Disusun: Ramli Nawawi
Belajar sejarah membuat orang menjadi pandai menyesuaikan diri dengan masanya. Sejarah dengan segala peristiwanya yang sudah lewat dapat dijadikan sebagai cermin kehidupan. J. Russel mengatakan dengan belajar sejarah orang tidak akan tertumbuk pada satu tiang yang sama untuk kedua kalinya. Kesalahan-kesalahan masa lampau dijaga agar tidak terulang lagi.
Belajar sejarah dengan cara tiga dimensi menjadikan seseorang mampu melihat jauh ke depan. Dengan mengetahui peristiwa atau peroses kejadian yang telah berlalu, mempelajari dan menganalisa keadaan yang sedang berlaku, maka orang akan dapat mengetahui bagaimana masa yang akan datang. Sehubungan dengan itu seseorang dapat menentukan sikap apa yang perlu dilakukannya.
Dengan belajar sejarah membuat orang bersikap hati-hati pada masanya. Seorang yang idealis ingin kalau hidupnya dapat memberikan “sesuatu” yang berarti bagi orang lain. Ia banyak belajar dari sejarah bahwa banyak tokoh-tokoh dunia yang hidup abadi dalam sejarah. Jasadnya hancur tapi namanya menghias lembaran sejarah sebagai orang-orang yang mempunyai andil besar dalam kehidupan umat manusia. Sejarah tidak dapat dipaksa untuk tetap menceritakan sesuatu yang keliru. Ia terus berproses sehingga kebenaran telah menang. Sejarahlah yang menilai siapa sebenarnya seseorang itu pada zamannya. Ia akan mewariskan kebanggaan atau kebencian.
Dan dengan belajar sejarah kita tahu bahwa ada priode-priode dalam kehidupsn ini. Generasi ke generasi ada kaitan dan hubungan yang berantai. Apa y ang diwarisi oleh suatu generasi adalah hasil kegiatan perbuatan generasi sebelumnya. Apakah kita menaruh hormat atau merasa mempunyai tanggung jawab morel terhadap hasil perjuangan generasi terdahulu banyak ditentukan bagaimana pengertian sejarah bagi generasi pada masanya.
Sehubungan dengan itu mempelajari sejarah bukan untuk menghafal nama-nama dan tahun-tahun, akan tetapi melihat gejala-gejala dan kejadian-kejadian serta rangkaian sebab akibat suatu peristiwa. Demikian juga harus menanamkan pengertian “kenapa” dan “apa” sebab suatu terjadi dalam ruang, tempat dan waktu yang tertentu. (HRN).
(HRN: Maaf naskah ini jangan di copy ke blog lain).
Belajar sejarah membuat orang menjadi pandai menyesuaikan diri dengan masanya. Sejarah dengan segala peristiwanya yang sudah lewat dapat dijadikan sebagai cermin kehidupan. J. Russel mengatakan dengan belajar sejarah orang tidak akan tertumbuk pada satu tiang yang sama untuk kedua kalinya. Kesalahan-kesalahan masa lampau dijaga agar tidak terulang lagi.
Belajar sejarah dengan cara tiga dimensi menjadikan seseorang mampu melihat jauh ke depan. Dengan mengetahui peristiwa atau peroses kejadian yang telah berlalu, mempelajari dan menganalisa keadaan yang sedang berlaku, maka orang akan dapat mengetahui bagaimana masa yang akan datang. Sehubungan dengan itu seseorang dapat menentukan sikap apa yang perlu dilakukannya.
Dengan belajar sejarah membuat orang bersikap hati-hati pada masanya. Seorang yang idealis ingin kalau hidupnya dapat memberikan “sesuatu” yang berarti bagi orang lain. Ia banyak belajar dari sejarah bahwa banyak tokoh-tokoh dunia yang hidup abadi dalam sejarah. Jasadnya hancur tapi namanya menghias lembaran sejarah sebagai orang-orang yang mempunyai andil besar dalam kehidupan umat manusia. Sejarah tidak dapat dipaksa untuk tetap menceritakan sesuatu yang keliru. Ia terus berproses sehingga kebenaran telah menang. Sejarahlah yang menilai siapa sebenarnya seseorang itu pada zamannya. Ia akan mewariskan kebanggaan atau kebencian.
Dan dengan belajar sejarah kita tahu bahwa ada priode-priode dalam kehidupsn ini. Generasi ke generasi ada kaitan dan hubungan yang berantai. Apa y ang diwarisi oleh suatu generasi adalah hasil kegiatan perbuatan generasi sebelumnya. Apakah kita menaruh hormat atau merasa mempunyai tanggung jawab morel terhadap hasil perjuangan generasi terdahulu banyak ditentukan bagaimana pengertian sejarah bagi generasi pada masanya.
Sehubungan dengan itu mempelajari sejarah bukan untuk menghafal nama-nama dan tahun-tahun, akan tetapi melihat gejala-gejala dan kejadian-kejadian serta rangkaian sebab akibat suatu peristiwa. Demikian juga harus menanamkan pengertian “kenapa” dan “apa” sebab suatu terjadi dalam ruang, tempat dan waktu yang tertentu. (HRN).
(HRN: Maaf naskah ini jangan di copy ke blog lain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar