AWAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Disusun oleh: Ramli Nawawi
Peristiwa
penyerangan Markas Tentara Jepang di Kotabaru oleh massa rakyat Yogyakarta
untuk merebut senjata dari tangan tentara Jepang, merupakan peristiwa pertama
di Yogyakarat dalam usaha rakyat menegakkan dan mempertahankan Proklamasi 17
Agustus 1945 yang menelan korban
sejumlah kusuma bangsa. Setelah peristiwa tersebut, dengan telah berhasil
ditawannya tentara Jepang maka kekuasaan telah berada di tangan rakyat Yogyakarta. Selanjutnya tokoh-tokoh rakyat di Yogyakarta
mulai membentuk lembaga-lembaga sebagaimana diinstruksikan Pemerintah Pusat, ketika
itu Yogyakarta sudah berstatus sebagai daerah
istimewa
Status sebagai Daerah
Istimewa Yogyakarta telah diakui oleh Pemerintah Pusat sejak 6 September 1945, hal ini berkaitan
dengan adanya sambutan Sultan Hamengku
Buwono IX tanggal 20 Agustus 1945 yang mendukung Proklamasi 17 Agustus 1945, dan kemudian dipertegas lagi
dengan dikeluarkannya amanat masing-masing oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan oleh Sri Paku Alam VIII pada tanggal 5
September 1945 yang berisi antara lain Kesunanan Ngayogyakarta dan Paku Alaman
menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia.
Langkah
selanjutnya adalah dilakukannya pembentukan dan pemberdayaan Komite Nasional
Daerah (KNID) Yogyakarta. Kalau dulu bulan
pertama sesudah proklamasi dalam rangka menjaga ketertiban dan kesatuan
tindakan, pemerintah di Yogyakarta dijalankan oleh KNI Daerah bersama dengan
Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII, maka lembaga ini kemudian
mengangkat anggotanya sebanyak 87 orang. Sebagai penasihat tercatat BPH
Puruboyo, Ki Bagus Hadikusomo dan Dr. Soekiman, sedangkan untuk ketua dijabat
oleh Moh. Saleh. Badan yang berkantor di Hooko Kai Jalan KHA Dahlan ini kemudian mengatur
langkah-langkah untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan di samping untuk
menyalurkan dan memperjuangkan keinginan rakyat.
Namun perjuangan
melawan penjajahan terhadap bangsa dan negara ini tidak berakhir sampai dengan
lepasnya bangsa Indonesia
dari cengkeraman bangsa Jepang. Datangnya Belanda untuk berkuasa kembali di Indonesia
membawa bangsa ini kemudian memasuki masa-masa perjuangan untuk mempertahankan
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tersebut. Tidak terhitung korban jiwa,
raga dan harta benda rakyat Indonesia
sehingga kemudian bangsa ini menndapatkan pengakuan dunia sebagai bangsa yang
merdeka dan berdaulat.
Demikian kita
kenang dan kita hargai pengorbanan mereka sebagai putra-putri bangsa yang
mewariskan kemerdekaan tanah air ini kepada kita kini, hingga kepada anak cucu
kita kemudian. Semoga amal dan
pengorbanan mereka diterima dan mendapat ganjaran yang berlipat pada sisi Allah
Subhanahu wa Taala. Amiin. (HRN).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar