Jumat, 27 Februari 2015

AWAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA



AWAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Disusun oleh: Ramli Nawawi

Peristiwa penyerangan Markas Tentara Jepang di Kotabaru oleh massa rakyat Yogyakarta untuk merebut senjata dari tangan tentara Jepang, merupakan peristiwa pertama di Yogyakarat dalam usaha rakyat menegakkan dan mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 yang menelan  korban sejumlah kusuma bangsa. Setelah peristiwa tersebut, dengan telah berhasil ditawannya tentara Jepang maka kekuasaan telah berada di tangan rakyat Yogyakarta. Selanjutnya tokoh-tokoh rakyat di Yogyakarta mulai membentuk lembaga-lembaga  sebagaimana diinstruksikan Pemerintah Pusat, ketika itu Yogyakarta sudah berstatus sebagai daerah istimewa

Status  sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta telah diakui oleh Pemerintah Pusat sejak 6 September 1945, hal ini berkaitan dengan adanya sambutan  Sultan Hamengku Buwono IX tanggal 20 Agustus 1945 yang mendukung Proklamasi  17 Agustus 1945, dan kemudian dipertegas lagi dengan dikeluarkannya amanat masing-masing oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX  dan oleh Sri Paku Alam VIII pada tanggal 5 September 1945 yang berisi antara lain Kesunanan Ngayogyakarta dan Paku Alaman menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia.

Langkah selanjutnya adalah dilakukannya pembentukan dan pemberdayaan Komite Nasional Daerah (KNID) Yogyakarta. Kalau dulu bulan pertama sesudah proklamasi dalam rangka menjaga ketertiban dan kesatuan tindakan, pemerintah di Yogyakarta dijalankan oleh KNI Daerah bersama dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII, maka lembaga ini kemudian mengangkat anggotanya sebanyak 87 orang. Sebagai penasihat tercatat BPH Puruboyo, Ki Bagus Hadikusomo dan Dr. Soekiman, sedangkan untuk ketua dijabat oleh Moh. Saleh. Badan yang berkantor di Hooko Kai  Jalan KHA Dahlan ini kemudian mengatur langkah-langkah untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan di samping untuk menyalurkan dan memperjuangkan keinginan rakyat.

Namun perjuangan melawan penjajahan terhadap bangsa dan negara ini tidak berakhir sampai dengan lepasnya bangsa Indonesia dari cengkeraman bangsa Jepang. Datangnya Belanda untuk berkuasa kembali di Indonesia membawa bangsa ini kemudian memasuki masa-masa perjuangan untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tersebut. Tidak terhitung korban jiwa, raga dan harta benda rakyat Indonesia sehingga kemudian bangsa ini menndapatkan pengakuan dunia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Demikian kita kenang dan kita hargai pengorbanan mereka sebagai putra-putri bangsa yang mewariskan kemerdekaan tanah air ini kepada kita kini, hingga kepada anak cucu kita kemudian. Semoga amal dan pengorbanan mereka diterima dan mendapat ganjaran yang berlipat pada sisi Allah Subhanahu wa Taala. Amiin. (HRN).    

Tidak ada komentar: