Jumat, 20 September 2013

SEKILAS TENTANG KOTAMADYA BANJARMASIN



SEKILAS TENTANG KOTAMADYA BANJARMASIN
IBU KOTA PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
Oleh: Ramli Nawawi

Secara geografis Kotamadya Banjarmasin terletak di antara 3° 15 LS sampai dengan 3° 22 LS dan 114° 98 BT, pada ketinggian rata-rata 0,16 meter di bawah permukaan air laut. Karena itu pada waktu terang bulan air laut bagian selatan naik ke sungai, pantai, dan menggenangi jalan-jalan yang rendah permukaannya  di Kotamadya Banjarmasin. Air laut yang naik ini disebut ”banyu pasang”. Jika banyu teramat dalam disebut pasang ramban, dan kalau pasang terjadi dua kali sehari semalam disebut ”pasang pin dua”. Pada waktu musim kemarau panjang, air pasang ini naik membawa air asin, yang diucapkan oleh orang Banjar muara atau kuala sebagai ”masin”. Hal ini pula menurut  versi penduduk setempat melahirkan nama Banjarmasin.
Sebagaimana daerah lain yang letaknya dekat dengan daerah garis khatulistiwa, Banjarmasin termasuk daerah yang berudara panas, iklim tropis, lembab dan umumnya banyak turun hujan, rata-rata tiap bulan 6-15 hari dengan curah hujan rata-rata 2000-2700 mm, terbesar dalam bulan Desember/Januari dan terkecil dalam bulan Juli/Agustus.  Masing-masing dapat disebut musim timur yang menghembuskan angin yang membawa hawa panas dan musim barat yang membawa hawa dingin dan mengandung basah. Keadaan suhu rata-rata di antara 26° C hingga 34° C. Sesuai dengan keadaan alamnya Banjarmasin dialiri oleh banyak sungai besar dan kecil yang kesemuanya dimanfaatkan untuk sarana perhubungan antar kota, desa dan daerah. Diantaranya adalah Sungai Barito yang terbesar, Sungai Martapura dan sungai-sungai kecil lainnya.
Dekat muara Sungai Barito terdapat pulau-pulau, yaitu Pulau Bakut, Pulau Kambang, Pulau Tempurung, Pulau Tamban, Pulau Alalak dan Pulau Kaget. Di antara pulau-pulau itu Pulau Kambang yang terkenal dipandang keramat oleh sebagian orang dari suku tertentu  di Kalimantan Selatan. Pulau ini seluruhnya didiami oleh kera-kera yang dipandang keramat, diberi sesaji, kemenyan, makanan dan buah-buahan. Kotamadya Banjarmasin sendiri terletak pada sebuah pulau atau delta yang disebut Pulau Tatas, letaknya tidak jauh dari Muara Sungai Barito.
Kotamadya Banjarmasin saat ini di sebelah utara berbatasan dengan Daerah Tingkat II Kabupaten Barito Kuala, di sebelah selatan dengan Daerah Tingkat II Kabupaten Tanah Laut, , di sebelah timur dengan Daerah Tingkat II Kabupaten Banjar, dan di sebelah barat dengan Sungai Barito wilayah Kabupaten Barito Kuala.
Kotamadya Banjarmasin mempunyai luas lebih kurang 72.0776 km²  atau 7.207,76 ha, dengan rincian sebagai berikut: tanah bangunan  1.861,85 ha (25,8%), tanah perkebunan 1.980,20 ha (27,5%), tanah persawahan 2.746,81 ha (38,1%), jalan/sungai 426,26 ha (5,9%), dan rawa-rawa/tanah kosong 192,54 ha (2,7%) * data 1990. Pusat kota terletak di suatu dataran delta di muara cabang Sungai Barito dan keadaan tanahnya hampir seluruhnya merupakan rawa-rawa dan kadang-kadang digenangi air.
Hoone, seorang ahli geologi yang melakukn penelitian tentang Kota Banjarmasin, berkesimpulan bahwa pada kedalaman 4,5 meter sampai dengan 11 meter, jenis batuannya empuk, hitam, lumpur dan tanah liat dengan batang pohon rapuh. Pada kedalaman 26 meter sampai 33 meter, ditemukan tanah merah, tanah liat warna kelabu .Sampai kedalaman itu merupakan bentuk batas-batas geologis. Sampai kedalaman 50 meter terdapat olioceenlogen di atas Zaman Kuartair. Untuk menentukan batas alluvial dan diluvial menemui kesulitan, karena kekurangan bukti-bukti konkret.
Keadaan penggunaan tanah akan selalu berubah sesuai dengan perkembangan kota. Dengan bertambahnya jumlah penduduk di masa mendatang akan menunjukkan, bahwa penggunaan tanah perkebunan, persawahan dan tanah kosong lainnya akan berangsur-angsur berkurang, dan sebaliknya tanah-tanah bangunan akan bertamabah. (RN, Sejarah Kota Banjarmasin).       
  

Tidak ada komentar: