MEMAHAMI MAKNA RAJAB
Kita saat ini tengah berada dalam bulan Rajab tahun 1430 H, yakni bulan yang mempunyai makna tersendiri bagi setiap umat Islam. Karena pada bulan ini 14 abad yang lalu terjadi peristiwa besar Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw.
Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad Saw di malam hari dari Masjidil Haram Mekah sampai ke Masjidil Aqsa Palestina. Sedangkan Mi’raj berarti naik dari bumi sampai ke Syitratil Muntaha. Dalam rangka memenuhi panggilan Allah Azza wa Jalla.
Peristiwa Isra Mi’raj ini telah diabadikan Allah Swt dalam firman-Nya:
“Maha suci Allah yang telah menjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui (Al-Isra:1)
Peristiwa Isra Mi’rajnya Nabi Muhammad Saw yang terjadi hanya dalam satu malam tersebut adalah peristiwa yang berada di luar jangkauan akal manusia. Karena itu peristiwa Isra Mi’raj merupakan pemantapan iman umat Islam dari sejak zaman Muhammad hingga sekarang. Bagi seseorang yang beriman kepada Rasul Muhammad Saw, maka dia tidak sangsi akan kebenaran segala penghabaran Rasulnya. Walaupun yang diberitakan tersebut di luar jangkauan daya pikir manusia biasa.
Karena itu peristiwa Isra Mi’raj merupakan ujian Allah Swt terhadap keimanan seseorang yang terjadi pada jaman Nabi Muhammad Saw, yakni sejauh mana seseoranng dapat yakin hatinya terhadap sesuatu yang gaib, yang terjadi atas semata-mata kekuasaan Tuhan. Peristiwa Isra Mi’raj berfungsi dalam memisahkan mana muslim yang mukmin, dan mana muslim yang hatinya penuh keraguan.
Memang tujuan Allah Swt mengisrakan dan memi’rajkan Muhammamd Saw, Allah hendak memperlihatkan kepada Rasul Nya tentang tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Nya, memperlihatkan tentang keajaiban ciptaan Nya.
Juga untuk menenangkan hati Rasul, yang ditinggalkan wafat paman beliau Abu Thalib pembela beliau menghadapi orang-orang Qurais penentangnya, dan wafatnya isteri beliau Khadijah yang membela beliau dalam suka dan duka, juga untuk penenang hati beliau karena walau sudah 11 tahun berda’wah masih sedikit pengikut beliau.
Selain itu peristiwa isra mi’rajnya Nabi Muhamad Saw tersebut di jaman kita saat ini bagi kaum muslimin juga merupakan ujian Allah Swt terhadap keimanan umat yang mewarisi keislaman yang di syiarkan Muhammad Saw pada 14 abad yang lalu itu. Apakah seseorang merupakan orang yang yakin akan kekusaan Allah yang tak terbatas, atau ia seorang yang ragu terhadap kejadian yang dikehendaki Allah Swt yang tak terjangkau oleh ratio manusia tersebut.
Demikian juga ketika terjadi berbagai musibah melanda bumi, melanda segolongan umat manusia, maka itu juga merupakan seleksi yang memisahkan antara orang-orang muslim yang ingat dan sadar akan kekuasaan Allah, sehingga mereka tergolong orang-orang yang sabar, dan kemudian meningkatkan ketaqwaannya dan ibadahnya, serta berdoa dan meminta pertolongan hanya kepada Allah Swt.
Sementara mereka yang lupa kepada Allah Swt, akan semakin jauh kepada Allah, maka mereka meminta pertolongan dan berdoa dengan mempersembahkan sesaji, sehingga mereka termasuk golongan orang yang ingkar (musyrik) kepada Allah Swt.
Dengan memahami makna Rajab bulan diisrakan dan dimi’rajkannya Rasul Muhammad Saw pada 14 abad yang lalu itu, semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu mendapatkan berkah dan hidayah Allah Swt.
Bukan termasuk golongan orang-orang yang tidak yakin akan kekuasaan-Nya, sehingga tidak selalu berdoa meminta kehidupan bahagia, dan tidak meminta perlindungan dari berbagai bala benccana kepada-Nya. Padahal Allah Swt adalah pemilik dan pengatur alam semesta ini. (HRN, dari berbagai sumber).
Senin, 20 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar