yang bersumber di bumi seperti pergerakan, pergeseran, pertubrukan lapisan bumi, persemburan lumpur atau lava panas dari bumi, dan berbagai kejadian lainnya dari unsur-unsur bumi, bisa menjadi musibah bagi manusia penghuninya karena dapat merugikan dan bahkan membinasakan mereka.

Tapi ketahuilah bahwa setiap peristiwa yang menakutkan yang berlangsung atas kehendak Allah tersebut, adalah merupakan ujian dan cobaan kepada manusia. Karena dengan adanya ujian dan sekaligus cobaan terhadap manusia tersebut, akan dibedakan ada orang-orang yang ingat kepada Allah dan langsung memohon pertolongan-Nya, dan ada pula orang-orang lupa kepada Allah dan bahkan meminta pertolongan kepada yang lain dari Allah.

Kejadian musibah bahkan sebagai tanda Allah masih sayang kepada mereka yang sudah mulai meninggalkan Allah sebagai satu-satunya Tuhan pemilik alam semesta ini. Dan ketika musibah menimpa mereka lalu mereka istigfar dan sadar kalau kita adalah milik Allah. Mereka yang ketika mendapat musibah, kemudian mengucap Inna Lillahi wa Inna Ilaihi rajiun, mereka itu adalah orang-orang yang mendapatkan redha Allah.

Dan mereka yang mendapatkan redha Allah pada akhir hayatnya ganjarannya adalah surga. Tapi bagi mereka yang ketika mendapat musibah lupa kepada pertolongan Allah, maka ia termasuk orang-orang yang mendapat murka Allah.

ولنبلونكم بشئ من الخوف والجوع ونقص من الاموال والانفس والثمرات
وبشر الصبرين * الدين ادا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه رجيعون *
اولئك عليهم صلوت من ربهم ورحمة واولئك هم المهتد ون*

“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sesuatu ketakutan, dan kelaparan dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berilah khabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah,mereka berkata: Innaalillahi wainnaa ilaihi raajiuun (Sesungguhnya kami ini milik Allah dan kepadaNyalah kami kembali. Merekalah yang mendapat karunia dari Tuhan mereka dan mendapat rahmat, dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Al Baqarah: 155-157).

Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah, bersabda:

ان عظم الجزاء مع عظم البلاء * وان الله تعالى ادا احب قوما ابتلاهم *
فمن رضي فله الرض * ومن سخط فله السخط *

“Sesungguhnya besar kecilnya pahala seseorang tergantung dari besar kecilnya cobaan. Dan kalau Allah sayang pada salah satu kaum, ia senantiasa akan mengirim cobaan. Maka barang siapa rela menerima cobaan itu, berarti ia mendapatkan ridha Allah. Tetapi barang siapa yang marah karena mendapat cobaan, berarti ia akan mendapatkan murka Allah”.

Demikian musibah merupakan cobaan dan peringatan bagi suatu kaum, Dari adanya cobaan itu manusia terbagi atas dua kelompok, yakni kelompok yang beristiqfar kepada Allah, dan lainnya kelompok yang marah dan lupa kepada pertolongan Allah.

Sahabat seiman,
Musibah akan terjadi bisa karena olah perbuatan manusia yang serakah terhadap alam sehingga keseimbangan alam terganggu (penebangan hutan: penyebab banjir, penggalian: berakibat terjadi longsor, kecerobohan: berakibat kebakaran, terjadinya polusi: berakibat tanaman rusak, dlsbnya).

Musibah juga terjadi sebagai tanda bahwa bumi sebagai ciptaan Allah suatu yang senantiasa berubah dan bergerak kearah kehancurannya. Karena bumi ini dan semua ciptaan Allah lainnya akan hancur, sebagaimana yang digambarkan Allah dalam Surah: Al Zilzal: 1-6.

ادا زلزلت الارض زلزالها * واخرجت الارض اثقالها * وقال الانسان مالها * يومئد تحدث اخبارها * بان ربك اوحى لها *

“Apabila bumi sudah digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat, dan bumi mengeluarkan tanggungan-tanggungan beratnya, dan manusia bertanya ada apa dengan bumi, pada hari itu bumi menceritakan berita-beritanya, sebab sesungguhnya Tuhan-mu telah memerintahkannya kepadanya (bumi)”. (Surah Al Zilzal 1-6).

Sahabat seiman,
Kita hidup selalu berhadapan dengan musibah. Allah di samping akan menguji makhluknya ini, juga mengingatkan bahwa musibah bisa terjadi di manapun (di darat, di laut, di udara), dan setiap manusia sesuai dengan yang ditetapkan Allah akan bertemu dengan musibah yang tak bisa dihindari.

ولو يوء اخد الله النا س بظلمهم ما ترك عليها من دابة ولكن يوءخرهم الى
اجل مسمى * فاءدا جاء اجلهم لايستاءخرون ساعة ولا يستقد مون *

“Jika Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari sesuatu makhluk yang melata. Tetapi Allah menangguhkan mereka sampai pada waktu yang ditentukan, maka apabila telah tiba waktu tersebut, mereka tidak dapat mengundurkan barang sesaatpun, dan tidak pula dapat mendahulukannya”. (An Nahal: 61).

Sahabat seiman,
Manusia sangat sedikit mempunyai ilmu tentang musibah. Sebagian besar merupakan rahasia Allah. Manusia seyogianyalah selalu siap dengan bekal amal dan ikhlas menghadapi musibah. Di samping selalu berdoa kepada Allah di setiap selesai shalat 5 waktu, dengan banyak mengucap: Salamun kaulam mir Rabbir Rahim, kita mohon selalu adanya Ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu mendapat redha Allah SWT. Amiin. (HRN).

Foto dokumentasi ketika bersama tokoh2 budayawan dan seniman banua (kalsel)


Minggu, 06 September 2009

Buat sahabat yang menegakkan ibadah Ramadhan

KUNCI ZUHUD


AKU TAHU, RIZKIKU TAK MUNGKIN DIAMBIL ORANG LAIN
KARENANYA, HATIKU TENANG


AKU TAHU, AMAL-AMALKU TAK MUNGKIN DILAKUKAN ORANG LAIN
MAKA , AKU SIBUKKAN DIRIKU UNTUK BERAMAL


AKU TAHU, ALLAH SELALU MELIHATKU
KARENANYA, AKU MALU BILA ALLAH MENDAPATIKU
MELAKUKAN MAKSIAT


AKU TAHU, KEMATIAN MENANTIKU
MAKA, KUPERSIAPKAN BEKAL UNTUK BERJUMPA DENGAN RABB KU

(Hasan al-Bashri)