Jumat, 27 Mei 2016

D O A



DOA

Ya Allah, ampunilah dosa kami dan belas kasihanilah kami serta cukupkanlah segala kekurangan kami.  Ya Allah berilah kami petunjuk dan berilah maaf kepada kami, serta berilah kami kesehatan dan rezki yang halal. 

Ya Allah, kami tahu bahwa Engkau ciptakan kami datang ke bumi ini dalam keadaan suci tanpa dosa, tapi kami lengah ya Allah, karena itu lindungilah kami ya Allah dari syetan yang memperdaya.

Ya Allah, kami sadar bahwa kami disuruh memilih untuk menjadi penghuni sorga yang Engkau ciptakan bagi mereka yang bersujud kepadaMu, atau menjadi penghuni neraka bagi mereka yang melalaikan ibadah kepadaMu. Karena itu berilah kami kekuatan dan selalu ingat untuk bersujud kepadaMu. 

Ya Allah, kami tahu akan sifatMu yang rahman dan rahim, yang telah membeikan kenikmatan hidup, kebahagiaan dengan rezki yang Engkau berikan, dan segala macam kenikmatan lainnya yang Engkau berikan kepada setiap umat manusia di bumi milikMu ini. Karena itu kami mengakui bahwa diri kami tergadai kepadaMu. Berilah kami kemampuan menebus diri kami dengan ibadah seperti yang Engkau tuntut, agar kami tidak terlempar ke dalam jahannam yang Engkau ciptakan.

Ya Allah, berilah kami keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, serta lindungilah kami dari musibah karena perbuatan zalim hamba-hambaMu. 
Ya Allah, perkenankanlah doa kami.

Rabu, 30 Maret 2016

suku dayak



 Siapa Sebenarnya Suku Dayak Itu ?

Apabila ada orang yang menyebut “Suku Dayak”, maka dengan cepat terlintas dalam pikiran kita , bahwa suku ini terdapat di Kalimantan. Tapi mungkin pula banyak yang belum mengetahui sebab munculnya  istilah “Dayak “ itu sendiri.

Menurut Fridolin Ukur, pemakaian istilah Dayak dalam arti yang positif untuk menandai suku-suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan, baru mulai diintrodusir oleh Dr. August Harderland (1858). Sebelumnya istilah itu dipergunakan sebagai kata ejekan atau kata penghinaan bagi penduduk asli yang masih jauh ketinggalan bila dibandingkan dengan suku-suku lainnya di bagian pantai yang datang kemudian.

Penduduk asli itu sendiri pada mulanya tidak mengenal nama Dayak untuk penamaan bagi suku-suku secara keseluruhan. Mereka menyebut diri suku mereka menurut tempat atau daerah kediaman mereka masing-masing yang umumnya dihubungkan dengan sungai. Seperti Oloh Kapuas, Oloh Kahayan, Oloh Katingan, Oloh Barito, dan sebagainya.

Sejak dipergunakannya nama Dayak ini secara positif oleh Handerland, maka selanjutnya kata tersebut dipergunakan untuk memberikan identitas bagi seluruh ”penduduk asli” di Kalimantan, yakni untuk mereka yang tergolong pada keturunan bangsa Melayu pertama (Proto Melayu).

Pemakaian istilah Dayak tidak dapat dikatakan seakan-akan mencakup satu kesatuan etnis, tapi satu wilayah yang meliputi sejumlah suku-suku bangsa Dayak. Pada umumnya istilah Dayak ditujukan kepada penduduk yang menghuni pedalaman Kalimantan, dan sekarang istilah Dayak sudah diterima oleh penduduk pedalaman Kalimantan, sebagai identitas mereka atau nama sukunya tanpa ada kandungan arti yang negatif.

Penduduk Dayak meliputi beratus-ratus suku, yang biasanya dibedakan atas beberapa kelompok suku. W. Stohr mengelompokkan penduduk Dayak berdasarkan kekeluargaan atau persamaan upacara kematian atas (1) Ot Danum, yang meliputi ot Danum dan Ngaju serta Maanyan dan Lawangan, (2) Murut, yang meliputi Dusun Murut dan Kelabit, (3) Klemantan, yang meliputi Klemantan dan Dayak Barat.

Tjilik Riwut, mantan Gubernur Kalimantan Tengah mengemukakan tujuh macam suku Dayak, yaitu: (1) Dayak Ngaju, (2) Dayak Ot Danum, (3) Dayak Apukayan, (4) Dayak Iban atau Hiban, (5) Dayak Klemantan atau Dayak Darat, (6) Dayak Murut, dan (7) Dayak Punan. Pengelompokan ini hanya berdasarkan hasil pengamatan dan tidak dijelaskan berdasarkan perbedaan bahasa atau ciri-ciri  perbedaan sosial  budaya lainnya.

(bersambung)        

Selasa, 29 Maret 2016

kehidupan dan perjuangan kartini



Mengungkap Sejarah:
KEHIDUPAN DAN PERJUANGAN KARINI

Oleh: Drs. H. Ramli Nawawi

Setiap tanggal 21 April bangsa Indonesia, khususnya kaum wanita Indonesia kembali mengadakan perayaan da peringatan Hari Kartini. Perayaan dan peringatan dengan tujuan untuk membangkitkan kembali semangat ide dan perjuangan Kartini, jelas mempunyai arti yang besar bagi seluruh bangsa Indonesia, terlebih bagi kaum wanitanya, di saat-saat kita banga Indonesia sekarang sedang melakukan pembangunan.

Kartini yang dilahirkan pada tanggal 21 April 1879 yang lalu , adalah seorang pelopor pergerakan wanita Indonesia pertama yang memperjuangkan pendidikan dan pengajaran bagi puteri-puteri bangsa kita. Apabila sebelumnya wanita Indonesia oleh adat yang berlaku hanya dipersiapkan untuk mengurus rumah tangga dan anak-anaknya , maka sesuadah Kartini tampil dengan ide dan perjuangannya mulai terjadilah perubahan-perubahan.

Kartini menyadari keterbelakangan wanita Indonesia pada waktu itu, karena sebagai anak Bupati Jepara ia sering bertukar pikiran dengan tamu-tamu yang datang ke tempat kediamannya. Baik tamu itu keluarga bangsa Indonesia atau keluarga bangsa Belanda. Kartini bertukar pikiran dan pengalaman-pengalaman dengan mereka. Dengan demikian ia dapat membandingkan dengan apa yang dialami oleh wanita Indonesia dan apa yang telah dicapai oleh wanita bangsa lain.

Kartini berpendapat bahwa keterbelakangan wanita indonesia pada waktu itu adalah akibat dari kekurangan pendidikan dan pengajaran. Pengajaran untuk anak perempuan masih sedikit sekali, bukan hanya karena kekurangan gedung-gedung sekolah, juga oleh karena orang tua tidak mengizinkan anak-anak gadis pergi ke sekolah berhubung dengan adart istiadat. (bersambung).    

Minggu, 28 Februari 2016

PANDANGAN HIDUP ORANG BANJAR

by: Ramli Nawawi

 Kalimantan Selatan tidak hanya dihuni oleh suku Banjar, ada pula suku Bakumpai yang temasuk juga sebagai suku Banjar, tetapi mengembangkan bahasa sendiri (bahasa Bakumpai) yang berbeda sekali dengan bahasa Banjar. Dj daerah pegunungan sebelah timur terdapat kelompok-kelompok masyarakat terasing yang dinamakan orang Bukit yang sering digolongkan kedalam suku Dayak. Penamaan orang Bukit ini lebih mengacu mengacu pada daerah tempat tinggal yang berada diperbukitan.

Masyarakat suku  Banjar yang merupakan penghuni terbesar di daerah ini menganut ajaran agama Islam yang kuat. Upacara keagamaan dapat dilihat baik pada acara resmi pemerintah maupun yang dilakukan masyarakat umum.Berbagai tindakan yang akan dikerjakan dimintakan do'a restu atas nama agama dengan melakukan selamatan dipimpin seorang ulama. Misalnya dalam kehidupan jika sakit tidaklah cukup meminta obat kepada dokter, melainkan juga minta do'a kepada seorang ulama. Begitu juga  apabila menghadapi anak yang nakal , tidak cukup melakukan pendidikan keluarga namun juga dirasa perlu mendapatkan nasihat dari seorang ulama. Bahkan tidak jarang pula seseorang yang akan memulai pekerjaannya perlu minta restu kepada ulama yang berpengaruh di darah tersebut.

Masyarakat suku Banjar yang sangat terikat dengan ajaran dan hukum Islam  tidak memberikan ruang kepada praktek dan perilaku non Islami di masyarakat. Sehubungan dengan itu sebuah keluarga yang tidak berhasil mendidik putra-putrinya menjadi seorang muslim dan muslimah yang baik akan merasa malu di masyrakatnya.

.Dalam masalah adat istiadat yang berkaitan dengan daur hidup, masyarakat suku Banjar  (bersambung)

HARI KIAMAT

Hari kiamat, apakah hari kiamat itu?
Tahukah kamu, apakah hari kiamat itu?
Yaitu hari , dimana seluruh manusia seperti kupu-kupu yang bertebaran,
Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan kebaikannya,
maka ia berada dalam kehidupan yang memuaskan .
Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya,
maka tempat kembalinya adalah neraka  Hawiyah.
Dan tahukah kamu, apakah Hawiyah itu,
(Yaitu) api yang sangat panas
(Al Qur’an, surah Al-Qari’ah)    

Minggu, 31 Januari 2016

Dibalik peristiwa sekitar 17 Agustus 1945



Berita Proklamasi Tersebar Secara
Bisik-bisik di Kandangan

Oleh
Drs. H. Ramli Nawawi

Masa 70 tahun adalah masa alih suatu generasi, karena itu masyarakat Indonesia saat ini sudah sebagian besar adalah orang-orang yang lahir sesudah kemerdekaan.Semakin jauh jarak waktu suatu peristiwa terjadi apalagi bagi mereka yang lahir jauh sesudah peristiwa terjadi, akan semakin rentan terjadinya keliru persepsi tentang peristiwa tersebut
Ketika itulah perlu peran sejarah untuk menjembatani seseorang dengan masa terjadinya suatu peristiwa. Manakala orang tidak mengenal sejarah maka akan terjadi miskonsepsi yang akan membuat seseorang kurang memahami makna sustu peristiwa yang pernah terjadi.
Proklamasi 17 Agustus 1945 yang diperingati dan dirayakan kembali setiap tahun, adalah suatu kejadian besar yang kemudian menentukan jalannya sejarah bangsa Indonesia Proklamasi kemerdikaan 



(bersambung)






                               

Sabtu, 30 Januari 2016

Takdir Cinta

Ceritera ini fiksi, kalau ada kesamaan nama, tempat dan lainnya dibuat hanya
kebetulan, entri ini sambungan dari entri 20
Oleh: Ramli Nawawi

21. MENAPAK PERJALANAN CINTA
Selesai mandi dan shalat Asar Ana duduk santai di kursi tamu rumahnya. Ana baru membuka Majalah Wanita yang baru dibelinya di jalan waktu pulang mengajar di sekolahnya.  Baru sempat membaca judul naskah yang akan dibacanya, Ana ada mendengar salam dari teras rumahnya. Alaikum salaam, sahut Ana sambil bangkit dari kursinya dan menuju pintu rumahnya.
”Alhamdulillah, kejutan banget niih”, pukau Ana melihat Ali yang sudah berdiri di depannya.
”Tapi tamunya diterima enggak nih”, sapa Ali.
“Ya, kalau enggak you, aku tanya dulu cari siapa”, sahut Ana.
“Udah, masuk dulu”, sambung Ana sambil membimbing tangan Ali menuju kursi panjang yang biasa mereka duduk berdua.
“Enggak marah ya Na tidak bisa datang sesuai janji”, pancing Ali.
“Kan you sudah beri kabar, marahnya tu kalau you lengket dengan siswi yang you pilih untuk mengisi acara pertemuan malam seni itu Li”, tegas Ana.
“Enggak laaah, Ana sayang”, goda Ali sambil merapatkan duduknya ke Ana.
’Percaya seratus persen”, cetus Ana.
”Nah gitu dong”, sahut Ali.
”Sebentar Li, aku beri tahu mama kalau tamu yang datang sore-sore ini tunangannya Ana, nanti dikira mama orang lain”, sentil Ana.

Selang beberapa menit Ana sudah kembali sambil membawa baki yang berisi dua gelas teh dan toples kue seperi biasa.
”Masih suka minum teh manis kan Li”, goda Ana sambil meletakkan cangkir teh di meja depan Ali.
”Tehnya tetap manis, dan sore ni Ana nya juga lebih manis, dan sejak tadi aku lihat you tampak segar bugar Na”, balas goda Ali.
”O betul ya Li, kan Ana mulai Minggu istirahat di rumah, hari ini Senin juga santai di rumah, kan sudah libur, Kamis sudah mulai puasa kan Li”, jelas Ana.
”Gimana enggak bahagia nih kalau punya tunangan seperti you Na”, sanjung Ali.
”Sudah lah pujiannya, ayu minum Li”, ajak Ana  sambil membukakan toples kue untuk Ali.
”Mama ada Na”, tanya Ali.
“Ada, tadi sudah aku bilang dengan mama, kalau yang datang tu Ali. Mama hanya bilang, sekolahnya sudah libur juga ya”, gitu aja terang Ana.
”Lalu apa you bilang”, tanya Ali.
”Aku bilang ”ya ma”, gitu aja sambil aku siapin teh nih”, jelas Ana lagi.
”Naah sekarang ceritera Li”, sambung Ana, ”gimana  nih you bisa datang  agak sore, tak bawa kendaraan juga”, pinta Ana.
”Sejak tadi aku mau jelasin, mengapa menemui you diwaktu sudah sore gini, tapi you seperti sudah maklum”, bilang Ali.
Ana hanya senyum menanggapi ucapan Ali.
”Iyakan Na”, cetus Ali.
“Baru turun dari bus rombongan wisata yang menuju ke Barabai kan Li”, sungka Ana.
”Nah benar kan Na, intuisi you tu banyak tepatnya”, ujar Ali.
”Intuisi pilih siswi pengisi pertemuan malam seni....”, cetus Ana.
”Kalau yang itu salaaaahh”, tukas Ali.
”Alhamdulillah”, tukas Ana.

Sudah tak terasa  Ali menamu di rumah Ana sudah sejam lebih. Bunyi guntur tanda-tanda akan turun hujan sejak kurang lebih setengah jam yang lalu sudah mulai kedengaran gerimis.
”Tadi aku rencana pinjam kenderaan you untuk ke rumah di kampung. Besok pagi aku kembalikan sekalian mau pergi ke Barabai”, jelas Ali.
”Kan sudah libur Li, ngapain ke Barabai lagi”, tukas Ana.
”Kendaraan aku kan masih di Barabai sayang, juga Raport semesteran baru dibagi Rabu lusa, manisku”, goda Ali.
”Boleh enggak besok aku ikut ke Barabai bersama you”, balas goda Ana.
”Boleh enggak oleh mama”, desak Ali.    
Belum sempat Ana bicara, ibunya Ana masuk kamar tamu menyapa Ali.
”Nak Ali baru pulang dari Barabai ya?”, tanya ibunya Ana.
”Bukan ma, pulang dari Banjarmasin kemaren ikut rombongan sekolah, tadi turun dari bus tidak ikut langsung ke Barabai”, jelas Ali.
”Oh gitu..., sudah hujan nih, kalu mau ke belakang silakan Li”, tawar ibu Ana.
”Enggih ma”, jawab Ali, bersamaan dengan kembalinya ibunya Ana ke ruang tengah.  
”Kayanya mama menawarkan kalu you mau shalat Ashar Li”, duga Ana.
”Oh bilang Na sama mama, tadi shalat Asarnya waktu mampir di Masjid kota Rantau Na”, jelas Ali.
”Kalau gitu aku ke dalam dulu Li”, cetus Ana.
”Anu ma ”, bilang Ana kepada ibunya:” Ali tu tadi ikut rombongan sekolahnya pulang dari Banjarmasin, tapi sampai sini tidak ikut langsung ke Barabai, mau pinjam kendaraan Ana nginap di rumahnya dan besok baru ke Barabai naik bus”, jelas Ana.
”Oo gitu, mama hanya nawarkan jangan-jangan nak Ali mau ke belakang tapi sungkan”,  bilang ibunya.
”Mungkin nanti kalau dia perlu pasti bilang sama Ana, katanya tadi shalat Asarnya  juga sudah waktu mampir di masjid kota Rantau”, jelas Ana lagi.
”Kalau masih hujan gini jangan biarkaan Ali pergi dulu”, pesan ibunya.kepada Ana.
”Baik ma”, bilang Ana pendek sambil kembali ke ruang tamu menemani Ali.

Kini Ana duduk kembali di kursi mengambil posisi berhadapan dengan Ali. Sementara di luar hujan masih cukup deras.
”Bicara apa Na sama mama”, tanya Ali.
“Aku bilang you tu mau pulang ke rumah you, besok baru ke Barabai, Ashar tadi sudah di masjid Rantau”, jelas Ana.
“Bilang juga mau pinjam kendaraan you kan?, bilang Ali.
”Sudah, tapi mama bilang kalau masih hujan jangan pergi”, ujar Ana.
”Kalau hujannya enggak reda-reda”, tukas Ali.
”Pokoknya pesan mama jangan pergi”, tegas Ana.

Jam di dinding ruang dalam rumah Ana terdengar berdentang enam kali. Waktu Magrib di kota Kandangan bertepatan dengan pukul 18.30, berari kurang lebih setengah jam lagi waktu shalat Magrib tiba.
”Li, you dari Banjarmasin, nginap di sana dua malam, kok enggak bawa tas pakaian?”, tiba-tiba tanya Ana.
”Bawa Na, tuh aku tingal di teras”, jawab Ali.
“Lo aku enggak lihat tadi”, tukas Ana.
”Itu karena sebelum aku ucap salam sudah kutaruh di sana”, jelas Ali.
”Kalu gitu aku ambil nih”, bilang Ana sambil bangkit langsung ke teras, dan masuk menjinjing tas punya Ali.
”Apa nih isinya”, sambung Ana sambil meletakkannya di kursi samping Ali.
”Enggak apa-apa hanya sarung dan pakaian lainnya”, ujar Ali.
”Kalu gitu nih sesuai tawaran mama tadi, you silakan ke kamar mandi, ganti pakaian, kalau mau shalat jamaah dengan aku boleh”, tawar Ana.
”Tawaran mandi dan ganti pakaian boleh, shalat Magribnya silakan duluan”, kata Ali.
”Shalat jamaahnya kalau sudah nikah nanti ya Li”, bilang Ana sambil ketawa.

Dengan membawa sarung dan pakaian penggati Ali mengikuti Ana menunjukkan kamar mandi. Sementara itu Ana yang mengambil wudhu dan langsung melaksanakan shalat Magrib. Selesai mandi dan ganti pakaian serta berwudhu Ali kembali ke kamar tamu. Ana yang sudah selesai shalat, mengamparkan sajadah di ruang tengah. Kemudian menunjukkan kepada Ali sajadah tempat melaksanakan shalat. Selesai shalat dan berdoa Ali kembali ke kamar tamu, di sana Ana sudah duduk  dan di meja sudah ada dua gelas teh panas manis untuk mereka berdua.
”Kapan buatnya Na”, bilang Ali melihat ada dua gelas teh panas.
”Aku hanya ngangkatnya yang buat mama”, bilang Ana.
”Nanti bilang sama mama Na, mama sangat baik, sangat perhatian sama Ali, karena itu tak mungkin Ali akan mengecewakan Ana anaknya”, bilang Ali spontan.
”Itu yang Ana inginkan Li, setiap akhir shalat Ana selalu berdoa agar perjalanan cinta kita sampai nanti telah nikah dan shalat kita berdua seterusnya juga akan berjamaah”,.kata Ana penuh harap.
”Alhamdulillah Na, hujannya kayanya mulai mereda”, ucap Ali.
“Tapi you enggak boleh pergi sebelum hujannya reda”, cegah Ana.
“Kalau enggak reda-reda gimana”, desak Ali.
”Nginap Li, ada kamar untuk you”, cetus Ana minta kesediaan Ali sambil bangkit dan duduk di kursi panjang di si samping Ali.
”Untuk Ana yang kucintai pasti Ali tak akan menolaK”, cetus Ali meyakinkan.

(bersambung)