Sejarah serba subyek,
sejarah serba obyek
Oleh: Ramli Nawawi
Berapa banyaknya difinisi tentang
sejarah?. Sepertinya belum ada orang
yang menghitung dan mengklasifikasikannya. Sejarah yang dalam pengertian
sederhana berarti ”masa lampau” itu, dapat mengundang tanggapan-tanggapan yang
filosofis dan bahkan skeptis dan sarkastik. Herder mendifinisasikan sebagai
proses ke arah tercapainya kemanusian yang tertinggi, sementara Voltaire
mengejek dengan menyebutnya sejarah tak lebih dari tableau ketololan manusia.
Lain lagi kepercayaan orang yang menganggap bahwa sejarah adalah proses samsara
yang ingin sesegeranya mereka tinggalkan. Sedangkan sejarah bagi Marxist adalah
proses ke arah tercapainya masyarakat ideal tanpa kelas. Dan banyak lagi sikap
dan pandangan filosofis lain tentang sejarah.
Di sini kita tidak akan membahas tentang filsafat sejarah. Untuk mengerti
apa itu sejarah, kita cukup membalik-balik kamus-kamus secara terbatas. Dalam
Kamus Inggeris (1951) The concise Oxford dictionary , History
berarti: Continuous methodical record of public event; Study of growth of
nations; Whole train of events connected with nation, person, thing, etc. Daam Kamus Belanda Verklarend
handwoordenbook der NederlandseTaal,M.J. Koenen-J. Endepols (1939) hal. 323,
Geschiedenis berarti: Voorval, gebeutenis; Verhaal van hetgeen gebeurd is; Vak
van wetenschap. Dan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh W.J.S.
Poerwadarminta 1952, Sejarah berarti: (1) Kesusasteraan Lama; silsilah;asal
usul; (2) Kejadian dan peristiwa yang benar-benar telah terjadi pada masa yang
lampau; riwayat.
Maka apabila kita perhatikan difinisi-difinisi di atas, maka yang dimaksud
sejarah tersebut sekurangnya ada 3 hal, yakni:
- Kejadian-kejadian, perisiwa-peristiwa seluruhnya yang berhubungan dengan negara, manusia, benda dan sebagainya. Dengan singkat adalah seluruh perubahan yang nyata di dalam manusia sekitar kita,
- Ceritera yang tersusun sistimatis (teratur) daripada kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa umum.
- Ilmu (science, wetenschap) yang bertugas menyelidiki perkembangan negara-negara, peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian lampau.
Ceritera tentang peubahan-perubahan dan sebagainya serta ilmu yang
menyelidiki perubahan-perubahan tersebut itu pada dasarnya merupakan kegiatan
manusia. Dalam hal ini manusia berperan sebagai subyek. Jadi sejarah sebagai
ceritera dan sejarah sebagai ilmu adalah ciptaan manusia. Manusia sebagai
subyek atau pemegang peranan membuat ilmu dan ceritera. Ilmu sejarah dan
ceritera sejarah disebut sejarah serba subyek.
Perubahan-perubahan dan peristiwa-peristiwa terjadi tidak semata-mata karena kehendak manusia, serba tidak langsung
terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak dengan persetujuan manusia. Segala
sesuatu seolah-olah menurut kodrat sendiri atau menurut kehendak Tuhan.
Kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa di luar kegiatan manusia ini disebut
sejarah serba obyek.
(HRN, disusun dari berbagai sumber)
.
(HRN: Maaf naskah ini jangan di copy ke blog lain).
(HRN, disusun dari berbagai sumber)
.
(HRN: Maaf naskah ini jangan di copy ke blog lain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar