Senin, 30 Agustus 2010
Sabtu, 14 Agustus 2010
SIFAT ORANG TAQWA
Sifat Orang Taqwa
Disusun oleh: Ramli Nawawi
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (s. Al Baqarah: 183).
Salah satu ayat Al Qur'an yang menggambarkan tentang orang-orang yang taqwa terdapat dalam surah Ali Imran ayat 16 dan 17:
الد ين يقولون ربنا اننا امنا * فاغفرلنا د نوبنا وقنا عداب النار* الصابرين والصدقين والقنتينا والمنفقين والمستغفرين بالاسحار*
“Yaitu mereka yang berkata: Hai Tuhan kami bahwa kami telah beriman, maka ampunilah dosa kami, dan pelihara kami dari azab neraka. Mereka itulah orang-orang yang sabar, benar, patuh, memberi nafkah (sedekah) dan meminta ampun di waktu akhir malam”.
Sabar adalah dapat mengendalikan nafsu marah, suka memaafkan, menghilangkan dendam.
Benar adalah bisa dipercaya, menjauhi berbuat bohong.
Patuh terhadap perintah Allah adalah tidak menunda-nunda segala yang diperintahkan.
Memberi nafkah adalah bersedekah sesuai kemampuannya.
Meminta ampun di waktu akhir malam adalah melakukan shalat di akhir malam.
تقوى
تTawaddu: yakni rendah hati,
*bisa menghargai orang lain,
*tidak memandang orang lain lebih rendah,
*tidak merasa lebih mengetahui,
*bukan kritiknya yang banyak tapi bisa menunjukkan jalan keluar.
ق Qanaah: yakni rela terhadap yang ada,
* Bersyukur, dermawan, mempunyai kepekaan sosial,
*tidak mengeluh (sabar),
*dalam hal kehidupan dunia selalu melihat ke bawah,
* dalam hal beragama (ketaatan) melihat ke atas.
و Wara' pantangan: yakni hati-hati,
*Berusaha menutup (memelihara) diri dari hal-hal yang tidak benar menurut agama *menghindari hal-hal yang subhat,
*tidak menyakiti perasaan orang (dalam berbicara, berprilaku, bertindak),
*tidak merugikan orang lain.
ى Yakin: yakni: percaya sepenuh hati,
*bahwa Tuhan itu ada,
*bahwa hidup ini sementara,
*bahwa ada kehidupan di akhirat,
*bahwa agama Islam benar. (contoh: keyakinan Bilal walau disiksa, keyakinan Masitah yang bersama keluarganya menerima siksa dari Fira'un).
Saudaraku, mudah-mudahan kita diberikan bimbingan oleh Allah SWT sehingga selalu berupaya untuk dapat memiliki sifat-sifat yang diredhai-Nya. Amin. (HRN).
Disusun oleh: Ramli Nawawi
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (s. Al Baqarah: 183).
Salah satu ayat Al Qur'an yang menggambarkan tentang orang-orang yang taqwa terdapat dalam surah Ali Imran ayat 16 dan 17:
الد ين يقولون ربنا اننا امنا * فاغفرلنا د نوبنا وقنا عداب النار* الصابرين والصدقين والقنتينا والمنفقين والمستغفرين بالاسحار*
“Yaitu mereka yang berkata: Hai Tuhan kami bahwa kami telah beriman, maka ampunilah dosa kami, dan pelihara kami dari azab neraka. Mereka itulah orang-orang yang sabar, benar, patuh, memberi nafkah (sedekah) dan meminta ampun di waktu akhir malam”.
Sabar adalah dapat mengendalikan nafsu marah, suka memaafkan, menghilangkan dendam.
Benar adalah bisa dipercaya, menjauhi berbuat bohong.
Patuh terhadap perintah Allah adalah tidak menunda-nunda segala yang diperintahkan.
Memberi nafkah adalah bersedekah sesuai kemampuannya.
Meminta ampun di waktu akhir malam adalah melakukan shalat di akhir malam.
تقوى
تTawaddu: yakni rendah hati,
*bisa menghargai orang lain,
*tidak memandang orang lain lebih rendah,
*tidak merasa lebih mengetahui,
*bukan kritiknya yang banyak tapi bisa menunjukkan jalan keluar.
ق Qanaah: yakni rela terhadap yang ada,
* Bersyukur, dermawan, mempunyai kepekaan sosial,
*tidak mengeluh (sabar),
*dalam hal kehidupan dunia selalu melihat ke bawah,
* dalam hal beragama (ketaatan) melihat ke atas.
و Wara' pantangan: yakni hati-hati,
*Berusaha menutup (memelihara) diri dari hal-hal yang tidak benar menurut agama *menghindari hal-hal yang subhat,
*tidak menyakiti perasaan orang (dalam berbicara, berprilaku, bertindak),
*tidak merugikan orang lain.
ى Yakin: yakni: percaya sepenuh hati,
*bahwa Tuhan itu ada,
*bahwa hidup ini sementara,
*bahwa ada kehidupan di akhirat,
*bahwa agama Islam benar. (contoh: keyakinan Bilal walau disiksa, keyakinan Masitah yang bersama keluarganya menerima siksa dari Fira'un).
Saudaraku, mudah-mudahan kita diberikan bimbingan oleh Allah SWT sehingga selalu berupaya untuk dapat memiliki sifat-sifat yang diredhai-Nya. Amin. (HRN).
Senin, 02 Agustus 2010
Selasa, 27 Juli 2010
MENYAMBUT RAMADHAN 1431 H
Oleh: Ramli Nawawi
Sahabatku,
Umat Islam Indonesia umumnya telah melaksanakan ibadah "nisfu sa'ban" pada malam 14 ke 15 bulan Sya'ban 1431 H atau bertepatan pada Senin malam tanggal 26 ke 27 Juli 2010. Sehubungan dengan itu pula maka dalam 15 hari mendatang kita kaum Muslimin akan memasuki bulan Ramadhan, bulan semua umat Islam akan melaksakan ibadah wajib "puasa" Ramadhan.
Sahabatku,
Insya Allah, Ramadhan mubarak akan menjelang kita pada tanggal 11 atau 12 Agustus 2010 yang akan datang. Banyak hikmah yang terkandung di dalam bulan yang suci ini. Nabi Muhammad s.a.w. kepada kita umatnya, mengabarkan tentang Ramadhan, sebagaimana sabdanya:
“Telah datang bulan Ramadhan mengunjungi kamu, bulan yang amat utama, sambut dan elu-elukanlah kedatangannya itu. Dia datang membawa bermacam-macam berkah, muliakanlah dia laksana menghormati tamu. Seandainya umatku mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam bulan Ramadhan itu, pastilah mereka menginginkan supaya seluruh bulan dalam setahun terdiri dari bulan Ramadhan. Karena dalam bulan Ramadhan itu berkumpul bermacam-macam kebaikan yang memberi pahala, taat yang diterima, do’a diperkenankan, dosa diampuni, dan timbul kerinduan akan sorga”.
Sahabatku,
Kalau kita perhatikan isi hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas tersebut, maka hikmah yang terkandung dalam bulan Ramadhan selain mengandung nilai-nilai Ubudiah (penghambaan diri kpd Allah), juga mengandung nilai-nilai Etika yang memberi tuntunan dalam hidup kita bermasyarakat.
Nilai-nilai ubudiah yang terkandung dalam bulan Ramadhan tersebut seperti:
1. Ramadahan sebagai sumber kebaikan:
Kita mengetahui bahwa puasa dalam bulan Ramadhan selain sebagai salah satu rukun Islam, juga merupakan lahan yang mendatangkan pahala yang berlipat ganda. Karena itu pada malam hari selama bulan Ramadhan kita dianjurkan melaksanakan :
-shalat tarawih, i’tikaf di mesjid, tilawatul Qur’an, meningkatkan do’a memohon ampun kepada Allah, mengeluarkan sedekah, serta perbuatan-perbuatan baik lainnya. Karena itulah Ramadhan dikatakan sebagai sumber kebaikan.
2. Pada bulan Ramadhan ketaatan kita diterima oleh Allah, Attaata Makbulatun (segala amal ibadah akan diterima oleh Allah).
3. Pada bulan Ramadhan segala doa diperkenankan. Setiap doa yang baik yang dimohonkan dalam bulan Ramadhan akan diperkenankan oleh Allah s.w.t. Karena itu dalam bulan Ramadhan memberikan kesempatan kepada kaum muslimin untuk meningkatkan doa untuk kemaslahatan kehidupan di dunia dan di akhirat.
4. Pada bulan Ramadhan dosa-dosa diampuni.
Yang dimaksudkan disini bahwa pada bulan Ramadhan terdapat peluang yang memberi kesempatan kepada kaum muslimin utk meningkatkan amaliah, sehingga kumpulan kebaikan yang dilakukan seorang hamba tersebut dapat menghapus dosa-dosanya. Allah menegaskan dalam surah Al Hud (114):
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan kebaikan itu menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk”.
5. Bulan Ramadhan menimbulkan kerinduan untuk nanti bisa memasuki sorga. Bulan Ramadhan dengan segala kesempatan untuk melakukan amaliah itu menumbuhkan upaya untuk nantinya menjadi penghuni sorga, yakni tempat di akhirat yang memberikan penuh kebahagian dan kenikmatan seperti yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang taat beribadat menjalankan kewajiban yang diperintahkanNya.
Sahabatku,
Nilai-nilai lain yang dilahirkan dari ibadah puasa adalah ketahanan rohaniah. Karena puasa melatih jiwa mengendalikan dan menguasai hawa nafsu. Sementara ketahanan rohaniah seseorang akan mampu menghadapi setiap tantangan dan godaan yang hendak menyesatkan atau menjatuhkan kita. Ketahanan rohaniah sangat diperlukan bagi keluarga muslim dalam kehidupan dunia modern saat ini (agar kita terhindar dari pengaruh negatif sarana komunikasi, narkoba, dls).
Nilai lainnya, dengan berpuasa orang semakin menyadari akan nikmat yang diberikan Allah. Semua nikmat itu disadari ketika nikmat itu hilang atau lenyap dari seseorang. Dengan berpuasa, maka dengan kemauan sendiri orang menahan dirinya tidak makan dan tidak minum sehari penuh. Dengan demikian dia dapat merasakan bagaimana nikmat yang diberikan Allah, sesuatu yang pernah dimilikinya manakala hal itu tidak dimilikinya lagi.
Ibadah puasa juga melatih seseorang utk berserah diri kpd Allah s.w.t. (Allah yang mengatur kemampuan kita), puasa juga menguatkan kemauan (ada tantangan dan godaan menyuruh mundur) , jujur (walau dalam keadaan sendiri tanpa diawasi pun tidak minum dan makan, dll),
Sahabatku,
Demikianlah dari semua uraian di atas, maka ibadah puasa yang kita lakukan dalam bulan Ramadhan tersebut, banyak mengandung nilai-nilai ubudiah (untuk bekal kehidupan kita yang kekal kelak), dan juga mengandung nilai-nilai luhur yang berguna dalam menjalani hidup dan kehidupan ini. Semoga bermanfaat. (HRN).
Sahabatku,
Umat Islam Indonesia umumnya telah melaksanakan ibadah "nisfu sa'ban" pada malam 14 ke 15 bulan Sya'ban 1431 H atau bertepatan pada Senin malam tanggal 26 ke 27 Juli 2010. Sehubungan dengan itu pula maka dalam 15 hari mendatang kita kaum Muslimin akan memasuki bulan Ramadhan, bulan semua umat Islam akan melaksakan ibadah wajib "puasa" Ramadhan.
Sahabatku,
Insya Allah, Ramadhan mubarak akan menjelang kita pada tanggal 11 atau 12 Agustus 2010 yang akan datang. Banyak hikmah yang terkandung di dalam bulan yang suci ini. Nabi Muhammad s.a.w. kepada kita umatnya, mengabarkan tentang Ramadhan, sebagaimana sabdanya:
“Telah datang bulan Ramadhan mengunjungi kamu, bulan yang amat utama, sambut dan elu-elukanlah kedatangannya itu. Dia datang membawa bermacam-macam berkah, muliakanlah dia laksana menghormati tamu. Seandainya umatku mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam bulan Ramadhan itu, pastilah mereka menginginkan supaya seluruh bulan dalam setahun terdiri dari bulan Ramadhan. Karena dalam bulan Ramadhan itu berkumpul bermacam-macam kebaikan yang memberi pahala, taat yang diterima, do’a diperkenankan, dosa diampuni, dan timbul kerinduan akan sorga”.
Sahabatku,
Kalau kita perhatikan isi hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas tersebut, maka hikmah yang terkandung dalam bulan Ramadhan selain mengandung nilai-nilai Ubudiah (penghambaan diri kpd Allah), juga mengandung nilai-nilai Etika yang memberi tuntunan dalam hidup kita bermasyarakat.
Nilai-nilai ubudiah yang terkandung dalam bulan Ramadhan tersebut seperti:
1. Ramadahan sebagai sumber kebaikan:
Kita mengetahui bahwa puasa dalam bulan Ramadhan selain sebagai salah satu rukun Islam, juga merupakan lahan yang mendatangkan pahala yang berlipat ganda. Karena itu pada malam hari selama bulan Ramadhan kita dianjurkan melaksanakan :
-shalat tarawih, i’tikaf di mesjid, tilawatul Qur’an, meningkatkan do’a memohon ampun kepada Allah, mengeluarkan sedekah, serta perbuatan-perbuatan baik lainnya. Karena itulah Ramadhan dikatakan sebagai sumber kebaikan.
2. Pada bulan Ramadhan ketaatan kita diterima oleh Allah, Attaata Makbulatun (segala amal ibadah akan diterima oleh Allah).
3. Pada bulan Ramadhan segala doa diperkenankan. Setiap doa yang baik yang dimohonkan dalam bulan Ramadhan akan diperkenankan oleh Allah s.w.t. Karena itu dalam bulan Ramadhan memberikan kesempatan kepada kaum muslimin untuk meningkatkan doa untuk kemaslahatan kehidupan di dunia dan di akhirat.
4. Pada bulan Ramadhan dosa-dosa diampuni.
Yang dimaksudkan disini bahwa pada bulan Ramadhan terdapat peluang yang memberi kesempatan kepada kaum muslimin utk meningkatkan amaliah, sehingga kumpulan kebaikan yang dilakukan seorang hamba tersebut dapat menghapus dosa-dosanya. Allah menegaskan dalam surah Al Hud (114):
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan kebaikan itu menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk”.
5. Bulan Ramadhan menimbulkan kerinduan untuk nanti bisa memasuki sorga. Bulan Ramadhan dengan segala kesempatan untuk melakukan amaliah itu menumbuhkan upaya untuk nantinya menjadi penghuni sorga, yakni tempat di akhirat yang memberikan penuh kebahagian dan kenikmatan seperti yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang taat beribadat menjalankan kewajiban yang diperintahkanNya.
Sahabatku,
Nilai-nilai lain yang dilahirkan dari ibadah puasa adalah ketahanan rohaniah. Karena puasa melatih jiwa mengendalikan dan menguasai hawa nafsu. Sementara ketahanan rohaniah seseorang akan mampu menghadapi setiap tantangan dan godaan yang hendak menyesatkan atau menjatuhkan kita. Ketahanan rohaniah sangat diperlukan bagi keluarga muslim dalam kehidupan dunia modern saat ini (agar kita terhindar dari pengaruh negatif sarana komunikasi, narkoba, dls).
Nilai lainnya, dengan berpuasa orang semakin menyadari akan nikmat yang diberikan Allah. Semua nikmat itu disadari ketika nikmat itu hilang atau lenyap dari seseorang. Dengan berpuasa, maka dengan kemauan sendiri orang menahan dirinya tidak makan dan tidak minum sehari penuh. Dengan demikian dia dapat merasakan bagaimana nikmat yang diberikan Allah, sesuatu yang pernah dimilikinya manakala hal itu tidak dimilikinya lagi.
Ibadah puasa juga melatih seseorang utk berserah diri kpd Allah s.w.t. (Allah yang mengatur kemampuan kita), puasa juga menguatkan kemauan (ada tantangan dan godaan menyuruh mundur) , jujur (walau dalam keadaan sendiri tanpa diawasi pun tidak minum dan makan, dll),
Sahabatku,
Demikianlah dari semua uraian di atas, maka ibadah puasa yang kita lakukan dalam bulan Ramadhan tersebut, banyak mengandung nilai-nilai ubudiah (untuk bekal kehidupan kita yang kekal kelak), dan juga mengandung nilai-nilai luhur yang berguna dalam menjalani hidup dan kehidupan ini. Semoga bermanfaat. (HRN).
Langganan:
Postingan (Atom)